{"title":"卡洛地区詹迪村 Pemena 信仰中 Erpangir Ku Lau 仪式的生态智慧概念","authors":"E. Ginting","doi":"10.31969/pusaka.v12i1.1466","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Konsep religius memiliki keterkaitan dengan kearifan ekologis, hal tersebut yang dimiliki oleh kepercayaan lokal pemena di Desa Jandi, Kabupaten Karo, praktik religius tersebut ialah erpangir ku lau. Permasalahan terletak pada pergeseran paradigma erpangir ku lau karena pengaruh kolonial. Erpangir ku lau dianggap praktik sinkretisme karena menyembah objek material (air, pohon, tanah), padahal ritual tersebut dimaknai sebagai hubungan antara manusia-alam- Yang Ilahi. Tulisan ini berfokus pada penggalian makna kearifan ekologis dalam erpangir ku lau sehingga praktik ini dimaknai sebagai praktik sinkretisme. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan wawancara terhadap informan untuk mendapatkan data. Penelitian dilakukan di Desa Jandi, wawancara dilakukan kepada beberapa tokoh penganut kepercayaan pemena yang melakukan praktik erpangir ku lau. Penulis juga melakukan penelitian kepustakaan untuk mencari sumber-sumber yang relevan. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa erpangir ku lau mendorong kesadaran para penganut kepercayaan pemena memaknai interdependensi manusia dengan alam. Implementasi kearifan ekologis yang muncul yaitu menjaga mata air, sumber daya alam (hutan dan tanah), dan juga sistem pertanian berbasis local wisdom. Pemaknaan terhadap ritual erpangir ku lau menjadikan hubungan manusia dan alam timbal balik dan saling mempengaruhi. Pemahaman tersebut berimplikasi pada nilai dan karakter kepercayaan pemena yang mengelola alam dengan perasaan hormat dan mawas diri. Erpangir ku lau sebagai kearifan lokal seharusnya terus dilestarikan dan dikelola. ","PeriodicalId":515068,"journal":{"name":"PUSAKA","volume":"89 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-06-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Konsep Kearifan Ekologis Ritual Erpangir Ku Lau Pada Kepercayaan Pemena di Desa Jandi, Kabupaten Karo\",\"authors\":\"E. Ginting\",\"doi\":\"10.31969/pusaka.v12i1.1466\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Konsep religius memiliki keterkaitan dengan kearifan ekologis, hal tersebut yang dimiliki oleh kepercayaan lokal pemena di Desa Jandi, Kabupaten Karo, praktik religius tersebut ialah erpangir ku lau. Permasalahan terletak pada pergeseran paradigma erpangir ku lau karena pengaruh kolonial. Erpangir ku lau dianggap praktik sinkretisme karena menyembah objek material (air, pohon, tanah), padahal ritual tersebut dimaknai sebagai hubungan antara manusia-alam- Yang Ilahi. Tulisan ini berfokus pada penggalian makna kearifan ekologis dalam erpangir ku lau sehingga praktik ini dimaknai sebagai praktik sinkretisme. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan wawancara terhadap informan untuk mendapatkan data. Penelitian dilakukan di Desa Jandi, wawancara dilakukan kepada beberapa tokoh penganut kepercayaan pemena yang melakukan praktik erpangir ku lau. Penulis juga melakukan penelitian kepustakaan untuk mencari sumber-sumber yang relevan. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa erpangir ku lau mendorong kesadaran para penganut kepercayaan pemena memaknai interdependensi manusia dengan alam. Implementasi kearifan ekologis yang muncul yaitu menjaga mata air, sumber daya alam (hutan dan tanah), dan juga sistem pertanian berbasis local wisdom. Pemaknaan terhadap ritual erpangir ku lau menjadikan hubungan manusia dan alam timbal balik dan saling mempengaruhi. Pemahaman tersebut berimplikasi pada nilai dan karakter kepercayaan pemena yang mengelola alam dengan perasaan hormat dan mawas diri. Erpangir ku lau sebagai kearifan lokal seharusnya terus dilestarikan dan dikelola. \",\"PeriodicalId\":515068,\"journal\":{\"name\":\"PUSAKA\",\"volume\":\"89 6\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-06-02\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"PUSAKA\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.31969/pusaka.v12i1.1466\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"PUSAKA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31969/pusaka.v12i1.1466","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
宗教的概念与生态智慧有关,卡洛行政区詹迪村的 pemena 当地信仰拥有生态智慧,其宗教习俗是 erpangir ku lau。问题在于 Erpangir ku lau 的范式因殖民影响而发生了转变。Erpangir ku lau 被认为是一种综合习俗,因为它崇拜的是物质对象(水、树木、土壤),而仪式则被解释为人与自然和神之间的关系。本文的重点是探讨生态智慧在 erpangir ku lau 中的含义,从而将这种习俗解释为一种合一习俗。本研究采用定性研究方法,通过与信息提供者进行访谈来获取数据。研究在 Jandi 村进行,采访了几位信奉 erpangir ku lau 的 pemena 信徒。作者还在图书馆查找相关资料。这项研究表明,erpangir ku lau 鼓励佩梅纳信徒用意识来解释人与自然的相互依存关系。由此产生的生态智慧是保护泉水、自然资源(森林和土地)以及基于当地智慧的农业系统。erpangir ku lau 仪式的意义在于使人与自然的关系互惠互利、相互影响。这种理解对佩梅纳信仰的价值观和特征产生了影响,佩梅纳信仰以尊重和自省的情感来管理自然。Erpangir ku lau 作为地方智慧应继续得到保护和管理。
Konsep Kearifan Ekologis Ritual Erpangir Ku Lau Pada Kepercayaan Pemena di Desa Jandi, Kabupaten Karo
Konsep religius memiliki keterkaitan dengan kearifan ekologis, hal tersebut yang dimiliki oleh kepercayaan lokal pemena di Desa Jandi, Kabupaten Karo, praktik religius tersebut ialah erpangir ku lau. Permasalahan terletak pada pergeseran paradigma erpangir ku lau karena pengaruh kolonial. Erpangir ku lau dianggap praktik sinkretisme karena menyembah objek material (air, pohon, tanah), padahal ritual tersebut dimaknai sebagai hubungan antara manusia-alam- Yang Ilahi. Tulisan ini berfokus pada penggalian makna kearifan ekologis dalam erpangir ku lau sehingga praktik ini dimaknai sebagai praktik sinkretisme. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan wawancara terhadap informan untuk mendapatkan data. Penelitian dilakukan di Desa Jandi, wawancara dilakukan kepada beberapa tokoh penganut kepercayaan pemena yang melakukan praktik erpangir ku lau. Penulis juga melakukan penelitian kepustakaan untuk mencari sumber-sumber yang relevan. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa erpangir ku lau mendorong kesadaran para penganut kepercayaan pemena memaknai interdependensi manusia dengan alam. Implementasi kearifan ekologis yang muncul yaitu menjaga mata air, sumber daya alam (hutan dan tanah), dan juga sistem pertanian berbasis local wisdom. Pemaknaan terhadap ritual erpangir ku lau menjadikan hubungan manusia dan alam timbal balik dan saling mempengaruhi. Pemahaman tersebut berimplikasi pada nilai dan karakter kepercayaan pemena yang mengelola alam dengan perasaan hormat dan mawas diri. Erpangir ku lau sebagai kearifan lokal seharusnya terus dilestarikan dan dikelola.