{"title":"项目评估中的官僚合作:印尼与韩国的比较案例","authors":"Niken Paramarti Dasuki, Sukarso Sukarso","doi":"10.20884/1.ins.2022.9.2.6317","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract \nThe research about government program evaluation mostly uses an impact assessment, but this research would be using a meta-evaluation approach. The proposed research question is how the local government of Indonesia or the local bureaucracy evaluated their programs compared to South Korea. The method in this research is a comparative study between Indonesia dan South Korea, with data analysis from relevant documents. The result of the research proved that the evaluation patterns between programs seem similar. Both evaluation activities in South Korea and Indonesia tend to be dominated by their own bureaucracy; the difference is South Korea used to conceptualize activities while Indonesia does not. The evaluation activities only did the formalism part such as focusing on formal aspects than the aims of the program itself. \nKeywords: bureaucratic cooptation; evaluation; formalism; routine works \nAbstrak \nBerbeda dengan kebanyakan riset terkait evaluasi program pemerintah yang menggunakan penilaian dampak, penelitian ini menggunakan pendekatan meta-evaluation. Rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana pemerintah lokal di Indonesia atau birokrasi lokal melakukan evaluasi terhadap programnya. Metode yang akan digunakan untuk menjelaskan adalah pendekatan studi komparasi, dengan pengambilan data dari analisis dokumen-dokumen yang relevan dengan topik yang diambil. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa pola evaluasi antar program cenderung mirip. Baik di Korea Selatan maupun Indonesia, aktivitas evaluasi cenderung didominasi oleh birokrasi; perbedaannya adalah di Korea Selatan lebih cenderung terkonseptualisasi namun di Indonesia cenderung tidak akurat. Aktivitas evaluasi hanya dilakukan sebagai formalitas dengan aspek-aspek formal dari program tersebut dibandingkan benar-benar melakukan evaluasi terhadap tujuan dari program terkait.","PeriodicalId":365464,"journal":{"name":"Insignia: Journal of International Relations","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Bureaucratic Cooptation in Program Evaluation: A Comparation Case in Indonesia and South Korea\",\"authors\":\"Niken Paramarti Dasuki, Sukarso Sukarso\",\"doi\":\"10.20884/1.ins.2022.9.2.6317\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract \\nThe research about government program evaluation mostly uses an impact assessment, but this research would be using a meta-evaluation approach. The proposed research question is how the local government of Indonesia or the local bureaucracy evaluated their programs compared to South Korea. The method in this research is a comparative study between Indonesia dan South Korea, with data analysis from relevant documents. The result of the research proved that the evaluation patterns between programs seem similar. Both evaluation activities in South Korea and Indonesia tend to be dominated by their own bureaucracy; the difference is South Korea used to conceptualize activities while Indonesia does not. The evaluation activities only did the formalism part such as focusing on formal aspects than the aims of the program itself. \\nKeywords: bureaucratic cooptation; evaluation; formalism; routine works \\nAbstrak \\nBerbeda dengan kebanyakan riset terkait evaluasi program pemerintah yang menggunakan penilaian dampak, penelitian ini menggunakan pendekatan meta-evaluation. Rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana pemerintah lokal di Indonesia atau birokrasi lokal melakukan evaluasi terhadap programnya. Metode yang akan digunakan untuk menjelaskan adalah pendekatan studi komparasi, dengan pengambilan data dari analisis dokumen-dokumen yang relevan dengan topik yang diambil. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa pola evaluasi antar program cenderung mirip. Baik di Korea Selatan maupun Indonesia, aktivitas evaluasi cenderung didominasi oleh birokrasi; perbedaannya adalah di Korea Selatan lebih cenderung terkonseptualisasi namun di Indonesia cenderung tidak akurat. Aktivitas evaluasi hanya dilakukan sebagai formalitas dengan aspek-aspek formal dari program tersebut dibandingkan benar-benar melakukan evaluasi terhadap tujuan dari program terkait.\",\"PeriodicalId\":365464,\"journal\":{\"name\":\"Insignia: Journal of International Relations\",\"volume\":\"47 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-12-26\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Insignia: Journal of International Relations\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.20884/1.ins.2022.9.2.6317\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Insignia: Journal of International Relations","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20884/1.ins.2022.9.2.6317","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
摘要政府项目评价的研究多采用影响评价方法,但本研究将采用元评价方法。提出的研究问题是印度尼西亚的地方政府或地方官僚机构与韩国相比如何评估他们的项目。本研究的方法是印度尼西亚和韩国的比较研究,并从相关文献中进行数据分析。研究结果表明,项目间的评价模式具有相似性。韩国和印度尼西亚的评估活动都倾向于由本国的官僚机构主导;不同之处在于,韩国习惯于将活动概念化,而印度尼西亚则没有。评估活动只做了形式主义的部分,如关注形式方面,而不是项目本身的目标。关键词:官僚合作;评估;形式主义;摘要Berbeda dengan kebanyakan riset terkaan评价程序peremerintah yang menggunakan penilaian dampak, penelitian ini menggunakan pendekatan元评价。Rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana peremerintah地方di印度尼西亚atau birokrasi地方melakukan评估计划。数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析。Hasil - dari penpentitian是一名印度裔美国人,他说:“我认为这是一项非常重要的计划。”韩国银行(韩国),印度尼西亚(韩国);perbedaannya adalah di Korea Selatan lebih cenderung terkonseptualalisasi namun di Indonesia cenderung tidak akurat。Aktivitas evaluashanya dilakukan sebagai formalitas dengan aspek-aspek - aspek-aspek -aspek -benar melakukan evaluashap tujuan dari program terkait。
Bureaucratic Cooptation in Program Evaluation: A Comparation Case in Indonesia and South Korea
Abstract
The research about government program evaluation mostly uses an impact assessment, but this research would be using a meta-evaluation approach. The proposed research question is how the local government of Indonesia or the local bureaucracy evaluated their programs compared to South Korea. The method in this research is a comparative study between Indonesia dan South Korea, with data analysis from relevant documents. The result of the research proved that the evaluation patterns between programs seem similar. Both evaluation activities in South Korea and Indonesia tend to be dominated by their own bureaucracy; the difference is South Korea used to conceptualize activities while Indonesia does not. The evaluation activities only did the formalism part such as focusing on formal aspects than the aims of the program itself.
Keywords: bureaucratic cooptation; evaluation; formalism; routine works
Abstrak
Berbeda dengan kebanyakan riset terkait evaluasi program pemerintah yang menggunakan penilaian dampak, penelitian ini menggunakan pendekatan meta-evaluation. Rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana pemerintah lokal di Indonesia atau birokrasi lokal melakukan evaluasi terhadap programnya. Metode yang akan digunakan untuk menjelaskan adalah pendekatan studi komparasi, dengan pengambilan data dari analisis dokumen-dokumen yang relevan dengan topik yang diambil. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa pola evaluasi antar program cenderung mirip. Baik di Korea Selatan maupun Indonesia, aktivitas evaluasi cenderung didominasi oleh birokrasi; perbedaannya adalah di Korea Selatan lebih cenderung terkonseptualisasi namun di Indonesia cenderung tidak akurat. Aktivitas evaluasi hanya dilakukan sebagai formalitas dengan aspek-aspek formal dari program tersebut dibandingkan benar-benar melakukan evaluasi terhadap tujuan dari program terkait.