{"title":"政府工作责任制度(日惹市研究)的实施","authors":"Fransiska Arum Anggraini","doi":"10.22146/abis.v10i4.78991","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek yang menyebabkan skor SAKIP pada Pemerintah Kota Yogyakarta belum optimal. Metode/Pendekatan: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer berupa hasil wawancara mendalam dengan partisipan di Pemerintah Kota Yogyakarta dan data sekunder berupa analisis dokumen terkait. Temuan Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa aspek yang menyebabkan perolehan SAKIP pada Pemerintah Kota Yogyakarta menjadi belum optimal. Aspek tersebut diantaranya ialah adanya tekanan regulasi, kurangnya kompetensi SDM, keterbatasan jumlah SDM, mutasi pegawai, kurangnya ketersediaan data, dan faktor eksternal (pandemi). Sebagai upaya perbaikan dan penguatan akuntabilitas kinerja, pemerintah Kota Yogyakarta memberikan pendidikan dan pelatihan bimtek untuk meningkatkan kompetensi SDM, penguatan komitmen manajemen, penguatan pengawasan dan pendampingan Inspektorat, serta melakukan berbagai inovasi sistem yang terintegrasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa aspek-aspek tersebut didominasi oleh fenomena isomorfisma koersif dan isomorfisma normatif. Selanjutnya, analisis indikator kinerja denganmenggunakan pendekatan Empat Kuadran Friedman menunjukkan bahwa sebagian besar indikator kinerja masih berorientasi pada upaya untuk meningkatkan penyediaan pelayanan.","PeriodicalId":281065,"journal":{"name":"ABIS: Accounting and Business Information Systems Journal","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"PENERAPAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (STUDI PADA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA)\",\"authors\":\"Fransiska Arum Anggraini\",\"doi\":\"10.22146/abis.v10i4.78991\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek yang menyebabkan skor SAKIP pada Pemerintah Kota Yogyakarta belum optimal. Metode/Pendekatan: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer berupa hasil wawancara mendalam dengan partisipan di Pemerintah Kota Yogyakarta dan data sekunder berupa analisis dokumen terkait. Temuan Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa aspek yang menyebabkan perolehan SAKIP pada Pemerintah Kota Yogyakarta menjadi belum optimal. Aspek tersebut diantaranya ialah adanya tekanan regulasi, kurangnya kompetensi SDM, keterbatasan jumlah SDM, mutasi pegawai, kurangnya ketersediaan data, dan faktor eksternal (pandemi). Sebagai upaya perbaikan dan penguatan akuntabilitas kinerja, pemerintah Kota Yogyakarta memberikan pendidikan dan pelatihan bimtek untuk meningkatkan kompetensi SDM, penguatan komitmen manajemen, penguatan pengawasan dan pendampingan Inspektorat, serta melakukan berbagai inovasi sistem yang terintegrasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa aspek-aspek tersebut didominasi oleh fenomena isomorfisma koersif dan isomorfisma normatif. Selanjutnya, analisis indikator kinerja denganmenggunakan pendekatan Empat Kuadran Friedman menunjukkan bahwa sebagian besar indikator kinerja masih berorientasi pada upaya untuk meningkatkan penyediaan pelayanan.\",\"PeriodicalId\":281065,\"journal\":{\"name\":\"ABIS: Accounting and Business Information Systems Journal\",\"volume\":\"24 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-11-08\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"ABIS: Accounting and Business Information Systems Journal\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22146/abis.v10i4.78991\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"ABIS: Accounting and Business Information Systems Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/abis.v10i4.78991","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PENERAPAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (STUDI PADA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA)
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek yang menyebabkan skor SAKIP pada Pemerintah Kota Yogyakarta belum optimal. Metode/Pendekatan: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer berupa hasil wawancara mendalam dengan partisipan di Pemerintah Kota Yogyakarta dan data sekunder berupa analisis dokumen terkait. Temuan Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa aspek yang menyebabkan perolehan SAKIP pada Pemerintah Kota Yogyakarta menjadi belum optimal. Aspek tersebut diantaranya ialah adanya tekanan regulasi, kurangnya kompetensi SDM, keterbatasan jumlah SDM, mutasi pegawai, kurangnya ketersediaan data, dan faktor eksternal (pandemi). Sebagai upaya perbaikan dan penguatan akuntabilitas kinerja, pemerintah Kota Yogyakarta memberikan pendidikan dan pelatihan bimtek untuk meningkatkan kompetensi SDM, penguatan komitmen manajemen, penguatan pengawasan dan pendampingan Inspektorat, serta melakukan berbagai inovasi sistem yang terintegrasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa aspek-aspek tersebut didominasi oleh fenomena isomorfisma koersif dan isomorfisma normatif. Selanjutnya, analisis indikator kinerja denganmenggunakan pendekatan Empat Kuadran Friedman menunjukkan bahwa sebagian besar indikator kinerja masih berorientasi pada upaya untuk meningkatkan penyediaan pelayanan.