{"title":"衡量 KOPRA 农业供应链绩效和附加值以改善小麦种植者福祉的模型(案例研究: INDRAGIRI HILIR 地区的 CV.)","authors":"S. Wardah, R. Surya, Deby Yoanda","doi":"10.47521/selodangmayang.v10i1.347","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The level of sales of copra coconuts fell during the pandemic in proportion to the decrease in consumer demand. It is a problem caused by improper handling in the supply chain. The Agroindustry needs to maintain and improve its supply chain performance. Objectives This research analyses supply chain structure, performance, value creation, and supply chain state. Performance measurement was carried out using the Supply Chain Operations Reference Method (SCOR), Analytical Hierarchy Procedure (AHP), and the Hayami method for added value analysis. CV. X comprises several supply chain members, including farmers, collectors, the copra industry, and consumers. Business push starts with farmers, collectors, industry, which produces products, and consumers. The profit rate for farmers is 3.5156 percent, and for collectors is -5.525 percent; the industry profit rate is -7,656,590.90 percent. \n \nTingkat penjualan kelapa kopra turun selama pandemi, sebanding dengan penurunan permintaan konsumen. Ini adalah masalah yang disebabkan oleh penanganan yang tidak tepat dalam rantai pasokan. Oleh karena itu, agroindustri perlu mempertahankan dan meningkatkan kinerja rantai pasoknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis struktur rantai pasokan, kinerja, penciptaan nilai dan keadaan rantai pasok. Pengukuran kinerja dilakukan menggunakan Metode Referensi Operasi Rantai Pasokan (SCOR), Prosedur Hierarki Analitik (AHP), dan metode Hayami untuk analisis nilai tambah. CV. X. terdiri dari beberapa anggota rantai pasokan, termasuk petani, pengepul, industri kopra, dan konsumen. Bisnis push dimulai dengan petani, diikuti oleh pengepul, industri, yang menghasilkan produk, dan terakhir konsumen. Tingkat keuntungan petani adalah 3,5156 persen dan pengepul adalah -5.525 persen; tingkat keuntungan industri adalah -7.656.590,90 persen.","PeriodicalId":506363,"journal":{"name":"Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir","volume":"51 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-04-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"MODEL PENGUKURAN KINERJA DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK AGROINDUSTRI KOPRA UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI KELAPA (Studi Kasus: CV. X di KABUPATEN INDRAGIRI HILIR)\",\"authors\":\"S. Wardah, R. Surya, Deby Yoanda\",\"doi\":\"10.47521/selodangmayang.v10i1.347\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"The level of sales of copra coconuts fell during the pandemic in proportion to the decrease in consumer demand. It is a problem caused by improper handling in the supply chain. The Agroindustry needs to maintain and improve its supply chain performance. Objectives This research analyses supply chain structure, performance, value creation, and supply chain state. Performance measurement was carried out using the Supply Chain Operations Reference Method (SCOR), Analytical Hierarchy Procedure (AHP), and the Hayami method for added value analysis. CV. X comprises several supply chain members, including farmers, collectors, the copra industry, and consumers. Business push starts with farmers, collectors, industry, which produces products, and consumers. The profit rate for farmers is 3.5156 percent, and for collectors is -5.525 percent; the industry profit rate is -7,656,590.90 percent. \\n \\nTingkat penjualan kelapa kopra turun selama pandemi, sebanding dengan penurunan permintaan konsumen. Ini adalah masalah yang disebabkan oleh penanganan yang tidak tepat dalam rantai pasokan. Oleh karena itu, agroindustri perlu mempertahankan dan meningkatkan kinerja rantai pasoknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis struktur rantai pasokan, kinerja, penciptaan nilai dan keadaan rantai pasok. Pengukuran kinerja dilakukan menggunakan Metode Referensi Operasi Rantai Pasokan (SCOR), Prosedur Hierarki Analitik (AHP), dan metode Hayami untuk analisis nilai tambah. CV. X. terdiri dari beberapa anggota rantai pasokan, termasuk petani, pengepul, industri kopra, dan konsumen. Bisnis push dimulai dengan petani, diikuti oleh pengepul, industri, yang menghasilkan produk, dan terakhir konsumen. Tingkat keuntungan petani adalah 3,5156 persen dan pengepul adalah -5.525 persen; tingkat keuntungan industri adalah -7.656.590,90 persen.\",\"PeriodicalId\":506363,\"journal\":{\"name\":\"Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir\",\"volume\":\"51 4\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-04-08\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.47521/selodangmayang.v10i1.347\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47521/selodangmayang.v10i1.347","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
MODEL PENGUKURAN KINERJA DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK AGROINDUSTRI KOPRA UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI KELAPA (Studi Kasus: CV. X di KABUPATEN INDRAGIRI HILIR)
The level of sales of copra coconuts fell during the pandemic in proportion to the decrease in consumer demand. It is a problem caused by improper handling in the supply chain. The Agroindustry needs to maintain and improve its supply chain performance. Objectives This research analyses supply chain structure, performance, value creation, and supply chain state. Performance measurement was carried out using the Supply Chain Operations Reference Method (SCOR), Analytical Hierarchy Procedure (AHP), and the Hayami method for added value analysis. CV. X comprises several supply chain members, including farmers, collectors, the copra industry, and consumers. Business push starts with farmers, collectors, industry, which produces products, and consumers. The profit rate for farmers is 3.5156 percent, and for collectors is -5.525 percent; the industry profit rate is -7,656,590.90 percent.
Tingkat penjualan kelapa kopra turun selama pandemi, sebanding dengan penurunan permintaan konsumen. Ini adalah masalah yang disebabkan oleh penanganan yang tidak tepat dalam rantai pasokan. Oleh karena itu, agroindustri perlu mempertahankan dan meningkatkan kinerja rantai pasoknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis struktur rantai pasokan, kinerja, penciptaan nilai dan keadaan rantai pasok. Pengukuran kinerja dilakukan menggunakan Metode Referensi Operasi Rantai Pasokan (SCOR), Prosedur Hierarki Analitik (AHP), dan metode Hayami untuk analisis nilai tambah. CV. X. terdiri dari beberapa anggota rantai pasokan, termasuk petani, pengepul, industri kopra, dan konsumen. Bisnis push dimulai dengan petani, diikuti oleh pengepul, industri, yang menghasilkan produk, dan terakhir konsumen. Tingkat keuntungan petani adalah 3,5156 persen dan pengepul adalah -5.525 persen; tingkat keuntungan industri adalah -7.656.590,90 persen.