Oki Nugraha Putra, A. Y. Hidayatullah, Nurul Aida, Fariz Hidayat
{"title":"使用短效-36型计算机对肺结核病患者的生活质量进行评估","authors":"Oki Nugraha Putra, A. Y. Hidayatullah, Nurul Aida, Fariz Hidayat","doi":"10.52434/jfb.v13i1.1398","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tuberkulosis masih menjadi polemik kesehatan di Indonesia yang dapat berdampak pada kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengukur kualitas hidup pasien tuberkulosis paru dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup. Penelitian ini merupakan penelitian prospektif observasional dengan desain penelitian cross-sectional yang dilakukan di Puskesmas Perak Timur Surabaya pada bulan Maret hingga Juli 2021. Kuesioner SF-36 digunakan untuk mengukur kualitas hidup pasien TB. Didapatkan empat puluh lima pasien TB paru yang memenuhi kriteria inklusi. Secara umum, kualitas hidup pasien TB tergolong baik, yakni sebesar 71,11 ± 16,65. Skor terbesar ditunjukan pada domain rasa nyeri yaitu 79,83 ± 7,36. Tidak ditemukan perbedaan rerata antara aspek kesehatan mental dan kesehatan fisik pada pasien TB paru (p-value>0,05). Berdasarkan hasil analisis uji Chi-square, hanya variabel jenis kelamin yang berpengaruh terhadap kualitas hidup (p-value = 0,046). Pasien TB yang menjalani pengobatan di fase lanjutan memiliki skor kualitas hidup yang lebih besar dibandingkan pengobatan di fase intensif, meskipun perbedaan tersebut tidak bermakna. Pasien TB paru yang memiliki penyakit komorbid dan yang merasakan efek samping selama pengobatan, ditemukan skor pada domain fungsi fisik yang secara signifikan lebih rendah daripada pasien yang tidak memiliki penyakit komorbid dan yang tanpa efek samping dengan p-value 0,043 dan 0,030 secara berturut-turut. Kesimpulan pada penelitian ini kualitas hidup pasien TB tergolong baik dan hanya variabel jenis kelamin yang berpengaruh terhadap kualitas hidup. Diperlukan upaya elaborasi antar tenaga kesehatan untuk mempertahankan dan meningatkan kualitas hidup pasien TB khususnya pada pasien dengan komorbid dan keluhan efek samping selama pengobatan dengan obat antituberkulosis","PeriodicalId":197039,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"EVALUASI KUALITAS HIDUP PASIEN TUBERKULOSIS PARU MENGGUNAKAN INSTRUMEN SHORT FORM-36\",\"authors\":\"Oki Nugraha Putra, A. Y. Hidayatullah, Nurul Aida, Fariz Hidayat\",\"doi\":\"10.52434/jfb.v13i1.1398\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Tuberkulosis masih menjadi polemik kesehatan di Indonesia yang dapat berdampak pada kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengukur kualitas hidup pasien tuberkulosis paru dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup. Penelitian ini merupakan penelitian prospektif observasional dengan desain penelitian cross-sectional yang dilakukan di Puskesmas Perak Timur Surabaya pada bulan Maret hingga Juli 2021. Kuesioner SF-36 digunakan untuk mengukur kualitas hidup pasien TB. Didapatkan empat puluh lima pasien TB paru yang memenuhi kriteria inklusi. Secara umum, kualitas hidup pasien TB tergolong baik, yakni sebesar 71,11 ± 16,65. Skor terbesar ditunjukan pada domain rasa nyeri yaitu 79,83 ± 7,36. Tidak ditemukan perbedaan rerata antara aspek kesehatan mental dan kesehatan fisik pada pasien TB paru (p-value>0,05). Berdasarkan hasil analisis uji Chi-square, hanya variabel jenis kelamin yang berpengaruh terhadap kualitas hidup (p-value = 0,046). Pasien TB yang menjalani pengobatan di fase lanjutan memiliki skor kualitas hidup yang lebih besar dibandingkan pengobatan di fase intensif, meskipun perbedaan tersebut tidak bermakna. Pasien TB paru yang memiliki penyakit komorbid dan yang merasakan efek samping selama pengobatan, ditemukan skor pada domain fungsi fisik yang secara signifikan lebih rendah daripada pasien yang tidak memiliki penyakit komorbid dan yang tanpa efek samping dengan p-value 0,043 dan 0,030 secara berturut-turut. Kesimpulan pada penelitian ini kualitas hidup pasien TB tergolong baik dan hanya variabel jenis kelamin yang berpengaruh terhadap kualitas hidup. Diperlukan upaya elaborasi antar tenaga kesehatan untuk mempertahankan dan meningatkan kualitas hidup pasien TB khususnya pada pasien dengan komorbid dan keluhan efek samping selama pengobatan dengan obat antituberkulosis\",\"PeriodicalId\":197039,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari\",\"volume\":\"47 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-01-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.52434/jfb.v13i1.1398\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.52434/jfb.v13i1.1398","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
EVALUASI KUALITAS HIDUP PASIEN TUBERKULOSIS PARU MENGGUNAKAN INSTRUMEN SHORT FORM-36
Tuberkulosis masih menjadi polemik kesehatan di Indonesia yang dapat berdampak pada kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengukur kualitas hidup pasien tuberkulosis paru dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup. Penelitian ini merupakan penelitian prospektif observasional dengan desain penelitian cross-sectional yang dilakukan di Puskesmas Perak Timur Surabaya pada bulan Maret hingga Juli 2021. Kuesioner SF-36 digunakan untuk mengukur kualitas hidup pasien TB. Didapatkan empat puluh lima pasien TB paru yang memenuhi kriteria inklusi. Secara umum, kualitas hidup pasien TB tergolong baik, yakni sebesar 71,11 ± 16,65. Skor terbesar ditunjukan pada domain rasa nyeri yaitu 79,83 ± 7,36. Tidak ditemukan perbedaan rerata antara aspek kesehatan mental dan kesehatan fisik pada pasien TB paru (p-value>0,05). Berdasarkan hasil analisis uji Chi-square, hanya variabel jenis kelamin yang berpengaruh terhadap kualitas hidup (p-value = 0,046). Pasien TB yang menjalani pengobatan di fase lanjutan memiliki skor kualitas hidup yang lebih besar dibandingkan pengobatan di fase intensif, meskipun perbedaan tersebut tidak bermakna. Pasien TB paru yang memiliki penyakit komorbid dan yang merasakan efek samping selama pengobatan, ditemukan skor pada domain fungsi fisik yang secara signifikan lebih rendah daripada pasien yang tidak memiliki penyakit komorbid dan yang tanpa efek samping dengan p-value 0,043 dan 0,030 secara berturut-turut. Kesimpulan pada penelitian ini kualitas hidup pasien TB tergolong baik dan hanya variabel jenis kelamin yang berpengaruh terhadap kualitas hidup. Diperlukan upaya elaborasi antar tenaga kesehatan untuk mempertahankan dan meningatkan kualitas hidup pasien TB khususnya pada pasien dengan komorbid dan keluhan efek samping selama pengobatan dengan obat antituberkulosis