Hendra Riansyah, Dessy Maulidya Maharani, Agung Nugroho
{"title":"Pandan、Suji、Katuk和Kelor提取物的颜色强度和稳定性是天然绿色染料的来源","authors":"Hendra Riansyah, Dessy Maulidya Maharani, Agung Nugroho","doi":"10.26578/JRTI.V15I1.6549","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pewarna alami memiliki kelemahan berupa intensitas dan stabilitasnya yang rendah. Klorofil sebagai sumber pewarna hijau alami memiliki kelebihan yang tidak dimiliki pewarna sintetis. Selain lebih aman, klorofil dapat berfungsi sebagai antioksidan yang dapat memberikan beberapa aktivitas farmakologi. Identifikasi dan kuantifikasi klorofil pada berbagai tumbuhan hijau telah banyak dilaporkan, namun masih terbatas yang memberikan rekomendasi mengenai jenis bahan apa yang lebih potensial untuk dimanfaatkan sebagai sumber klorofil. Penelitian ini bertujuan membandingkan kekuatan (intensitas) warna ekstrak dan stabilitasnya dari empat jenis tumbuhan yang potensial dan umum digunakan secara tradisional, yaitu daun pandan (Pandanus amaryllifolius), daun suji (Pleomele angustifolia), daun katuk (Sauropus androgynus), dan daun kelor (Moringa oleifera). Intensitas dan stabilitas larutan ekstrak warna tumbuhan yang dipilih dinilai secara objektif dengan mengukur nilai absorbansinya pada panjang gelombang 500 nm menggunakan UV-Vis Spektrofotometer dan komposisi RGB melalui penilaian citra digital, serta secara subjektif melalui pengujian hedonik. Stabilitas warna diuji selama tujuh hari penyimpanan dengan perlakuan tambahan berupa penambahan dan tanpa penambahan NaHCO3. Dari aspek intensitas warna, ekstrak suji menampilkan kriteria yang lebih baik dengan menghasilkan nilai absorbansi, komposisi RGB, dan kesukaan yang lebih tinggi dibanding ekstrak warna lainnya. Penambahan NaHCO3 pada larutan ekstrak suji dapat meningkatkan intensitas dan juga stabilitas warnanya. Keunggulan ekstrak pandan terdapat pada aspek rasa dan aroma, di mana tidak dimiliki oleh ekstrak suji. Kelemahan ekstrak pandan adalah stabilitasnya yang rendah selama penyimpanan, meskipun telah ditambahkan dengan basa NaHCO3.","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Intensitas dan Stabilitas Warna Ekstrak Daun Pandan, Suji, Katuk, dan Kelor Sebagai Sumber Pewarna Hijau Alami\",\"authors\":\"Hendra Riansyah, Dessy Maulidya Maharani, Agung Nugroho\",\"doi\":\"10.26578/JRTI.V15I1.6549\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pewarna alami memiliki kelemahan berupa intensitas dan stabilitasnya yang rendah. Klorofil sebagai sumber pewarna hijau alami memiliki kelebihan yang tidak dimiliki pewarna sintetis. Selain lebih aman, klorofil dapat berfungsi sebagai antioksidan yang dapat memberikan beberapa aktivitas farmakologi. Identifikasi dan kuantifikasi klorofil pada berbagai tumbuhan hijau telah banyak dilaporkan, namun masih terbatas yang memberikan rekomendasi mengenai jenis bahan apa yang lebih potensial untuk dimanfaatkan sebagai sumber klorofil. Penelitian ini bertujuan membandingkan kekuatan (intensitas) warna ekstrak dan stabilitasnya dari empat jenis tumbuhan yang potensial dan umum digunakan secara tradisional, yaitu daun pandan (Pandanus amaryllifolius), daun suji (Pleomele angustifolia), daun katuk (Sauropus androgynus), dan daun kelor (Moringa oleifera). Intensitas dan stabilitas larutan ekstrak warna tumbuhan yang dipilih dinilai secara objektif dengan mengukur nilai absorbansinya pada panjang gelombang 500 nm menggunakan UV-Vis Spektrofotometer dan komposisi RGB melalui penilaian citra digital, serta secara subjektif melalui pengujian hedonik. Stabilitas warna diuji selama tujuh hari penyimpanan dengan perlakuan tambahan berupa penambahan dan tanpa penambahan NaHCO3. Dari aspek intensitas warna, ekstrak suji menampilkan kriteria yang lebih baik dengan menghasilkan nilai absorbansi, komposisi RGB, dan kesukaan yang lebih tinggi dibanding ekstrak warna lainnya. Penambahan NaHCO3 pada larutan ekstrak suji dapat meningkatkan intensitas dan juga stabilitas warnanya. Keunggulan ekstrak pandan terdapat pada aspek rasa dan aroma, di mana tidak dimiliki oleh ekstrak suji. Kelemahan ekstrak pandan adalah stabilitasnya yang rendah selama penyimpanan, meskipun telah ditambahkan dengan basa NaHCO3.\",\"PeriodicalId\":117182,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Riset Teknologi Industri\",\"volume\":\"25 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-06-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Riset Teknologi Industri\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.26578/JRTI.V15I1.6549\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Riset Teknologi Industri","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V15I1.6549","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Intensitas dan Stabilitas Warna Ekstrak Daun Pandan, Suji, Katuk, dan Kelor Sebagai Sumber Pewarna Hijau Alami
Pewarna alami memiliki kelemahan berupa intensitas dan stabilitasnya yang rendah. Klorofil sebagai sumber pewarna hijau alami memiliki kelebihan yang tidak dimiliki pewarna sintetis. Selain lebih aman, klorofil dapat berfungsi sebagai antioksidan yang dapat memberikan beberapa aktivitas farmakologi. Identifikasi dan kuantifikasi klorofil pada berbagai tumbuhan hijau telah banyak dilaporkan, namun masih terbatas yang memberikan rekomendasi mengenai jenis bahan apa yang lebih potensial untuk dimanfaatkan sebagai sumber klorofil. Penelitian ini bertujuan membandingkan kekuatan (intensitas) warna ekstrak dan stabilitasnya dari empat jenis tumbuhan yang potensial dan umum digunakan secara tradisional, yaitu daun pandan (Pandanus amaryllifolius), daun suji (Pleomele angustifolia), daun katuk (Sauropus androgynus), dan daun kelor (Moringa oleifera). Intensitas dan stabilitas larutan ekstrak warna tumbuhan yang dipilih dinilai secara objektif dengan mengukur nilai absorbansinya pada panjang gelombang 500 nm menggunakan UV-Vis Spektrofotometer dan komposisi RGB melalui penilaian citra digital, serta secara subjektif melalui pengujian hedonik. Stabilitas warna diuji selama tujuh hari penyimpanan dengan perlakuan tambahan berupa penambahan dan tanpa penambahan NaHCO3. Dari aspek intensitas warna, ekstrak suji menampilkan kriteria yang lebih baik dengan menghasilkan nilai absorbansi, komposisi RGB, dan kesukaan yang lebih tinggi dibanding ekstrak warna lainnya. Penambahan NaHCO3 pada larutan ekstrak suji dapat meningkatkan intensitas dan juga stabilitas warnanya. Keunggulan ekstrak pandan terdapat pada aspek rasa dan aroma, di mana tidak dimiliki oleh ekstrak suji. Kelemahan ekstrak pandan adalah stabilitasnya yang rendah selama penyimpanan, meskipun telah ditambahkan dengan basa NaHCO3.