Mahyiddin Mahyiddin, M. I. Siregar, Muhammad Affan
{"title":"萨拉菲教育的新范例:亚齐朗萨的SDIT上的浸湿主义、实用主义和进步主义谈判","authors":"Mahyiddin Mahyiddin, M. I. Siregar, Muhammad Affan","doi":"10.20885/MILLAH.VOL17.ISS2.ART3","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Setidaknya ada dua corak tulisan tentang pendidikan salafi yang kerap muncul di permukaan. Pertama, mencoba untuk memosisikan secara apologis akan relevansi fungsional antara pendidikan salafi dengan ideologi negara, modernitas, dan realitas kemajemukan bangsa. Sedangkan yang kedua malah sebaliknya, justru melakukan kritik dan otokritik terhadap konsep pendidikan salafi, yang karena konservatismenya, dipandang kurang bersahabat dengan ideologi negara dan realitas kebangsaan. Sementara, tulisan ini sedikit lebih unik. Di dalamnya membahas tentang adanya fakta-fakta operasional yang menimbulkan dilema antara pendidikan salafi yang notabene bersifat perenialis dengan paradigma pragmatisme dan progresifisme. Uniknya lagi, ketiga paradigma yang dianggap kontras ini justru “bernegosiasi”, koersif atau tidak, dalam pengoperasionalisasian pendidikan pada SDIT di Langsa, Aceh. Sehingga mendorong lahirnya kemungkinan bermetamorfosisnya pendidikan salafi ke arah paradigma baru bernama “salafi progresif”. Kreasi metodologis yang berbasis pada data fenomenologis ini diharapkan akan mampu menjadi top model rumusan dasar filosofis bagi pendidikan salafi di Indonesia.","PeriodicalId":341172,"journal":{"name":"Millah: Journal of Religious Studies","volume":"109 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Paradigma Baru Pendidikan Salafi: Negosiasi Perenialisme, Pragmatisme, dan Progresifisme pada SDIT di Langsa, Aceh\",\"authors\":\"Mahyiddin Mahyiddin, M. I. Siregar, Muhammad Affan\",\"doi\":\"10.20885/MILLAH.VOL17.ISS2.ART3\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Setidaknya ada dua corak tulisan tentang pendidikan salafi yang kerap muncul di permukaan. Pertama, mencoba untuk memosisikan secara apologis akan relevansi fungsional antara pendidikan salafi dengan ideologi negara, modernitas, dan realitas kemajemukan bangsa. Sedangkan yang kedua malah sebaliknya, justru melakukan kritik dan otokritik terhadap konsep pendidikan salafi, yang karena konservatismenya, dipandang kurang bersahabat dengan ideologi negara dan realitas kebangsaan. Sementara, tulisan ini sedikit lebih unik. Di dalamnya membahas tentang adanya fakta-fakta operasional yang menimbulkan dilema antara pendidikan salafi yang notabene bersifat perenialis dengan paradigma pragmatisme dan progresifisme. Uniknya lagi, ketiga paradigma yang dianggap kontras ini justru “bernegosiasi”, koersif atau tidak, dalam pengoperasionalisasian pendidikan pada SDIT di Langsa, Aceh. Sehingga mendorong lahirnya kemungkinan bermetamorfosisnya pendidikan salafi ke arah paradigma baru bernama “salafi progresif”. Kreasi metodologis yang berbasis pada data fenomenologis ini diharapkan akan mampu menjadi top model rumusan dasar filosofis bagi pendidikan salafi di Indonesia.\",\"PeriodicalId\":341172,\"journal\":{\"name\":\"Millah: Journal of Religious Studies\",\"volume\":\"109 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-04-28\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Millah: Journal of Religious Studies\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.20885/MILLAH.VOL17.ISS2.ART3\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Millah: Journal of Religious Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20885/MILLAH.VOL17.ISS2.ART3","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Paradigma Baru Pendidikan Salafi: Negosiasi Perenialisme, Pragmatisme, dan Progresifisme pada SDIT di Langsa, Aceh
Setidaknya ada dua corak tulisan tentang pendidikan salafi yang kerap muncul di permukaan. Pertama, mencoba untuk memosisikan secara apologis akan relevansi fungsional antara pendidikan salafi dengan ideologi negara, modernitas, dan realitas kemajemukan bangsa. Sedangkan yang kedua malah sebaliknya, justru melakukan kritik dan otokritik terhadap konsep pendidikan salafi, yang karena konservatismenya, dipandang kurang bersahabat dengan ideologi negara dan realitas kebangsaan. Sementara, tulisan ini sedikit lebih unik. Di dalamnya membahas tentang adanya fakta-fakta operasional yang menimbulkan dilema antara pendidikan salafi yang notabene bersifat perenialis dengan paradigma pragmatisme dan progresifisme. Uniknya lagi, ketiga paradigma yang dianggap kontras ini justru “bernegosiasi”, koersif atau tidak, dalam pengoperasionalisasian pendidikan pada SDIT di Langsa, Aceh. Sehingga mendorong lahirnya kemungkinan bermetamorfosisnya pendidikan salafi ke arah paradigma baru bernama “salafi progresif”. Kreasi metodologis yang berbasis pada data fenomenologis ini diharapkan akan mampu menjadi top model rumusan dasar filosofis bagi pendidikan salafi di Indonesia.