{"title":"生成马蒙面具的动画学习媒体开发过程,以提高X班学生的理解SMK","authors":"R. Wijaya, Iriaji Iriaji, Abdul Rahman Prasetyo","doi":"10.17977/um064v3i32023p338-352","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pengembangan media animasi Proses Pembuatan Topeng Malang ini dilatarbelakangi oleh susahnya mencontohkan proses pembuatan topeng di kelas pada mata pelajaran seni budaya di SMKN 10 Malang pada kelas X. Pada prakteknya, tidak semua guru dapat mencontohkan proses pembuatan topeng. Dalam proses mengajar guru tidak menggunakan teknologi sebagai alat bantu yang dapat memudahkan guru. Penelitian ini bertujuan mengembangakan media animasi sebagai media pembelajaran seni budaya untuk membantu guru menjelaskan proses pembuatan topeng Malang pada siswa kelas X SMKN 10 Malang. Ketika media selesai dikembangakan, kemudian melalui validasi oleh ahli materi, ahli media, dan siswa untuk mengetahui layak atau tidaknya sebuah media. Metode yang digunakan dalampengembangan ini adalah Research and Development dengan menggunakan model pengembangan ADDIE Melalui proses validasi oleh ahli materi, media, dan siswa secara keseluruhan mendapatkan persentase rata-rata 88 persen. Berdasarkan nilai persentase bisa disimpulkan bahwa media animasi Proses Pembuatan Topeng Malang dinyatakan valid dan dapat digunkana sebagai media pembelajaran seni budaya untuk siswa kelas X SMKN 10 Malang.\nKata kunci: media pembelajaran; topeng malang; animasi\nTeaching Media Development: Animation of Malang Mask Making Process to Improve Tenth Grade Vocational High School Students' Comprehension\nThe development of animation media in Malang’s Mask Making Process is motivated by the difficulty of exemplifying the process of making masks in class on cultural arts subjects at SMKN 10 Malang in class X. In practice, not all teachers can give examples of the process of making masks. In the teaching process the teacher does not use technology as a tool that can facilitate the teacher. This study aims to develop animation media as a medium for learning arts and culture to help teachers explain the process of making Malang masks in class X SMKN 10 Malang. When the media has been developed, then it is validated by material experts, media experts, and students to find out whether a media is feasible. The method used in this development is Research and Development using the ADDIE development model. Through a validation process by material experts, media, and students overall get an average percentage of 88 percent. Based on the percentage value, it can be concluded that the animation media of Malang Mask Making Process is declared valid and can be used as a medium for learning cultural arts for class X students of SMKN 10 Malang.\nKeywords: learing media; malang’s mask; animation","PeriodicalId":337772,"journal":{"name":"JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts","volume":"87 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pengembangan Media Pembelajaran Animasi Proses Pembuatan Topeng Malang untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas X SMK\",\"authors\":\"R. Wijaya, Iriaji Iriaji, Abdul Rahman Prasetyo\",\"doi\":\"10.17977/um064v3i32023p338-352\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pengembangan media animasi Proses Pembuatan Topeng Malang ini dilatarbelakangi oleh susahnya mencontohkan proses pembuatan topeng di kelas pada mata pelajaran seni budaya di SMKN 10 Malang pada kelas X. Pada prakteknya, tidak semua guru dapat mencontohkan proses pembuatan topeng. Dalam proses mengajar guru tidak menggunakan teknologi sebagai alat bantu yang dapat memudahkan guru. Penelitian ini bertujuan mengembangakan media animasi sebagai media pembelajaran seni budaya untuk membantu guru menjelaskan proses pembuatan topeng Malang pada siswa kelas X SMKN 10 Malang. Ketika media selesai dikembangakan, kemudian melalui validasi oleh ahli materi, ahli media, dan siswa untuk mengetahui layak atau tidaknya sebuah media. Metode yang digunakan dalampengembangan ini adalah Research and Development dengan menggunakan model pengembangan ADDIE Melalui proses validasi oleh ahli materi, media, dan siswa secara keseluruhan mendapatkan persentase rata-rata 88 persen. Berdasarkan nilai persentase bisa disimpulkan bahwa media animasi Proses Pembuatan Topeng Malang dinyatakan valid dan dapat digunkana sebagai media pembelajaran seni budaya untuk siswa kelas X SMKN 10 Malang.\\nKata kunci: media pembelajaran; topeng malang; animasi\\nTeaching Media Development: Animation of Malang Mask Making Process to Improve Tenth Grade Vocational High School Students' Comprehension\\nThe development of animation media in Malang’s Mask Making Process is motivated by the difficulty of exemplifying the process of making masks in class on cultural arts subjects at SMKN 10 Malang in class X. In practice, not all teachers can give examples of the process of making masks. In the teaching process the teacher does not use technology as a tool that can facilitate the teacher. This study aims to develop animation media as a medium for learning arts and culture to help teachers explain the process of making Malang masks in class X SMKN 10 Malang. When the media has been developed, then it is validated by material experts, media experts, and students to find out whether a media is feasible. The method used in this development is Research and Development using the ADDIE development model. Through a validation process by material experts, media, and students overall get an average percentage of 88 percent. Based on the percentage value, it can be concluded that the animation media of Malang Mask Making Process is declared valid and can be used as a medium for learning cultural arts for class X students of SMKN 10 Malang.\\nKeywords: learing media; malang’s mask; animation\",\"PeriodicalId\":337772,\"journal\":{\"name\":\"JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts\",\"volume\":\"87 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-03-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.17977/um064v3i32023p338-352\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17977/um064v3i32023p338-352","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
这个不幸面具制作过程的动画媒体发展为X班smkn10个不幸文化艺术课程中模仿面具制作过程的困难提供了背景。在教学过程中,教师不使用技术作为工具,使教师更容易。本研究旨在培养动画媒体作为一种文化艺术学习媒体,帮助教师解释X班smkn10班学生制作马郎面具的过程。一旦媒体建立,然后通过材料专家、媒体专家和学生的验证来验证媒体的价值。在开发过程中使用的方法是研究与发展,利用ADDIE开发模式通过过程验证,总体专家、媒体和学生的平均百分比为88%。根据百分率,可以推断出制造马郎面具的动画过程是有效的,可以用作X班SMKN 10马郎的文化艺术学习媒体。关键词:学习媒体;可怜的面具;animasiTeaching媒体发展:可怜的动画的面具制造过程to Improve第十级Vocational High School)学生“ComprehensionThe开发动画媒体在可怜的面具制造过程是困难》一书说:exemplifying的过程让masks》课上可怜的文化艺术subjects at smkn10garut 10 X在课的实践,不是所有的教师可以给和制造masks之过程。在这个过程中,老师不会使用技术,因为工具会使老师诚实。这项研究旨在培养美国媒体艺术和文化的媒介,帮助教师解释在X班smkn10个不幸的masks的过程。当媒体被开发出来的时候,它就会被材料专家、媒体专家和学生验证,看看是否有媒体感。这种发展的方法使用的是艾迪开发模式。通过材料、媒体和学生对88的平均水平的保证。基于遗传价值,可以得出结论,不幸的面具广告媒体的行为被证明是有效的,可以作为SMKN 10个不幸X级学生的文化学习媒介使用。Keywords:阅读媒体;可怜的面具;动画
Pengembangan Media Pembelajaran Animasi Proses Pembuatan Topeng Malang untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas X SMK
Pengembangan media animasi Proses Pembuatan Topeng Malang ini dilatarbelakangi oleh susahnya mencontohkan proses pembuatan topeng di kelas pada mata pelajaran seni budaya di SMKN 10 Malang pada kelas X. Pada prakteknya, tidak semua guru dapat mencontohkan proses pembuatan topeng. Dalam proses mengajar guru tidak menggunakan teknologi sebagai alat bantu yang dapat memudahkan guru. Penelitian ini bertujuan mengembangakan media animasi sebagai media pembelajaran seni budaya untuk membantu guru menjelaskan proses pembuatan topeng Malang pada siswa kelas X SMKN 10 Malang. Ketika media selesai dikembangakan, kemudian melalui validasi oleh ahli materi, ahli media, dan siswa untuk mengetahui layak atau tidaknya sebuah media. Metode yang digunakan dalampengembangan ini adalah Research and Development dengan menggunakan model pengembangan ADDIE Melalui proses validasi oleh ahli materi, media, dan siswa secara keseluruhan mendapatkan persentase rata-rata 88 persen. Berdasarkan nilai persentase bisa disimpulkan bahwa media animasi Proses Pembuatan Topeng Malang dinyatakan valid dan dapat digunkana sebagai media pembelajaran seni budaya untuk siswa kelas X SMKN 10 Malang.
Kata kunci: media pembelajaran; topeng malang; animasi
Teaching Media Development: Animation of Malang Mask Making Process to Improve Tenth Grade Vocational High School Students' Comprehension
The development of animation media in Malang’s Mask Making Process is motivated by the difficulty of exemplifying the process of making masks in class on cultural arts subjects at SMKN 10 Malang in class X. In practice, not all teachers can give examples of the process of making masks. In the teaching process the teacher does not use technology as a tool that can facilitate the teacher. This study aims to develop animation media as a medium for learning arts and culture to help teachers explain the process of making Malang masks in class X SMKN 10 Malang. When the media has been developed, then it is validated by material experts, media experts, and students to find out whether a media is feasible. The method used in this development is Research and Development using the ADDIE development model. Through a validation process by material experts, media, and students overall get an average percentage of 88 percent. Based on the percentage value, it can be concluded that the animation media of Malang Mask Making Process is declared valid and can be used as a medium for learning cultural arts for class X students of SMKN 10 Malang.
Keywords: learing media; malang’s mask; animation