{"title":"西特拉生产南班古鲁灌溉水稻的新品种的采用率","authors":"None Wawan Eka Putra, None Andi Ishak, None Emlan Fauzi, None Miswarti Miswarti, None Yahumri Yahumri, None Siti Rosmanah, None Alfayanti Alfayanti, None Taupik Rahman, None Tri Margono, None Yanter Hutapea, None Entis Sutisna","doi":"10.47687/snppvp.v4i1.679","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penggunaan benih padi sawah irigasi di Indonesia didominasi oleh varietas padi unggul yang sudah lama dilepas. Fenomena ini juga terjadi di sentra-sentra produksi padi di Kabupaten Bengkulu Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat adopsi benih padi unggul baru pada sentra produksi Kabupaten Bengkulu Selatan. Pengumpulan data melalui survei dilakukan pada bulan Oktober hingga Desember 2022 dengan melibatkan 87 petani dari 81 kelompok tani di sentra produksi padi sawah irigasi di tiga kecamatan Bengkulu Selatan, yakni Seginim, Air Nipis, dan Kedurang. Wawancara juga dilakukan dengan penyuluh pertanian untuk konfirmasi data survei. Data meliputi karakteristik petani, penggunaan varietas padi, sumber benih, dan masalah adopsi varietas unggul baru. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat varietas padi unggul lama yaitu Cigeulis, Ciherang, Mekongga, dan IR64 masih banyak digunakan petani masing-masing sebesar 31,61%, 31,03%, 27,01%, dan 6,32%. Tingkat adopsi varietas unggul baru oleh petani hanya mencapai 4,00%. Rendahnya adopsi tersebut karena sebagian besar petani masih menggunakan benih hasil panen sebelumnya yang berasal dari lahan sendiri, tetangga, atau keluarga sebesar 52,87%. Sementara itu, hanya 25,29% petani yang menggunakan benih dari bantuan pemerintah, dan sisanya diperoleh dengan membeli benih dari kios pertanian (17,24%) atau penangkar benih (4,60%). Oleh karena itu, pemerintah perlu memperkenalkan varietas unggul baru padi melalui program dukungan benih bagi petani untuk mendorong adopsi varietas unggul baru.","PeriodicalId":495417,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Tingkat Adopsi Varietas Unggul Baru di Sentra Produksi Padi Sawah Irigasi Bengkulu Selatan\",\"authors\":\"None Wawan Eka Putra, None Andi Ishak, None Emlan Fauzi, None Miswarti Miswarti, None Yahumri Yahumri, None Siti Rosmanah, None Alfayanti Alfayanti, None Taupik Rahman, None Tri Margono, None Yanter Hutapea, None Entis Sutisna\",\"doi\":\"10.47687/snppvp.v4i1.679\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penggunaan benih padi sawah irigasi di Indonesia didominasi oleh varietas padi unggul yang sudah lama dilepas. Fenomena ini juga terjadi di sentra-sentra produksi padi di Kabupaten Bengkulu Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat adopsi benih padi unggul baru pada sentra produksi Kabupaten Bengkulu Selatan. Pengumpulan data melalui survei dilakukan pada bulan Oktober hingga Desember 2022 dengan melibatkan 87 petani dari 81 kelompok tani di sentra produksi padi sawah irigasi di tiga kecamatan Bengkulu Selatan, yakni Seginim, Air Nipis, dan Kedurang. Wawancara juga dilakukan dengan penyuluh pertanian untuk konfirmasi data survei. Data meliputi karakteristik petani, penggunaan varietas padi, sumber benih, dan masalah adopsi varietas unggul baru. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat varietas padi unggul lama yaitu Cigeulis, Ciherang, Mekongga, dan IR64 masih banyak digunakan petani masing-masing sebesar 31,61%, 31,03%, 27,01%, dan 6,32%. Tingkat adopsi varietas unggul baru oleh petani hanya mencapai 4,00%. Rendahnya adopsi tersebut karena sebagian besar petani masih menggunakan benih hasil panen sebelumnya yang berasal dari lahan sendiri, tetangga, atau keluarga sebesar 52,87%. Sementara itu, hanya 25,29% petani yang menggunakan benih dari bantuan pemerintah, dan sisanya diperoleh dengan membeli benih dari kios pertanian (17,24%) atau penangkar benih (4,60%). Oleh karena itu, pemerintah perlu memperkenalkan varietas unggul baru padi melalui program dukungan benih bagi petani untuk mendorong adopsi varietas unggul baru.\",\"PeriodicalId\":495417,\"journal\":{\"name\":\"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian\",\"volume\":\"34 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-09-28\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.679\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47687/snppvp.v4i1.679","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Tingkat Adopsi Varietas Unggul Baru di Sentra Produksi Padi Sawah Irigasi Bengkulu Selatan
Penggunaan benih padi sawah irigasi di Indonesia didominasi oleh varietas padi unggul yang sudah lama dilepas. Fenomena ini juga terjadi di sentra-sentra produksi padi di Kabupaten Bengkulu Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat adopsi benih padi unggul baru pada sentra produksi Kabupaten Bengkulu Selatan. Pengumpulan data melalui survei dilakukan pada bulan Oktober hingga Desember 2022 dengan melibatkan 87 petani dari 81 kelompok tani di sentra produksi padi sawah irigasi di tiga kecamatan Bengkulu Selatan, yakni Seginim, Air Nipis, dan Kedurang. Wawancara juga dilakukan dengan penyuluh pertanian untuk konfirmasi data survei. Data meliputi karakteristik petani, penggunaan varietas padi, sumber benih, dan masalah adopsi varietas unggul baru. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat varietas padi unggul lama yaitu Cigeulis, Ciherang, Mekongga, dan IR64 masih banyak digunakan petani masing-masing sebesar 31,61%, 31,03%, 27,01%, dan 6,32%. Tingkat adopsi varietas unggul baru oleh petani hanya mencapai 4,00%. Rendahnya adopsi tersebut karena sebagian besar petani masih menggunakan benih hasil panen sebelumnya yang berasal dari lahan sendiri, tetangga, atau keluarga sebesar 52,87%. Sementara itu, hanya 25,29% petani yang menggunakan benih dari bantuan pemerintah, dan sisanya diperoleh dengan membeli benih dari kios pertanian (17,24%) atau penangkar benih (4,60%). Oleh karena itu, pemerintah perlu memperkenalkan varietas unggul baru padi melalui program dukungan benih bagi petani untuk mendorong adopsi varietas unggul baru.