{"title":"GLAUKOMA FAKOMORFIK: SEBUAH TINJAUAN PUSTAKA","authors":"Fredy Ciputra","doi":"10.29303/jku.v11i2.662","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Glaukoma fakomorfik adalah glakoma sudut tertutup sekunder yang diakibatkan oleh penebalan lensa. Penyempitan sudut dapat terjadi perlahan seiring dengan pembentukan katarak yang mengakibatkan terdorongnya iris kedepan yang dicetuskan oleh lensa yang intumesen. Faktor risiko dari glaukoma fakomorfik adalah usia, jenis kelamin, kedalaman bilik mata depan, panjang aksial mata, dan hypermetropia. Glaukoma fakomorfik merupakan diagnosis klinis yang dapat ditegakkan cukup dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Tanda dan gejala yang dialami pasien dengan glaukoma fakomorfik, serupa dengan glaukoma sudut tertutup lainnya seperti mata merah, nyeri, penurunan tajam penglihatan, peningkatan TIO, edema kornea, iris yang melengkung ke depan, bilik mata yang sempit serta lensa yang keruh sebagai tanda dari katarak. Tatalaksana utama glaukoma fakomorfik adalah ekstraksi katarak yang hanya dapat dicapai setelah dilakukan kontrol yang baik terhadap TIO baik dengan obat maupun laser. Pengenalan tanda dan gejala glaukoma fakomorfik yang lebih awal dan penanganan preoperasi yang tepat dan cepat sangat berpengaruh terhadap jalannya operasi dan hasil visus akhir. Mengingat pandemi COVID-19 menyebabkan banyak orang menunda untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya, termasuk katarak, kejadian glaukoma fakomorfik dapat saja meningkat. Hal ini menyebabkan penting bagi klinisi untuk mengenali glaukoma fakomorfik.","PeriodicalId":135675,"journal":{"name":"Unram Medical Journal","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Unram Medical Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29303/jku.v11i2.662","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Glaukoma fakomorfik adalah glakoma sudut tertutup sekunder yang diakibatkan oleh penebalan lensa. Penyempitan sudut dapat terjadi perlahan seiring dengan pembentukan katarak yang mengakibatkan terdorongnya iris kedepan yang dicetuskan oleh lensa yang intumesen. Faktor risiko dari glaukoma fakomorfik adalah usia, jenis kelamin, kedalaman bilik mata depan, panjang aksial mata, dan hypermetropia. Glaukoma fakomorfik merupakan diagnosis klinis yang dapat ditegakkan cukup dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Tanda dan gejala yang dialami pasien dengan glaukoma fakomorfik, serupa dengan glaukoma sudut tertutup lainnya seperti mata merah, nyeri, penurunan tajam penglihatan, peningkatan TIO, edema kornea, iris yang melengkung ke depan, bilik mata yang sempit serta lensa yang keruh sebagai tanda dari katarak. Tatalaksana utama glaukoma fakomorfik adalah ekstraksi katarak yang hanya dapat dicapai setelah dilakukan kontrol yang baik terhadap TIO baik dengan obat maupun laser. Pengenalan tanda dan gejala glaukoma fakomorfik yang lebih awal dan penanganan preoperasi yang tepat dan cepat sangat berpengaruh terhadap jalannya operasi dan hasil visus akhir. Mengingat pandemi COVID-19 menyebabkan banyak orang menunda untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya, termasuk katarak, kejadian glaukoma fakomorfik dapat saja meningkat. Hal ini menyebabkan penting bagi klinisi untuk mengenali glaukoma fakomorfik.