{"title":"从教会的角度来看,编织多元文化的印尼","authors":"Fredrik Y. A. Doeka","doi":"10.20885/millah.vol18.iss1.art2","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Ada sejumlah nas Perjanjian Lama (PL) yang mengindikasikan sikap dan relasi terhadap yang lain (the others). Hubungan TUHAN (Yahweh) dengan allah-allah, yang dianut oleh bangsa- bangsa lain, Nabi Musa menyatakan dalam Ulangan 6:4, ‘Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!’ Sikap dan relasi terhadap TUHAN ini terjadi dalam jangka waktu dan proses yang cukup lama. Bahwa Allah Israel adalah Allah bagi bangsa-bangsa, bukan allah suku. Keluaran 20:3, ‘Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.’ Pada awal pengenalan terhadap Allah ini, bangsa Israel cukup sukar untuk mengakui Allah mereka sebagai Allah yang esa. Hal ini karena Israel mensejajarkan posisi TUHAN (Yahweh) dengan ilah-ilah yang disembah oleh bangsa-bangsa lain. Nehemia mencatat pergumulan iman Israel atas Yahweh dalam pasal 9:17-18,","PeriodicalId":341172,"journal":{"name":"Millah: Journal of Religious Studies","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":"{\"title\":\"Merajut Ke-Indonesia-an yang Multikultural dalam Pandangan Gereja\",\"authors\":\"Fredrik Y. A. Doeka\",\"doi\":\"10.20885/millah.vol18.iss1.art2\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Ada sejumlah nas Perjanjian Lama (PL) yang mengindikasikan sikap dan relasi terhadap yang lain (the others). Hubungan TUHAN (Yahweh) dengan allah-allah, yang dianut oleh bangsa- bangsa lain, Nabi Musa menyatakan dalam Ulangan 6:4, ‘Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!’ Sikap dan relasi terhadap TUHAN ini terjadi dalam jangka waktu dan proses yang cukup lama. Bahwa Allah Israel adalah Allah bagi bangsa-bangsa, bukan allah suku. Keluaran 20:3, ‘Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.’ Pada awal pengenalan terhadap Allah ini, bangsa Israel cukup sukar untuk mengakui Allah mereka sebagai Allah yang esa. Hal ini karena Israel mensejajarkan posisi TUHAN (Yahweh) dengan ilah-ilah yang disembah oleh bangsa-bangsa lain. Nehemia mencatat pergumulan iman Israel atas Yahweh dalam pasal 9:17-18,\",\"PeriodicalId\":341172,\"journal\":{\"name\":\"Millah: Journal of Religious Studies\",\"volume\":\"27 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-12-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"3\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Millah: Journal of Religious Studies\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.20885/millah.vol18.iss1.art2\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Millah: Journal of Religious Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20885/millah.vol18.iss1.art2","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Merajut Ke-Indonesia-an yang Multikultural dalam Pandangan Gereja
Ada sejumlah nas Perjanjian Lama (PL) yang mengindikasikan sikap dan relasi terhadap yang lain (the others). Hubungan TUHAN (Yahweh) dengan allah-allah, yang dianut oleh bangsa- bangsa lain, Nabi Musa menyatakan dalam Ulangan 6:4, ‘Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!’ Sikap dan relasi terhadap TUHAN ini terjadi dalam jangka waktu dan proses yang cukup lama. Bahwa Allah Israel adalah Allah bagi bangsa-bangsa, bukan allah suku. Keluaran 20:3, ‘Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.’ Pada awal pengenalan terhadap Allah ini, bangsa Israel cukup sukar untuk mengakui Allah mereka sebagai Allah yang esa. Hal ini karena Israel mensejajarkan posisi TUHAN (Yahweh) dengan ilah-ilah yang disembah oleh bangsa-bangsa lain. Nehemia mencatat pergumulan iman Israel atas Yahweh dalam pasal 9:17-18,