苏伊文文文文NGADHA,弗洛雷斯,东努萨

F. A. Nai
{"title":"苏伊文文文文NGADHA,弗洛雷斯,东努萨","authors":"F. A. Nai","doi":"10.53441/jl.vol3.iss1.26","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Studi tentang fungsi dan makna alegori dalam teks syair su’i uwi dengan menggunakan pendekatan ekokritik sastra menempatkan bahasa dan sastra lisan dalam koridor kesadaran akan lingkungan kehidupan, baik hayati maupun sosial budaya. Ekokritik merupakan salah satu prinsip dalam ekolinguistik dialektikal yang digagas oleh Halliday (2001) dengan mengkritisi bagaimana sistem bahasa berpengaruh pada perilaku penggunanya dalam mengelola lingkungan.  Menurut Halliday bahasa dan lingkungan merupakan dua hal yang  saling mempengaruhi. Halliday juga berpijak pada interelasi bahasa dan lingkungannya seperti yang diformulasikan oleh Jorgen Chr Bang dan Jorgen Door (1993) dalam mengenalkan teori dialektikal ekolinguistik. Teori dialektikal tersebut kemudian melahirkan pendekatan ekokritik sastra dengan dua pendekatan yakni wacana dan realita untuk mengungkapkan makna tekstual dan faktual yang terkandung dalam teks. Hasil analisis menunjukkan data tekstual berupa kisah perjalanan kehidupan para leluhur sampai di Ngadha dan secara faktual dengan menggunakan alegori alam, tumbuhan, dan hewan serta peristiwa perjalanan, teks su’i uwi menampilkan kisah perjalanan batin menuju kehidupan yang lebih berkualitas dengan keberpihakan kepada pelestarian bumi dan ekosistem yang ada di dalamnya. Terdapat 4 makna alegori yakni, ekologis, sosial, hukum adat, dan religious. Makna ekokritik  yakni makna ekopolitik berupa saran agar para pembuat kebijakan di daerah Ngadha memiliki political will yang bersandar pada akar tradisi su’i uwi. Political will dari Pemerintah Daerah dalam mendukung ritus-ritus budaya seperti reba. sehingga upaya melestarikan bumi dan ekosistem yang terkandung didalam teks-teks tersebut menjadi informasi baru yang terbarukan karena kembali dicanangkan dalam setiap pelaksanaan ritus reba.","PeriodicalId":367260,"journal":{"name":"Jurnal Lazuardi","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"FUNGSI DAN MAKNA ALEGORI DALAM SYAIR SU’I UWI SASTRA LISAN NGADHA , FLORES, NUSA TENGGARA TIMUR\",\"authors\":\"F. A. Nai\",\"doi\":\"10.53441/jl.vol3.iss1.26\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Studi tentang fungsi dan makna alegori dalam teks syair su’i uwi dengan menggunakan pendekatan ekokritik sastra menempatkan bahasa dan sastra lisan dalam koridor kesadaran akan lingkungan kehidupan, baik hayati maupun sosial budaya. Ekokritik merupakan salah satu prinsip dalam ekolinguistik dialektikal yang digagas oleh Halliday (2001) dengan mengkritisi bagaimana sistem bahasa berpengaruh pada perilaku penggunanya dalam mengelola lingkungan.  Menurut Halliday bahasa dan lingkungan merupakan dua hal yang  saling mempengaruhi. Halliday juga berpijak pada interelasi bahasa dan lingkungannya seperti yang diformulasikan oleh Jorgen Chr Bang dan Jorgen Door (1993) dalam mengenalkan teori dialektikal ekolinguistik. Teori dialektikal tersebut kemudian melahirkan pendekatan ekokritik sastra dengan dua pendekatan yakni wacana dan realita untuk mengungkapkan makna tekstual dan faktual yang terkandung dalam teks. Hasil analisis menunjukkan data tekstual berupa kisah perjalanan kehidupan para leluhur sampai di Ngadha dan secara faktual dengan menggunakan alegori alam, tumbuhan, dan hewan serta peristiwa perjalanan, teks su’i uwi menampilkan kisah perjalanan batin menuju kehidupan yang lebih berkualitas dengan keberpihakan kepada pelestarian bumi dan ekosistem yang ada di dalamnya. Terdapat 4 makna alegori yakni, ekologis, sosial, hukum adat, dan religious. Makna ekokritik  yakni makna ekopolitik berupa saran agar para pembuat kebijakan di daerah Ngadha memiliki political will yang bersandar pada akar tradisi su’i uwi. Political will dari Pemerintah Daerah dalam mendukung ritus-ritus budaya seperti reba. sehingga upaya melestarikan bumi dan ekosistem yang terkandung didalam teks-teks tersebut menjadi informasi baru yang terbarukan karena kembali dicanangkan dalam setiap pelaksanaan ritus reba.\",\"PeriodicalId\":367260,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Lazuardi\",\"volume\":\"57 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-04-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Lazuardi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.53441/jl.vol3.iss1.26\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Lazuardi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53441/jl.vol3.iss1.26","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

uwi对文学生态批判方法的研究将语言和口头文学置于生物和社会文化意识的走廊中。生态批评是Halliday(2001)所阐述的可识别生态语言学的原则之一,该原则批评语言系统如何影响其使用者的环境管理行为。哈利代认为语言和环境是相互影响的两件事。Halliday还利用其语言和环境的干扰,这是由Jorgen Bang和Jorgen Door(1993)设计的,目的是引入生态语言偏见理论。辩证理论随后产生了一种生态批判的文学方法,其中两种是话语和现实,揭示了文本中所包含的文本和事实意义。分析显示,祖先的生命旅程的文本记录到Ngadha,并与自然寓言、植物、动物和旅游事件相一致。四种具有生态学、社会、部落法和宗教意义的寓言意义。“生态批评”是指生态政治建议,即Ngadha地区的政策制定者将政治利益建立在苏伊乌维传统的基础上。地方政府的政治意志支持像雷巴这样的文化仪式。因此,这些文本对地球和生态系统的保护努力在每一种仪式中都得到重申,成为新的可再生信息。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
FUNGSI DAN MAKNA ALEGORI DALAM SYAIR SU’I UWI SASTRA LISAN NGADHA , FLORES, NUSA TENGGARA TIMUR
Studi tentang fungsi dan makna alegori dalam teks syair su’i uwi dengan menggunakan pendekatan ekokritik sastra menempatkan bahasa dan sastra lisan dalam koridor kesadaran akan lingkungan kehidupan, baik hayati maupun sosial budaya. Ekokritik merupakan salah satu prinsip dalam ekolinguistik dialektikal yang digagas oleh Halliday (2001) dengan mengkritisi bagaimana sistem bahasa berpengaruh pada perilaku penggunanya dalam mengelola lingkungan.  Menurut Halliday bahasa dan lingkungan merupakan dua hal yang  saling mempengaruhi. Halliday juga berpijak pada interelasi bahasa dan lingkungannya seperti yang diformulasikan oleh Jorgen Chr Bang dan Jorgen Door (1993) dalam mengenalkan teori dialektikal ekolinguistik. Teori dialektikal tersebut kemudian melahirkan pendekatan ekokritik sastra dengan dua pendekatan yakni wacana dan realita untuk mengungkapkan makna tekstual dan faktual yang terkandung dalam teks. Hasil analisis menunjukkan data tekstual berupa kisah perjalanan kehidupan para leluhur sampai di Ngadha dan secara faktual dengan menggunakan alegori alam, tumbuhan, dan hewan serta peristiwa perjalanan, teks su’i uwi menampilkan kisah perjalanan batin menuju kehidupan yang lebih berkualitas dengan keberpihakan kepada pelestarian bumi dan ekosistem yang ada di dalamnya. Terdapat 4 makna alegori yakni, ekologis, sosial, hukum adat, dan religious. Makna ekokritik  yakni makna ekopolitik berupa saran agar para pembuat kebijakan di daerah Ngadha memiliki political will yang bersandar pada akar tradisi su’i uwi. Political will dari Pemerintah Daerah dalam mendukung ritus-ritus budaya seperti reba. sehingga upaya melestarikan bumi dan ekosistem yang terkandung didalam teks-teks tersebut menjadi informasi baru yang terbarukan karena kembali dicanangkan dalam setiap pelaksanaan ritus reba.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
IDIOMATIC PHRASES IN MARRIAGE SPEECH OF HELONG TRIBUTE CUSTOMS AS AN ENRICHMENT OF TEACHING MATERIALS FOR SEMANTIC LECTURES PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA KOMUNIKASI DI LAMAN GRUP FACEBOOK “VIKTOR LERIK BEBAS BERBICARA” PEMBELAJARAN LITERASI DI LPTK UNDANA MENYONGSONG GENERASI EMAS INDONESIA ANALISIS CAMPUR KODE DALAM ALBUM HAVI HARDIANO Tindak Tutur Ilokusi dan Fungsinya dalam Wacana Iklan Lingkungan Hidup di Media Sosial
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1