{"title":"Peramalan Data Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Menggunakan Model Hybrid ARIMA-GARCH","authors":"Tasya Noor Octa Melana, Suwanda","doi":"10.29313/bcss.v3i2.9165","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract. The Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) time series model is usually used to predict the value of time series data in the future. This method will be optimal if the underlying assumptions are met. One of the assumptions that must be fulfilled is homogeneity in variance. This study discusses the handling of heteroscedasticity in time series data, namely by hybridizing the ARIMA model and the GARCH model in general written ARIMA(p,d,q)-GARCH(p',q'). This model is applied to data on the rupiah exchange rate against the dollar which is based on the Jakarta Interbank Spot Dollar Rate for the period January 2022 to June 2023. The results show that from the ARIMA model, the variance of the error is not homogeneous. After analyzing the data using the hybrid model, the best model for forecasting this exchange rate data is the ARIMA(0,1,1)-GARCH(1,1) hybrid with an AIC value of -8.682784, a SIC of -8.628699 and a MAPE of 1.809280 \nAbstrak. Model deret waktu Autoregressive Intergrated Moving Average (ARIMA) biasanya digunakan untuk meramalkan nilai data deret waktu pada masa yang akan datang. Metode ini akan optimal apabila asumsi yang mendasarinya terpenuhi. Salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah kehomogenan dalam varians. Penelitian ini membahas mengenai penanganan apabila terjadi heteroskedastisitas pada data deret waktu, yaitu dengan cara hybridizing model ARIMA dan model GARCH secara umum ditulis . Model ini diaplikasikan pada data kurs rupiah terhadap dollar yang berlandaskan pada Jakarta Interbank Spot Dollar Rate pada periode Januari 2022 hingga Juni 2023. Hasilnya menunjukkan bahwa dari model ARIMA, varians dari kekeliruan tidak homogen. Setelah dilakukan analisis data dengan model hybrid, didapatkan model terbaik untuk peramalan data kurs ini adalah hybrid ARIMA(0,1,1)-GARCH(1,1) dengan nilai AIC sebesar -8.682784, SIC sebesar -8.628699 dan MAPE sebesar 1.809280.","PeriodicalId":337947,"journal":{"name":"Bandung Conference Series: Statistics","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Bandung Conference Series: Statistics","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29313/bcss.v3i2.9165","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
摘要。自回归综合移动平均(ARIMA)时间序列模型通常用于预测时间序列数据的未来值。如果基本假设得到满足,这种方法将是最优的。其中一个必须满足的假设是方差的同质性。本研究讨论了时间序列数据异方差的处理,即将ARIMA模型与GARCH模型杂交,一般写成ARIMA(p,d,q)-GARCH(p',q')。该模型应用于2022年1月至2023年6月期间基于雅加达银行间美元即期汇率的印尼盾兑美元汇率数据。结果表明,从ARIMA模型来看,误差的方差不是齐次的。利用混合模型对数据进行分析后,预测该汇率数据的最佳模型是ARIMA(0,1,1)-GARCH(1,1)混合模型,其AIC值为-8.682784,SIC值为-8.628699,MAPE值为1.809280。模型deret waktu自回归综合移动平均(ARIMA) biasanya digunakan untuk meramalkan nilai数据deret waktu pada masa yang akan datang。Metode ini是一种最优的方法,它可以假定为一种最优的方法。Salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah kehomogenan dalam varians。Penelitian的杂交模型ARIMA与GARCH的杂交模型ARIMA与GARCH的杂交模型分别采用了waktu、ARIMA和GARCH杂交模型。雅加达银行间即期美元汇率变动周期为2022年1月至2023年6月。哈希尔尼亚曼努朱克坎巴瓦达里模型ARIMA,变种达里克克里鲁达里同质。Setelah dilakukan分析数据dengan模型混合,didapatkan模型terbaik untuk peramalan数据dengan模型混合ARIMA(0,1,1)-GARCH(1,1) dengan nilai AIC sebesar -8.682784, SIC sebesar -8.628699和MAPE sebesar 1.809280。
Peramalan Data Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Menggunakan Model Hybrid ARIMA-GARCH
Abstract. The Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) time series model is usually used to predict the value of time series data in the future. This method will be optimal if the underlying assumptions are met. One of the assumptions that must be fulfilled is homogeneity in variance. This study discusses the handling of heteroscedasticity in time series data, namely by hybridizing the ARIMA model and the GARCH model in general written ARIMA(p,d,q)-GARCH(p',q'). This model is applied to data on the rupiah exchange rate against the dollar which is based on the Jakarta Interbank Spot Dollar Rate for the period January 2022 to June 2023. The results show that from the ARIMA model, the variance of the error is not homogeneous. After analyzing the data using the hybrid model, the best model for forecasting this exchange rate data is the ARIMA(0,1,1)-GARCH(1,1) hybrid with an AIC value of -8.682784, a SIC of -8.628699 and a MAPE of 1.809280
Abstrak. Model deret waktu Autoregressive Intergrated Moving Average (ARIMA) biasanya digunakan untuk meramalkan nilai data deret waktu pada masa yang akan datang. Metode ini akan optimal apabila asumsi yang mendasarinya terpenuhi. Salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah kehomogenan dalam varians. Penelitian ini membahas mengenai penanganan apabila terjadi heteroskedastisitas pada data deret waktu, yaitu dengan cara hybridizing model ARIMA dan model GARCH secara umum ditulis . Model ini diaplikasikan pada data kurs rupiah terhadap dollar yang berlandaskan pada Jakarta Interbank Spot Dollar Rate pada periode Januari 2022 hingga Juni 2023. Hasilnya menunjukkan bahwa dari model ARIMA, varians dari kekeliruan tidak homogen. Setelah dilakukan analisis data dengan model hybrid, didapatkan model terbaik untuk peramalan data kurs ini adalah hybrid ARIMA(0,1,1)-GARCH(1,1) dengan nilai AIC sebesar -8.682784, SIC sebesar -8.628699 dan MAPE sebesar 1.809280.