在努萨市西努萨市的马塔兰市,一所一流的卫生设施,由普通医生准备

Isna Kusuma Nintyastuti
{"title":"在努萨市西努萨市的马塔兰市,一所一流的卫生设施,由普通医生准备","authors":"Isna Kusuma Nintyastuti","doi":"10.29303/jku.v10i3.546","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kelainan refraksi merupakan kasus penyakit mata dengan level kompetensi 4 berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012. Apabila secara fasilitas dan kompetensi telah siap, pelayanan kacamata dapat dilaksanakan, sehingga kasus-kasus kelainan refraksi tidak perlu lagi dirujuk ke dokter spesialis mata. Hingga saat ini, penerapan kompetensi tersebut dalam praktek dokter umum belum pernah terdata. Perlu kajian lebih dalam mengenai kesiapan dokter umum menghadapi penerapan pelayanan kacamata di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Kesiapan perlu dikaji dari sisi kompetensi maupun dari sarana prasarana pendukung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan dokter umum di FKTP wilayah Kota Mataram, NTB. Metode yang digunakan adalah potong lintang diskriptif. Terdapat 28 dokter umum yang ikut berpartisipasi menjadi responden . Ditinjau dari kesiapan sarana dan prasarana, terdapat 7 (25%) dokter yang tidak memiliki ruang praktik dengan sisi panjang 6 atau 3 meter. Peralatan pemeriksaan yang paling banyak dimiliki adalah optotip Snellen (85,71%), sedangkan yang tidak dimiliki adalah lensa coba (14,29%) dan gagang coba (10,71%). Sebagian besar dokter umum merasa kompeten melakukan koreksi kelainan refraksi (57,1%) namun masih ragu-ragu untuk memberikan pelayanan koreksi kacamata di FKTP (53,6%). Seluruh dokter umum, menyatakan bahwa selama ini mereka merujuk pasien dengan kelainan refraksi. Meskipun demikian sebagian besar dokter (71,4%) menyatakan setuju bahwa pelayanan pemeriksaan kacamata seharusnya tersedia di FKTP. Kesimpulannya masih terdapat kekurangan sarana dan prasarana untuk pelayanan koreksi kacamata pada sebagian besar ruang praktik dokter umum di wilayah kota Mataram. Meskipun dokter umum di wilayah Mataram merasa sudah cukup kompeten untuk melakukan pemeriksaan dan koreksi kacamata.","PeriodicalId":135675,"journal":{"name":"Unram Medical Journal","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"KESIAPAN DOKTER UMUM UNTUK PELAYANAN KACAMATA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DI KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT\",\"authors\":\"Isna Kusuma Nintyastuti\",\"doi\":\"10.29303/jku.v10i3.546\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Kelainan refraksi merupakan kasus penyakit mata dengan level kompetensi 4 berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012. Apabila secara fasilitas dan kompetensi telah siap, pelayanan kacamata dapat dilaksanakan, sehingga kasus-kasus kelainan refraksi tidak perlu lagi dirujuk ke dokter spesialis mata. Hingga saat ini, penerapan kompetensi tersebut dalam praktek dokter umum belum pernah terdata. Perlu kajian lebih dalam mengenai kesiapan dokter umum menghadapi penerapan pelayanan kacamata di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Kesiapan perlu dikaji dari sisi kompetensi maupun dari sarana prasarana pendukung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan dokter umum di FKTP wilayah Kota Mataram, NTB. Metode yang digunakan adalah potong lintang diskriptif. Terdapat 28 dokter umum yang ikut berpartisipasi menjadi responden . Ditinjau dari kesiapan sarana dan prasarana, terdapat 7 (25%) dokter yang tidak memiliki ruang praktik dengan sisi panjang 6 atau 3 meter. Peralatan pemeriksaan yang paling banyak dimiliki adalah optotip Snellen (85,71%), sedangkan yang tidak dimiliki adalah lensa coba (14,29%) dan gagang coba (10,71%). Sebagian besar dokter umum merasa kompeten melakukan koreksi kelainan refraksi (57,1%) namun masih ragu-ragu untuk memberikan pelayanan koreksi kacamata di FKTP (53,6%). Seluruh dokter umum, menyatakan bahwa selama ini mereka merujuk pasien dengan kelainan refraksi. Meskipun demikian sebagian besar dokter (71,4%) menyatakan setuju bahwa pelayanan pemeriksaan kacamata seharusnya tersedia di FKTP. Kesimpulannya masih terdapat kekurangan sarana dan prasarana untuk pelayanan koreksi kacamata pada sebagian besar ruang praktik dokter umum di wilayah kota Mataram. Meskipun dokter umum di wilayah Mataram merasa sudah cukup kompeten untuk melakukan pemeriksaan dan koreksi kacamata.\",\"PeriodicalId\":135675,\"journal\":{\"name\":\"Unram Medical Journal\",\"volume\":\"12 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-12-18\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Unram Medical Journal\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.29303/jku.v10i3.546\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Unram Medical Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29303/jku.v10i3.546","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

根据印度尼西亚医生(SKDI) 2012年的能力标准,视力异常是眼部疾病的4级。当服务设施和能力地准备好了,眼镜可以折射异常案件执行,所以就不再需要去看眼科医生参考。到目前为止,这种能力在普通医生的实践中从未被记录下来。需要对一般医生准备应对一级卫生设施(FKTP)应用的情况进行更深入的研究。准备工作需要能力方面和支持基础设施方面的评估。本研究旨在探讨医生准备水平在FKTP市区马塔兰,NTB很常见。使用的方法是切割歧义。有28名全科医生的参与成为受访者。审查的准备工具和基础设施,有7(25%),医生没有空间实践的长边6号或10英尺(3米)。最广泛使用的检查设备是optotip Snellen(85.71%),而非拥有try镜头(14.29%)和try手柄(10.71%)。大多数合格全科医生觉得改正异常折射(57,1%)然而仍然犹豫要不要给你纠正眼镜在FKTP(53,6%)服务。这段时间的全科医生)指出,它们指的是折射异常的病人。然而大部分医生(71,4%)表示同意在FKTP眼镜应该检查可用的服务。结论仍然存在缺乏工具和基础设施服务纠正眼镜的大部分空间的全科医生在市区马塔兰的做法。虽然全科医生马塔兰地区感到足够称职做检查和纠正眼镜。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
KESIAPAN DOKTER UMUM UNTUK PELAYANAN KACAMATA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DI KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT
Kelainan refraksi merupakan kasus penyakit mata dengan level kompetensi 4 berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012. Apabila secara fasilitas dan kompetensi telah siap, pelayanan kacamata dapat dilaksanakan, sehingga kasus-kasus kelainan refraksi tidak perlu lagi dirujuk ke dokter spesialis mata. Hingga saat ini, penerapan kompetensi tersebut dalam praktek dokter umum belum pernah terdata. Perlu kajian lebih dalam mengenai kesiapan dokter umum menghadapi penerapan pelayanan kacamata di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Kesiapan perlu dikaji dari sisi kompetensi maupun dari sarana prasarana pendukung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan dokter umum di FKTP wilayah Kota Mataram, NTB. Metode yang digunakan adalah potong lintang diskriptif. Terdapat 28 dokter umum yang ikut berpartisipasi menjadi responden . Ditinjau dari kesiapan sarana dan prasarana, terdapat 7 (25%) dokter yang tidak memiliki ruang praktik dengan sisi panjang 6 atau 3 meter. Peralatan pemeriksaan yang paling banyak dimiliki adalah optotip Snellen (85,71%), sedangkan yang tidak dimiliki adalah lensa coba (14,29%) dan gagang coba (10,71%). Sebagian besar dokter umum merasa kompeten melakukan koreksi kelainan refraksi (57,1%) namun masih ragu-ragu untuk memberikan pelayanan koreksi kacamata di FKTP (53,6%). Seluruh dokter umum, menyatakan bahwa selama ini mereka merujuk pasien dengan kelainan refraksi. Meskipun demikian sebagian besar dokter (71,4%) menyatakan setuju bahwa pelayanan pemeriksaan kacamata seharusnya tersedia di FKTP. Kesimpulannya masih terdapat kekurangan sarana dan prasarana untuk pelayanan koreksi kacamata pada sebagian besar ruang praktik dokter umum di wilayah kota Mataram. Meskipun dokter umum di wilayah Mataram merasa sudah cukup kompeten untuk melakukan pemeriksaan dan koreksi kacamata.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
A CUTANEOUS ADVERSE EFFECTS IN COVID-19 VACCINE GAMBARAN KASUS KEGAWATDARURATAN PASIEN SERANGAN HEWAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012-2016, 2021, DAN 2022 Gambaran Preferensi Mahasiswa Tahap Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Terhadap Berbagai Metode Pengajaran Hubungan Kadar D-dimer dan C-Reactive Protein terhadap Berat Gejala pada Pasien COVID-19 Peran Akupunktur sebagai Terapi Penunjang untuk Fibrilasi Atrium
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1