Ratih Rosmalia, Yusnita Febrianti, Harits Masduqi, E. L. Zen
{"title":"印尼教育局祈使句分析","authors":"Ratih Rosmalia, Yusnita Febrianti, Harits Masduqi, E. L. Zen","doi":"10.17977/um064v3i22023p311-322","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The power relations between high rank officials and their staff seem to shape various forms of communication patterns, especially in terms of commanding or directing. In this research, the researcher discusses the use of command utterances by high rank officials and staff at the Education Office of Malang Regency in giving orders to internship students. To perform this analysis, the researcher employed a descriptive-qualitative approach with the Speech Act theory suggested by Yule (1996) and Searle (1985) as an analytical tool. The result shows that there are three types of directive speech acts namely implicit ordering, commanding, and ordering. The high rank officials and staff at the Education Office of Malang Regency had great respect for someone who had no position, for example an internship student. This could be seen by always using the word “please” when ordering. The expression of respect is also shown by saying “thank you” after the completion of certain task. The result of this current research provides an overview of how communication in the workplace embodies power relations, especially in formal settings such as government offices. Communication between the Malang Regency Education Office and internship students can be seen as an example that power relations with negative connotations do not always occur in every government agency for the sake of humanity and mutual respect to all people in the agency.\nKeywords: power relation in the workplace; directive speech act; imperative sentences\nAnalisis Ujaran Kalimat Imperatif di Lingkungan Dinas Pendidikan di Indonesia\nRelasi kekuasaan antara pemimpin dan stafnya tampak membentuk berbagai bentuk pola komunikasi, terutama dalam hal memerintah atau mengarahkan. Dalam penelitian ini, oleh karena itu, peneliti membahas penggunaan ujaran perintah oleh staf dan kepala bidang di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dalam memberikan perintah kepada pekerja magang. Untuk melakukan analisis ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif dengan menggunakan teori Speech Act yang dikemukakan oleh Yule (1996) dan Searle (1985) sebagai alat analisis. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis tindak tutur direktif yang ditemukan, yaitu implicit ordering, commanding, dan ordering. Para pimpinan dan staf di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang sangat menghormati seseorang yang tidak memiliki jabatan, misalnya mahasiswa magang. Hal ini terlihat dari tindakannya yang selalu menggunakan kata “tolong” saat memesan. Ungkapan rasa hormat juga ditunjukkan dengan mengucapkan “terima kasih” setelah selesainya suatu kegiatan. Hasil penelitian saat ini memberikan gambaran tentang bagaimana komunikasi di tempat kerja mewujudkan hubungan kekuasaan, terutama dalam pengaturan formal seperti kantor-kantor pemerintah. Komunikasi antara Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dengan mahasiswa magang dapat dilihat sebagai contoh bahwa relasi kuasa yang berkonotasi negatif tidak terjadi di setiap instansi pemerintah demi kemanusiaan dan saling menghormati kepada semua orang termasuk dalam instansi tersebut.\nKata Kunci: relasi kuasa di tempat kerja; tindak tutur direktif; kalimat perintah","PeriodicalId":337772,"journal":{"name":"JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-02-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"An Analysis of Imperative Sentences Uttered by The Education Office in Indonesia\",\"authors\":\"Ratih Rosmalia, Yusnita Febrianti, Harits Masduqi, E. L. Zen\",\"doi\":\"10.17977/um064v3i22023p311-322\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"The power relations between high rank officials and their staff seem to shape various forms of communication patterns, especially in terms of commanding or directing. In this research, the researcher discusses the use of command utterances by high rank officials and staff at the Education Office of Malang Regency in giving orders to internship students. To perform this analysis, the researcher employed a descriptive-qualitative approach with the Speech Act theory suggested by Yule (1996) and Searle (1985) as an analytical tool. The result shows that there are three types of directive speech acts namely implicit ordering, commanding, and ordering. The high rank officials and staff at the Education Office of Malang Regency had great respect for someone who had no position, for example an internship student. This could be seen by always using the word “please” when ordering. The expression of respect is also shown by saying “thank you” after the completion of certain task. The result of this current research provides an overview of how communication in the workplace embodies power relations, especially in formal settings such as government offices. Communication between the Malang Regency Education Office and internship students can be seen as an example that power relations with negative connotations do not always occur in every government agency for the sake of humanity and mutual respect to all people in the agency.\\nKeywords: power relation in the workplace; directive speech act; imperative sentences\\nAnalisis Ujaran Kalimat Imperatif di Lingkungan Dinas Pendidikan di Indonesia\\nRelasi kekuasaan antara pemimpin dan stafnya tampak membentuk berbagai bentuk pola komunikasi, terutama dalam hal memerintah atau mengarahkan. Dalam penelitian ini, oleh karena itu, peneliti membahas penggunaan ujaran perintah oleh staf dan kepala bidang di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dalam memberikan perintah kepada pekerja magang. Untuk melakukan analisis ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif dengan menggunakan teori Speech Act yang dikemukakan oleh Yule (1996) dan Searle (1985) sebagai alat analisis. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis tindak tutur direktif yang ditemukan, yaitu implicit ordering, commanding, dan ordering. Para pimpinan dan staf di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang sangat menghormati seseorang yang tidak memiliki jabatan, misalnya mahasiswa magang. Hal ini terlihat dari tindakannya yang selalu menggunakan kata “tolong” saat memesan. Ungkapan rasa hormat juga ditunjukkan dengan mengucapkan “terima kasih” setelah selesainya suatu kegiatan. Hasil penelitian saat ini memberikan gambaran tentang bagaimana komunikasi di tempat kerja mewujudkan hubungan kekuasaan, terutama dalam pengaturan formal seperti kantor-kantor pemerintah. Komunikasi antara Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dengan mahasiswa magang dapat dilihat sebagai contoh bahwa relasi kuasa yang berkonotasi negatif tidak terjadi di setiap instansi pemerintah demi kemanusiaan dan saling menghormati kepada semua orang termasuk dalam instansi tersebut.\\nKata Kunci: relasi kuasa di tempat kerja; tindak tutur direktif; kalimat perintah\",\"PeriodicalId\":337772,\"journal\":{\"name\":\"JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts\",\"volume\":\"17 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-02-27\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.17977/um064v3i22023p311-322\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17977/um064v3i22023p311-322","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
高层官员与下属之间的权力关系似乎形成了各种形式的沟通模式,特别是在指挥或指挥方面。在本研究中,研究者探讨了玛琅县教育办公室的高级官员和工作人员在向实习学生下达命令时使用的命令话语。为了进行这一分析,研究者采用了描述-定性的方法,并将Yule(1996)和Searle(1985)提出的言语行为理论作为分析工具。结果表明,指令性言语行为有三种类型,即隐含命令、命令和命令。玛琅县教育办公室的高级官员和工作人员非常尊重没有职位的人,例如实习学生。这可以从点餐时总是使用“请”这个词看出。在完成某项任务后说“谢谢”也是表达尊重的一种方式。目前的研究结果概述了工作场所的沟通如何体现权力关系,特别是在政府办公室等正式环境中。玛琅县教育办公室与实习学生之间的沟通可以看作是一个例子,因为人道和对机构内所有人的相互尊重,并不是每个政府机构都有负面内涵的权力关系。关键词:职场权力关系;指示性言语行为;祈使句,祈使句,祈使句,祈使句,祈使句,祈使句,祈使句,祈使句,祈使句,祈使句,祈使句,祈使句,祈使句,祈使句,祈使句马来人民共和国,马来人民共和国,马来人民共和国工作人员,马来人民共和国工作人员,马来人民共和国工作人员,马来人民共和国工作人员,马来人民共和国工作人员。Untuk melakakan analysis ini, peneliti menggunakan pendekatan deskrititiff - kalitatiff denengan menggunakan teori Speech Act yang dikemukakan oleh Yule (1996) dan Searle (1985) sebagai alatan analysis。Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis tindak tuturektif yang ditemukan, yitu隐含命令,命令,命令。Para pimpinan dan工作人员di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang sangat menghormati seseorang yang tidak memiliki jabatan, misalnya mahasiswa magang。Hal ini terlihat dari tindakannya yang selalu menggunakan kata " tolong "(龙)是什么意思?" terima kasih " setelah selesainya suatu kegiatan。哈西尔penelitian saat ini成员kan gambaran tentantanbagaimana komunikasi di tempat kerja mewujudkan hubungan kekuasaan, terutama dalam pengaturan正式的独立kantor-kantor permerintah。Komunikasi antara Dinas Pendidikan kabupten Malang dengan mahasiswa magang dapat dilii sebagai contoi bahwa relasi kuasa yang berkonotasi negative - tidak terjadi di seapap insta pendididikan和dansaling menghormati kepada semua orang termasuk dalam instaji。Kata Kunci:放松的kuasa di tempat kerja;我的未来直接;kalimat perintah
An Analysis of Imperative Sentences Uttered by The Education Office in Indonesia
The power relations between high rank officials and their staff seem to shape various forms of communication patterns, especially in terms of commanding or directing. In this research, the researcher discusses the use of command utterances by high rank officials and staff at the Education Office of Malang Regency in giving orders to internship students. To perform this analysis, the researcher employed a descriptive-qualitative approach with the Speech Act theory suggested by Yule (1996) and Searle (1985) as an analytical tool. The result shows that there are three types of directive speech acts namely implicit ordering, commanding, and ordering. The high rank officials and staff at the Education Office of Malang Regency had great respect for someone who had no position, for example an internship student. This could be seen by always using the word “please” when ordering. The expression of respect is also shown by saying “thank you” after the completion of certain task. The result of this current research provides an overview of how communication in the workplace embodies power relations, especially in formal settings such as government offices. Communication between the Malang Regency Education Office and internship students can be seen as an example that power relations with negative connotations do not always occur in every government agency for the sake of humanity and mutual respect to all people in the agency.
Keywords: power relation in the workplace; directive speech act; imperative sentences
Analisis Ujaran Kalimat Imperatif di Lingkungan Dinas Pendidikan di Indonesia
Relasi kekuasaan antara pemimpin dan stafnya tampak membentuk berbagai bentuk pola komunikasi, terutama dalam hal memerintah atau mengarahkan. Dalam penelitian ini, oleh karena itu, peneliti membahas penggunaan ujaran perintah oleh staf dan kepala bidang di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dalam memberikan perintah kepada pekerja magang. Untuk melakukan analisis ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif dengan menggunakan teori Speech Act yang dikemukakan oleh Yule (1996) dan Searle (1985) sebagai alat analisis. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis tindak tutur direktif yang ditemukan, yaitu implicit ordering, commanding, dan ordering. Para pimpinan dan staf di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang sangat menghormati seseorang yang tidak memiliki jabatan, misalnya mahasiswa magang. Hal ini terlihat dari tindakannya yang selalu menggunakan kata “tolong” saat memesan. Ungkapan rasa hormat juga ditunjukkan dengan mengucapkan “terima kasih” setelah selesainya suatu kegiatan. Hasil penelitian saat ini memberikan gambaran tentang bagaimana komunikasi di tempat kerja mewujudkan hubungan kekuasaan, terutama dalam pengaturan formal seperti kantor-kantor pemerintah. Komunikasi antara Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dengan mahasiswa magang dapat dilihat sebagai contoh bahwa relasi kuasa yang berkonotasi negatif tidak terjadi di setiap instansi pemerintah demi kemanusiaan dan saling menghormati kepada semua orang termasuk dalam instansi tersebut.
Kata Kunci: relasi kuasa di tempat kerja; tindak tutur direktif; kalimat perintah