{"title":"KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PENGAMEN KUDA LUMPING (STUDI FENOMENOLOGI DI KECAMATAN CIBINONG BOGOR)","authors":"Bonar S Panjaitan, Maimunah Maimunah","doi":"10.53856/bcomm.v3i1.143","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Indonesia memiliki keragaman budaya yang beragam, diantaranya adalah budaya Jawa Timur dengan Tarian Kuda Lumping yang menjadi objek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat determinan komunikasi interpersonal antara pengamen Kuda Lumping di Kecamatan Cibinong, Bogor. Kajian fenomenologis dengan metode kualitatif menjadi dasar penelitian ini. Fenomenologi lebih melihat fenomena sosial yang terjadi di masyarakat adalah penari Kuda Lumping. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara. Wawancara dilakukan dengan beberapa kelompok pengamen yang berada di kawasan lampu merah Cibinong, Bogor. Penelitian ini menggunakan Teori Interaksi Simbolik dan Teori Reduksi Ketidakpastian. Komunikasi interpersonal menjadi hal yang cukup penting dalam penelitian ini, dengan komunikasi yang baik dengan pengendara dilakukan melalui ucapan punten, kulo nuwun, permisi. Simbol dan makna dalam seni Kuda Lumping tampak pada pakaian, hiasan wajah dan cambuk yang digunakan. Baju pengamen menggunakan baju lengan panjang, sedangkan bagian bawah menggunakan celana pendek hingga bawah lusuh. Pengamen Kuda Lumping ini dalam melakukan aksinya juga lengkap dengan riasan wajah yang mirip dengan seni Kuda Lumping. Pengertian pengamen Kuda Lumping diperjelas lagi dengan penggunaan cambuk, dianggap sebagai salah satu identitas seni tentu ini akan sesuai dengan Teori Pengurangan Ketidakpastian. Komunikasi interpersonal terjadi antara pengamen dan pengamen serta pengamen dan pengendara. Komunikasi juga dapat terjadi antara pengamen dengan koordinator, dimana informasi mengenai keberadaan Satpol PP dapat diperoleh.\nKata Kunci : Komunikasi Interpersonal, Pengamen Kuda Lumping, Fenomenologi, Cibinong, Jawa.","PeriodicalId":441116,"journal":{"name":"Jurnal Broadcasting Communication","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Broadcasting Communication","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53856/bcomm.v3i1.143","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PENGAMEN KUDA LUMPING (STUDI FENOMENOLOGI DI KECAMATAN CIBINONG BOGOR)
Indonesia memiliki keragaman budaya yang beragam, diantaranya adalah budaya Jawa Timur dengan Tarian Kuda Lumping yang menjadi objek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat determinan komunikasi interpersonal antara pengamen Kuda Lumping di Kecamatan Cibinong, Bogor. Kajian fenomenologis dengan metode kualitatif menjadi dasar penelitian ini. Fenomenologi lebih melihat fenomena sosial yang terjadi di masyarakat adalah penari Kuda Lumping. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara. Wawancara dilakukan dengan beberapa kelompok pengamen yang berada di kawasan lampu merah Cibinong, Bogor. Penelitian ini menggunakan Teori Interaksi Simbolik dan Teori Reduksi Ketidakpastian. Komunikasi interpersonal menjadi hal yang cukup penting dalam penelitian ini, dengan komunikasi yang baik dengan pengendara dilakukan melalui ucapan punten, kulo nuwun, permisi. Simbol dan makna dalam seni Kuda Lumping tampak pada pakaian, hiasan wajah dan cambuk yang digunakan. Baju pengamen menggunakan baju lengan panjang, sedangkan bagian bawah menggunakan celana pendek hingga bawah lusuh. Pengamen Kuda Lumping ini dalam melakukan aksinya juga lengkap dengan riasan wajah yang mirip dengan seni Kuda Lumping. Pengertian pengamen Kuda Lumping diperjelas lagi dengan penggunaan cambuk, dianggap sebagai salah satu identitas seni tentu ini akan sesuai dengan Teori Pengurangan Ketidakpastian. Komunikasi interpersonal terjadi antara pengamen dan pengamen serta pengamen dan pengendara. Komunikasi juga dapat terjadi antara pengamen dengan koordinator, dimana informasi mengenai keberadaan Satpol PP dapat diperoleh.
Kata Kunci : Komunikasi Interpersonal, Pengamen Kuda Lumping, Fenomenologi, Cibinong, Jawa.