社会支出研究:《乌里汶》一章对元旦传统的规范

Maharani Maharani, Ahmad Asmuni, B. Sanusi
{"title":"社会支出研究:《乌里汶》一章对元旦传统的规范","authors":"Maharani Maharani, Ahmad Asmuni, B. Sanusi","doi":"10.24235/jy.v7i2.9374","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tomb pilgrimage is a form of culture or customs for some people in Indonesia. Tomb pilgrimages are carried out by visiting the graves of guardians, scholars, and also family graves. This study aims to study or analyze the traditions of the people who still preserve the tradition of pilgrimage to the tomb of Nyi Mas Gandasari. This study uses a qualitative descriptive method, the observed phenomenon is the habits of the people that have been passed down from their ancestors related to the pilgrimage to the tomb of Nyi Mas Gandasari. Results and discussion in this study. First, it is related to the history of Nyi Mas Gandasari's tomb, which is claimed to be a stopover or hermitage place for the guardian of Allah when spreading Islam in Cirebon. So that's where Nyi Mas Gandasari's final resting place is. Second, besides aiming to pray for the deceased, pilgrims come with different motivations, such as wanting to ask for healing from a disease that cannot be cured by medical treatment, bringing hope that their soul mate will soon meet their soul mate, wanting to find peace, wanting their business to run smoothly, work smoothly, etc. Third, the forms of religious behavior of pilgrims are expressed in the way they pray for the deceased, such as YAQZHAN | Volume 07, Nomor 02, Desember 2021 Maharani1, Ahmad Asmuni2, Burhanudin Sanusi3 | 231 tahlilan, istighosah, prayer, etc. The community of Panguragan village also still preserves other traditions, such as muludan, village ruwatan, to routine pilgrimages to the grave of Nyi Mas Gandasari. Keyword: Pilgrimage, Tomb, Nyi Mas Gandasari. A. PENDAHULUAN Tradisi ialah suatu kebiasaan yang dilakukan sejak lama dan secara terus menerus menjadi kehidupan masyarakat sampai saat ini. Tradisi merupakan kegiatan suatu kelompok masyarakat yang dilakukan berulang-ulang dan langgeng sifatnya. Tradisi secara umum dipahami sebagai pengetahuan, doktrin, kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun termasuk cara penyampaian pengetahuan, doktrin dan praktek tersebut. Setiap kelompok mempunyai tradisi yang berbeda. Hal ini didasarkan pada karakter masingmasing kelompok yang berbeda pula. Tradisi ada kalanya terbentuk oleh lingkungan di mana tradisi berada dan sudah terbentuk, kemudian diteruskan masyarakat karena hal tersebut merupakan peninggalan nenek moyang mereka. Tradisi ini biasanya berhubungan erat dengan unsur kepercayaan atau keagamaan yang memiliki makna moral yang penting. Biasanya dilakukan ditempat yang suci dan penting bagi keyakinan dan iman yang bersangkutan. Tradisi di Indonesia, khususnya di masyarakat Jawa, merupakan sesuatu yang dianggap sakral, sehingga tradisi sangat dihormati serta dipertahankan oleh sebagian besar masyarakat Jawa. Sebagai contoh adalah tradisi ziarah makam yang ada di Jawa, tradisi tersebut dipertahankan karena masyarakat Jawa meyakini bahwa makam merupakan sebuah tempat suci yang mengandung aura yang berbeda dengan kekuatan tempat lainnya, sehingga penghormatan yang diberikan tentunya juga dapat berbeda-beda. Ziarah makam merupakan tradisi yang telah mengakar pada masa pra-Islam dan kemudian berkembang sedemikian rupa ketika Islam berkembang di Nusantara. Ada relevansi ziarah makam wali dengan ziarah ke candi atau tempat lain pada masa praIslam. Ziarah makam tidak hanya merujuk pada ziarah makam wali atau tokoh agama, tetapi juga ziarah makam orang tua, pahlawan, kerabat, dan lain-lain. Ziarah bisa juga 1 Anisatun Muti‟ah, Harmonisasi Agama dan Budaya di Indonesia (Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2009). 2 Ahmad Amin, Ilmu Akhlak (Jakarta: Bulan Bintang, 1995). 3 Nur Syam, Islam Pesisir (Yogyakarta: LKiS, 2005). 4 Syam. YAQZHAN | Volume 07, Nomor 02, Desember 2021 Maharani1, Ahmad Asmuni2, Burhanudin Sanusi3 | 232 dapat disebut sebagai ritual keagamaan karena di dalamnya mengkultuskan para leluhur atau nenek moyang yang telah meninggal. Secara garis besar, tujuan dari ziarah makam adalah untuk mengingatkan manusia bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara dan semua manusia akan mengalami kematian. Dengan berziarah makam dapat menjadikan diri manusia selalu mengingat akan kematian. Ziarah makam juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk mengintropeksi diri tentang kematian yang pasti dialami oleh setiap yang berjiwa. Bagi sebagian masyarakat muslim, makam merupakan tempat yang dianggap suci dan pantas dihormati. Sebab makam merupakan tempat peristirahatan bagi arwah nenek moyang yang telah meninggal. Oleh sebabnya keberadaan makam dari tokoh tertentu dapat menimbulkan bermacam-macam daya tarik bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas ziarah dengan berbagai motivasi pula. Tradisi ziarah makam juga erat hubungannya dengan kharisma leluhur yang makamnya banyak dikunjungi orang. Kharisma leluhur ini dapat diwujudkan dengan bentuk dan hiasan bangunan kubur/makam yang beraneka ragam, sesuai dengan tradisi seni bangun yang disukai atau dikuasai oleh masyarakat setempat. Hal ini pula yang terjadi pada fenomena ziarah makam ke Nyi Mas Gandasari. Kharisma dari sosok Nyi Mas Gandasari sebagai keturunan tidak langsung alias anak angkat Sunan Gunung Jati dan merupakan seorang Putri yang dianggap mempunyai keistimewaan yang luar biasa di mana ia dahulu menjadi satu-satunya panglima perang wanita dalam sejarah berdirinya kerajaan Cirebon. Jasa dari Nyi Mas Gandasari yang paling menonjol dan dikenang oleh masyarakat adalah karena Nyi Mas Gandasari berhasil membobol benteng pertahanan kerajaan Sunda Galuh pada masa lalu. Oleh sebab itulah nama Nyi Mas Gandasari selalu dikenang dan makamnya terus dilestarikan oleh masyarakat Desa Panguragan sampai pada saat ini. 5 M Mishabul Mujib, “Fenomena Tradisi Ziarah Lokal dalam Masyarakat Jawa: Kontestasi Kesalehan, Identitas Keagamaan dan Komersial,” Ibda: Jurnal Kajian Islam dan Budaya 14, no. 2 (2016): 204–24. 6 Purwadi, Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual (Jakarta: Kompas, 2006). 7 Bahruddin Subkhy, Bid’ah-Bid’ah di Indonesia (Jakarta: Gema Insani Press, 1995). 8 Hendra Kadarusman, “Tradisi Ziarah di Makam Aria Wangsa Goparana Dan Eyamg Dalem Ranggadipa di Kabupaten Subang” (UIN Sunan Gunung Djati, 2011). 9 Feryani Umi Rosidah, Etnografi Ziarah Makam Sunan Ampel (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2012). 10 Bunaim, Juru Kunci makam Nyi Mas Gandasari, Wawancara, 27 November 2020 YAQZHAN | Volume 07, Nomor 02, Desember 2021 Maharani1, Ahmad Asmuni2, Burhanudin Sanusi3 | 233 Ziarah makam Nyi Mas Gandasari di Desa Panguragan adalah suatu warisan leluhur yang diturunkan secara turun temurun. Ziarah makam Nyi Mas Gandasari bisa disebut dengan ziarah makam terhadap nenek moyang. Sejak zaman dahulu masyarakat Desa Panguragan sangat mempercayai keberadaan leluhur mereka dan menganggap Nyi Mas Gandasari sebagai leluhur di desa mereka. Banyak peziarah makam Nyi Mas Gandasari yang tidak hanya berasal dari masyarakat desa Panguragan itu sendiri. Namun, ada juga peziarah makam dari luar desa yang datang dari berbagai daerah lainnya. Biasanya masyarakat Desa Panguragan mengunjungi makam Nyi Mas Gandasari pada saat-saat tertentu, misalnya pada waktu ruwatan desa, masa tanam (keleman) atau disebut dengan sedekah bumi. Sedangkan pengunjung makam yang berasal dari luar desa, umumnya mereka datang secara pribadi terkadang juga secara rombongan. Kondisi inilah yang membuat peneliti tertarik melakukan sebuah studi tindakan sosial terhadap fenomena ziarah di makam Nyi Mas Gandasari, dikarenakan sampai pada saat ini tradisi ziarah makam Nyi Mas Gandasari masih tetap dijalankan oleh masyarakat peziarah, baik oleh masyarakat desa maupun luar desa. Dalam penelitian ini, peneliti lebih menekankan pada tindakan sosial yang berupa bentuk perilaku dan bentuk motivasi yang dilakukan oleh peziarah. B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu metode yang bergantung dari pengamatan kepada suatu fenomena baik dalam kawasannya maupun peristilahannya. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan cara wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. Sumber Data yang penulis peroleh ialah dari sumber data primer, yang mana data primer merupakan data yang diperoleh dari informan pertama atau pokok. Dalam hal ini peneliti menggunakan informan kuncen dan pengurus makam serta masyarakat yang berziarah ke makam Nyi Mas Gandasari. Adapun analisis data yang akan digunakan adalah dengan menggunakan teori tindakan sosial","PeriodicalId":34854,"journal":{"name":"Jurnal Yaqzhan Analisis Filsafat Agama dan Kemanusiaan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"STUDI TINDAKAN SOSIAL: TRADISI ZIARAH MAKAM NYI MAS GANDASARI DI DESA PANGURAGAN KABUPATEN CIREBON\",\"authors\":\"Maharani Maharani, Ahmad Asmuni, B. Sanusi\",\"doi\":\"10.24235/jy.v7i2.9374\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Tomb pilgrimage is a form of culture or customs for some people in Indonesia. Tomb pilgrimages are carried out by visiting the graves of guardians, scholars, and also family graves. This study aims to study or analyze the traditions of the people who still preserve the tradition of pilgrimage to the tomb of Nyi Mas Gandasari. This study uses a qualitative descriptive method, the observed phenomenon is the habits of the people that have been passed down from their ancestors related to the pilgrimage to the tomb of Nyi Mas Gandasari. Results and discussion in this study. First, it is related to the history of Nyi Mas Gandasari's tomb, which is claimed to be a stopover or hermitage place for the guardian of Allah when spreading Islam in Cirebon. So that's where Nyi Mas Gandasari's final resting place is. Second, besides aiming to pray for the deceased, pilgrims come with different motivations, such as wanting to ask for healing from a disease that cannot be cured by medical treatment, bringing hope that their soul mate will soon meet their soul mate, wanting to find peace, wanting their business to run smoothly, work smoothly, etc. Third, the forms of religious behavior of pilgrims are expressed in the way they pray for the deceased, such as YAQZHAN | Volume 07, Nomor 02, Desember 2021 Maharani1, Ahmad Asmuni2, Burhanudin Sanusi3 | 231 tahlilan, istighosah, prayer, etc. The community of Panguragan village also still preserves other traditions, such as muludan, village ruwatan, to routine pilgrimages to the grave of Nyi Mas Gandasari. Keyword: Pilgrimage, Tomb, Nyi Mas Gandasari. A. PENDAHULUAN Tradisi ialah suatu kebiasaan yang dilakukan sejak lama dan secara terus menerus menjadi kehidupan masyarakat sampai saat ini. Tradisi merupakan kegiatan suatu kelompok masyarakat yang dilakukan berulang-ulang dan langgeng sifatnya. Tradisi secara umum dipahami sebagai pengetahuan, doktrin, kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun termasuk cara penyampaian pengetahuan, doktrin dan praktek tersebut. Setiap kelompok mempunyai tradisi yang berbeda. Hal ini didasarkan pada karakter masingmasing kelompok yang berbeda pula. Tradisi ada kalanya terbentuk oleh lingkungan di mana tradisi berada dan sudah terbentuk, kemudian diteruskan masyarakat karena hal tersebut merupakan peninggalan nenek moyang mereka. Tradisi ini biasanya berhubungan erat dengan unsur kepercayaan atau keagamaan yang memiliki makna moral yang penting. Biasanya dilakukan ditempat yang suci dan penting bagi keyakinan dan iman yang bersangkutan. Tradisi di Indonesia, khususnya di masyarakat Jawa, merupakan sesuatu yang dianggap sakral, sehingga tradisi sangat dihormati serta dipertahankan oleh sebagian besar masyarakat Jawa. Sebagai contoh adalah tradisi ziarah makam yang ada di Jawa, tradisi tersebut dipertahankan karena masyarakat Jawa meyakini bahwa makam merupakan sebuah tempat suci yang mengandung aura yang berbeda dengan kekuatan tempat lainnya, sehingga penghormatan yang diberikan tentunya juga dapat berbeda-beda. Ziarah makam merupakan tradisi yang telah mengakar pada masa pra-Islam dan kemudian berkembang sedemikian rupa ketika Islam berkembang di Nusantara. Ada relevansi ziarah makam wali dengan ziarah ke candi atau tempat lain pada masa praIslam. Ziarah makam tidak hanya merujuk pada ziarah makam wali atau tokoh agama, tetapi juga ziarah makam orang tua, pahlawan, kerabat, dan lain-lain. Ziarah bisa juga 1 Anisatun Muti‟ah, Harmonisasi Agama dan Budaya di Indonesia (Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2009). 2 Ahmad Amin, Ilmu Akhlak (Jakarta: Bulan Bintang, 1995). 3 Nur Syam, Islam Pesisir (Yogyakarta: LKiS, 2005). 4 Syam. YAQZHAN | Volume 07, Nomor 02, Desember 2021 Maharani1, Ahmad Asmuni2, Burhanudin Sanusi3 | 232 dapat disebut sebagai ritual keagamaan karena di dalamnya mengkultuskan para leluhur atau nenek moyang yang telah meninggal. Secara garis besar, tujuan dari ziarah makam adalah untuk mengingatkan manusia bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara dan semua manusia akan mengalami kematian. Dengan berziarah makam dapat menjadikan diri manusia selalu mengingat akan kematian. Ziarah makam juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk mengintropeksi diri tentang kematian yang pasti dialami oleh setiap yang berjiwa. Bagi sebagian masyarakat muslim, makam merupakan tempat yang dianggap suci dan pantas dihormati. Sebab makam merupakan tempat peristirahatan bagi arwah nenek moyang yang telah meninggal. Oleh sebabnya keberadaan makam dari tokoh tertentu dapat menimbulkan bermacam-macam daya tarik bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas ziarah dengan berbagai motivasi pula. Tradisi ziarah makam juga erat hubungannya dengan kharisma leluhur yang makamnya banyak dikunjungi orang. Kharisma leluhur ini dapat diwujudkan dengan bentuk dan hiasan bangunan kubur/makam yang beraneka ragam, sesuai dengan tradisi seni bangun yang disukai atau dikuasai oleh masyarakat setempat. Hal ini pula yang terjadi pada fenomena ziarah makam ke Nyi Mas Gandasari. Kharisma dari sosok Nyi Mas Gandasari sebagai keturunan tidak langsung alias anak angkat Sunan Gunung Jati dan merupakan seorang Putri yang dianggap mempunyai keistimewaan yang luar biasa di mana ia dahulu menjadi satu-satunya panglima perang wanita dalam sejarah berdirinya kerajaan Cirebon. Jasa dari Nyi Mas Gandasari yang paling menonjol dan dikenang oleh masyarakat adalah karena Nyi Mas Gandasari berhasil membobol benteng pertahanan kerajaan Sunda Galuh pada masa lalu. Oleh sebab itulah nama Nyi Mas Gandasari selalu dikenang dan makamnya terus dilestarikan oleh masyarakat Desa Panguragan sampai pada saat ini. 5 M Mishabul Mujib, “Fenomena Tradisi Ziarah Lokal dalam Masyarakat Jawa: Kontestasi Kesalehan, Identitas Keagamaan dan Komersial,” Ibda: Jurnal Kajian Islam dan Budaya 14, no. 2 (2016): 204–24. 6 Purwadi, Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual (Jakarta: Kompas, 2006). 7 Bahruddin Subkhy, Bid’ah-Bid’ah di Indonesia (Jakarta: Gema Insani Press, 1995). 8 Hendra Kadarusman, “Tradisi Ziarah di Makam Aria Wangsa Goparana Dan Eyamg Dalem Ranggadipa di Kabupaten Subang” (UIN Sunan Gunung Djati, 2011). 9 Feryani Umi Rosidah, Etnografi Ziarah Makam Sunan Ampel (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2012). 10 Bunaim, Juru Kunci makam Nyi Mas Gandasari, Wawancara, 27 November 2020 YAQZHAN | Volume 07, Nomor 02, Desember 2021 Maharani1, Ahmad Asmuni2, Burhanudin Sanusi3 | 233 Ziarah makam Nyi Mas Gandasari di Desa Panguragan adalah suatu warisan leluhur yang diturunkan secara turun temurun. Ziarah makam Nyi Mas Gandasari bisa disebut dengan ziarah makam terhadap nenek moyang. Sejak zaman dahulu masyarakat Desa Panguragan sangat mempercayai keberadaan leluhur mereka dan menganggap Nyi Mas Gandasari sebagai leluhur di desa mereka. Banyak peziarah makam Nyi Mas Gandasari yang tidak hanya berasal dari masyarakat desa Panguragan itu sendiri. Namun, ada juga peziarah makam dari luar desa yang datang dari berbagai daerah lainnya. Biasanya masyarakat Desa Panguragan mengunjungi makam Nyi Mas Gandasari pada saat-saat tertentu, misalnya pada waktu ruwatan desa, masa tanam (keleman) atau disebut dengan sedekah bumi. Sedangkan pengunjung makam yang berasal dari luar desa, umumnya mereka datang secara pribadi terkadang juga secara rombongan. Kondisi inilah yang membuat peneliti tertarik melakukan sebuah studi tindakan sosial terhadap fenomena ziarah di makam Nyi Mas Gandasari, dikarenakan sampai pada saat ini tradisi ziarah makam Nyi Mas Gandasari masih tetap dijalankan oleh masyarakat peziarah, baik oleh masyarakat desa maupun luar desa. Dalam penelitian ini, peneliti lebih menekankan pada tindakan sosial yang berupa bentuk perilaku dan bentuk motivasi yang dilakukan oleh peziarah. B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu metode yang bergantung dari pengamatan kepada suatu fenomena baik dalam kawasannya maupun peristilahannya. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan cara wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. Sumber Data yang penulis peroleh ialah dari sumber data primer, yang mana data primer merupakan data yang diperoleh dari informan pertama atau pokok. Dalam hal ini peneliti menggunakan informan kuncen dan pengurus makam serta masyarakat yang berziarah ke makam Nyi Mas Gandasari. Adapun analisis data yang akan digunakan adalah dengan menggunakan teori tindakan sosial\",\"PeriodicalId\":34854,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Yaqzhan Analisis Filsafat Agama dan Kemanusiaan\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-12-13\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Yaqzhan Analisis Filsafat Agama dan Kemanusiaan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24235/jy.v7i2.9374\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Yaqzhan Analisis Filsafat Agama dan Kemanusiaan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24235/jy.v7i2.9374","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

陵墓朝圣是印度尼西亚一些人的一种文化或习俗。陵墓朝圣是通过参观监护人、学者的坟墓以及家族坟墓来进行的。本研究旨在研究或分析仍保留尼玛斯·甘达萨里墓朝圣传统的人们的传统。本研究采用定性描述的方法,观察到的现象是人们从祖先那里传下来的与尼玛斯·甘达萨里墓朝圣有关的习惯。本研究的结果和讨论。首先,它与尼玛斯·甘达萨里墓的历史有关,该墓被称为安拉的守护者在井里汶传播伊斯兰教时的中途停留或隐居之地。这就是尼玛斯·甘达萨里最后安息的地方。其次,除了为死者祈祷外,朝圣者还有不同的动机,比如想请求治愈一种无法通过医疗治愈的疾病,给他们的灵魂伴侣带来希望,希望他们的灵魂配偶很快会遇到他们的灵魂伙伴,希望找到和平,希望他们生意顺利开展,工作顺利等等。第三,Panguragan村的社区还保留着其他传统,如穆鲁丹、鲁瓦坦村、,-前往尼玛斯·甘达萨里的坟墓进行例行朝圣。关键词:朝圣,陵墓,尼玛斯·甘达萨里。A.传统发展是一种长期养成的习惯,直到现在仍然是社会的生活。传统是一群人重复和超越的活动。传统通常被理解为知识、学说、继承的传统,包括知识、学说和实践的呈现方式。每个小组都有不同的传统。这也是基于每个小组的特点。传统有时是由传统形成的环境形成的,然后社会继续下去,因为这是他们祖先的遗产。这一传统通常与具有重要道德意义的信任或宗教元素密切相关。通常是在信仰和相关信仰的神圣而重要的地方进行的。印尼的传统,尤其是在爪哇社会,被认为是神圣的,因此传统受到大多数爪哇社会的高度尊重和维护。作为爪哇葬礼传统的一个例子,这一传统之所以得以保留,是因为爪哇人相信葬礼是一个神圣的地方,其中包含着与另一个地方不同的光环,因此给予的尊重当然也会有所不同。墓地是一个植根于前伊斯兰时代的传统,然后随着伊斯兰教在努桑塔拉的演变而演变。在前伊斯兰时期,监护人的葬礼与葬礼之间存在着笑话或其他方面的关联。长老之墓、英雄之墓、亲属之墓和其他所有人的墓,不仅仅指长老或信徒的墓。Ziarah也可以是1 Anisatun Muti'ah,《印度尼西亚宗教与文化的和谐》(雅加达:Balai宗教研究与发展,2009)。2 Ahmad Amin,科学Akhlak(雅加达:月球,1995年)。3 Nur Syam,Islam Pessir(日惹:LKiS,2005年)。4只眼镜。YAQZHAN第07卷第02期,2021年12月Maharai1、Ahmad Asmuni2、Burhanudin Sanusi3基本上,葬礼的目的是提醒人类,这个世界上的生命只是暂时的,所有人类都会经历死亡。在坟墓里游荡可以使人永远记住死亡。墓地也可以作为一种对每个灵魂都必须经历的死亡进行自我吸收的方式。对一些穆斯林人来说,坟墓是神圣而尊贵的地方。因为坟墓是死去的父亲灵魂的安息之地。因此,某个人物墓的存在,也可以为公众以各种动机参与期刊活动创造各种吸引力。葬礼的传统也与许多人参加葬礼的父母的魅力密切相关。根据当地人喜欢或主导的建筑艺术传统,这种祖先的魅力可以通过各种墓地的形式和装饰来创造。 Mas Gandasari夫人的葬礼现象也是如此。Mas Gandasari夫人的非直系后裔Kharisma,别名Sunan Mount Jati的养子,是一位被认为拥有非凡特权的公主,她曾是井里汶统治历史上唯一的女军阀。Mas Gandasari夫人的服务最受公众欢迎和记忆深刻,是因为Mas Gantasari夫人过去曾成功闯入Sunda Galuh的防御堡垒。这就是为什么Mas Gandasari夫人的名字一直被人们记住,她的坟墓一直被Panguragan村的人们保存到现在。5 M Mishabul Mujib,“负责任社会中的费诺梅纳传统Ziarah地方:Kontestasi KesKesh,身份宗教和商业”,Ibda:Journal Kajian Islam and Budaya 14,第2期(2016):204-24。6 Purwadi,《瓦利的轨迹与精神的齐亚拉》(雅加达:Kompas,2006年)。7 Bahruddin Subkhy,《印度尼西亚的Bid’ah-Bid'ah》(雅加达:Gema Insani出版社,1995年)。8 Hendra Kadarusman,“Aria Wangsa Goparana的Ziarah传统和Subang Kabupaten的Eyamg In Ranggadipa”(UIN Sunan Mount Djati,2011)。9 Feryani Umi Rosidah,Etnographi Ziarah Makam Sunan Ampel(泗水:IAIN Sunan Ampal出版社,2012年)。10 Bunaim,Nyi Mas Gandasari的墓务员,采访,2020年11月27日YAQZHAN【UNK】第07卷第02期,2021年12月Maharan1,Ahmad Asmuni2,Burhanudin Sanusi3【UNK)233 Nyi Mass Gandasari在Panguragan村的墓务是祖先的后裔。Mas Gandasari夫人的葬礼可以称为对她的祖先的葬礼。很久以前,Panguragan的人民就非常相信他们父母的存在,并认为Mas Gandasari夫人是他们村里的父母。Mas Gandasari夫人的许多葬礼不仅仅来自Panguragan村的人们自己。然而,也有来自不同地区的村外葬礼。Panguragan的人们通常会在特定的时间参观Mas Gandasari夫人的坟墓,例如在访问村庄期间,在访问土地期间,或在地球慈善机构的呼吁下。当游客来自村外时,他们通常是私下来的,有时也会成群结队。正是这种情况吸引了研究人员对尼玛斯·甘达萨里墓中的朝圣现象进行社会行动研究,因为直到现在,尼玛斯·Gandasari墓的朝圣传统仍然由村庄内外的朝圣社区管理。在这项研究中,研究人员更加强调记者的行为和动机形式的社会行动。B.研究方法这类研究是实地研究,在这类研究中,研究人员采用定性研究方法。定性研究是一种依赖于对某一现象所在地区或发生情况的观察的方法。这项研究中的数据采集技术是通过访谈、观察和文件使用的方式。作者接收的数据源来自主数据源,其中主数据是从第一个线人或树获得的数据。在这种情况下,研究人员利用关键线人、墓地管理人员和社区游客前往Mas Gandasari夫人的坟墓。至于要使用的数据分析是使用社会行动理论
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
STUDI TINDAKAN SOSIAL: TRADISI ZIARAH MAKAM NYI MAS GANDASARI DI DESA PANGURAGAN KABUPATEN CIREBON
Tomb pilgrimage is a form of culture or customs for some people in Indonesia. Tomb pilgrimages are carried out by visiting the graves of guardians, scholars, and also family graves. This study aims to study or analyze the traditions of the people who still preserve the tradition of pilgrimage to the tomb of Nyi Mas Gandasari. This study uses a qualitative descriptive method, the observed phenomenon is the habits of the people that have been passed down from their ancestors related to the pilgrimage to the tomb of Nyi Mas Gandasari. Results and discussion in this study. First, it is related to the history of Nyi Mas Gandasari's tomb, which is claimed to be a stopover or hermitage place for the guardian of Allah when spreading Islam in Cirebon. So that's where Nyi Mas Gandasari's final resting place is. Second, besides aiming to pray for the deceased, pilgrims come with different motivations, such as wanting to ask for healing from a disease that cannot be cured by medical treatment, bringing hope that their soul mate will soon meet their soul mate, wanting to find peace, wanting their business to run smoothly, work smoothly, etc. Third, the forms of religious behavior of pilgrims are expressed in the way they pray for the deceased, such as YAQZHAN | Volume 07, Nomor 02, Desember 2021 Maharani1, Ahmad Asmuni2, Burhanudin Sanusi3 | 231 tahlilan, istighosah, prayer, etc. The community of Panguragan village also still preserves other traditions, such as muludan, village ruwatan, to routine pilgrimages to the grave of Nyi Mas Gandasari. Keyword: Pilgrimage, Tomb, Nyi Mas Gandasari. A. PENDAHULUAN Tradisi ialah suatu kebiasaan yang dilakukan sejak lama dan secara terus menerus menjadi kehidupan masyarakat sampai saat ini. Tradisi merupakan kegiatan suatu kelompok masyarakat yang dilakukan berulang-ulang dan langgeng sifatnya. Tradisi secara umum dipahami sebagai pengetahuan, doktrin, kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun termasuk cara penyampaian pengetahuan, doktrin dan praktek tersebut. Setiap kelompok mempunyai tradisi yang berbeda. Hal ini didasarkan pada karakter masingmasing kelompok yang berbeda pula. Tradisi ada kalanya terbentuk oleh lingkungan di mana tradisi berada dan sudah terbentuk, kemudian diteruskan masyarakat karena hal tersebut merupakan peninggalan nenek moyang mereka. Tradisi ini biasanya berhubungan erat dengan unsur kepercayaan atau keagamaan yang memiliki makna moral yang penting. Biasanya dilakukan ditempat yang suci dan penting bagi keyakinan dan iman yang bersangkutan. Tradisi di Indonesia, khususnya di masyarakat Jawa, merupakan sesuatu yang dianggap sakral, sehingga tradisi sangat dihormati serta dipertahankan oleh sebagian besar masyarakat Jawa. Sebagai contoh adalah tradisi ziarah makam yang ada di Jawa, tradisi tersebut dipertahankan karena masyarakat Jawa meyakini bahwa makam merupakan sebuah tempat suci yang mengandung aura yang berbeda dengan kekuatan tempat lainnya, sehingga penghormatan yang diberikan tentunya juga dapat berbeda-beda. Ziarah makam merupakan tradisi yang telah mengakar pada masa pra-Islam dan kemudian berkembang sedemikian rupa ketika Islam berkembang di Nusantara. Ada relevansi ziarah makam wali dengan ziarah ke candi atau tempat lain pada masa praIslam. Ziarah makam tidak hanya merujuk pada ziarah makam wali atau tokoh agama, tetapi juga ziarah makam orang tua, pahlawan, kerabat, dan lain-lain. Ziarah bisa juga 1 Anisatun Muti‟ah, Harmonisasi Agama dan Budaya di Indonesia (Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2009). 2 Ahmad Amin, Ilmu Akhlak (Jakarta: Bulan Bintang, 1995). 3 Nur Syam, Islam Pesisir (Yogyakarta: LKiS, 2005). 4 Syam. YAQZHAN | Volume 07, Nomor 02, Desember 2021 Maharani1, Ahmad Asmuni2, Burhanudin Sanusi3 | 232 dapat disebut sebagai ritual keagamaan karena di dalamnya mengkultuskan para leluhur atau nenek moyang yang telah meninggal. Secara garis besar, tujuan dari ziarah makam adalah untuk mengingatkan manusia bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara dan semua manusia akan mengalami kematian. Dengan berziarah makam dapat menjadikan diri manusia selalu mengingat akan kematian. Ziarah makam juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk mengintropeksi diri tentang kematian yang pasti dialami oleh setiap yang berjiwa. Bagi sebagian masyarakat muslim, makam merupakan tempat yang dianggap suci dan pantas dihormati. Sebab makam merupakan tempat peristirahatan bagi arwah nenek moyang yang telah meninggal. Oleh sebabnya keberadaan makam dari tokoh tertentu dapat menimbulkan bermacam-macam daya tarik bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas ziarah dengan berbagai motivasi pula. Tradisi ziarah makam juga erat hubungannya dengan kharisma leluhur yang makamnya banyak dikunjungi orang. Kharisma leluhur ini dapat diwujudkan dengan bentuk dan hiasan bangunan kubur/makam yang beraneka ragam, sesuai dengan tradisi seni bangun yang disukai atau dikuasai oleh masyarakat setempat. Hal ini pula yang terjadi pada fenomena ziarah makam ke Nyi Mas Gandasari. Kharisma dari sosok Nyi Mas Gandasari sebagai keturunan tidak langsung alias anak angkat Sunan Gunung Jati dan merupakan seorang Putri yang dianggap mempunyai keistimewaan yang luar biasa di mana ia dahulu menjadi satu-satunya panglima perang wanita dalam sejarah berdirinya kerajaan Cirebon. Jasa dari Nyi Mas Gandasari yang paling menonjol dan dikenang oleh masyarakat adalah karena Nyi Mas Gandasari berhasil membobol benteng pertahanan kerajaan Sunda Galuh pada masa lalu. Oleh sebab itulah nama Nyi Mas Gandasari selalu dikenang dan makamnya terus dilestarikan oleh masyarakat Desa Panguragan sampai pada saat ini. 5 M Mishabul Mujib, “Fenomena Tradisi Ziarah Lokal dalam Masyarakat Jawa: Kontestasi Kesalehan, Identitas Keagamaan dan Komersial,” Ibda: Jurnal Kajian Islam dan Budaya 14, no. 2 (2016): 204–24. 6 Purwadi, Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual (Jakarta: Kompas, 2006). 7 Bahruddin Subkhy, Bid’ah-Bid’ah di Indonesia (Jakarta: Gema Insani Press, 1995). 8 Hendra Kadarusman, “Tradisi Ziarah di Makam Aria Wangsa Goparana Dan Eyamg Dalem Ranggadipa di Kabupaten Subang” (UIN Sunan Gunung Djati, 2011). 9 Feryani Umi Rosidah, Etnografi Ziarah Makam Sunan Ampel (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2012). 10 Bunaim, Juru Kunci makam Nyi Mas Gandasari, Wawancara, 27 November 2020 YAQZHAN | Volume 07, Nomor 02, Desember 2021 Maharani1, Ahmad Asmuni2, Burhanudin Sanusi3 | 233 Ziarah makam Nyi Mas Gandasari di Desa Panguragan adalah suatu warisan leluhur yang diturunkan secara turun temurun. Ziarah makam Nyi Mas Gandasari bisa disebut dengan ziarah makam terhadap nenek moyang. Sejak zaman dahulu masyarakat Desa Panguragan sangat mempercayai keberadaan leluhur mereka dan menganggap Nyi Mas Gandasari sebagai leluhur di desa mereka. Banyak peziarah makam Nyi Mas Gandasari yang tidak hanya berasal dari masyarakat desa Panguragan itu sendiri. Namun, ada juga peziarah makam dari luar desa yang datang dari berbagai daerah lainnya. Biasanya masyarakat Desa Panguragan mengunjungi makam Nyi Mas Gandasari pada saat-saat tertentu, misalnya pada waktu ruwatan desa, masa tanam (keleman) atau disebut dengan sedekah bumi. Sedangkan pengunjung makam yang berasal dari luar desa, umumnya mereka datang secara pribadi terkadang juga secara rombongan. Kondisi inilah yang membuat peneliti tertarik melakukan sebuah studi tindakan sosial terhadap fenomena ziarah di makam Nyi Mas Gandasari, dikarenakan sampai pada saat ini tradisi ziarah makam Nyi Mas Gandasari masih tetap dijalankan oleh masyarakat peziarah, baik oleh masyarakat desa maupun luar desa. Dalam penelitian ini, peneliti lebih menekankan pada tindakan sosial yang berupa bentuk perilaku dan bentuk motivasi yang dilakukan oleh peziarah. B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu metode yang bergantung dari pengamatan kepada suatu fenomena baik dalam kawasannya maupun peristilahannya. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan cara wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. Sumber Data yang penulis peroleh ialah dari sumber data primer, yang mana data primer merupakan data yang diperoleh dari informan pertama atau pokok. Dalam hal ini peneliti menggunakan informan kuncen dan pengurus makam serta masyarakat yang berziarah ke makam Nyi Mas Gandasari. Adapun analisis data yang akan digunakan adalah dengan menggunakan teori tindakan sosial
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
11
审稿时长
10 weeks
期刊最新文献
PERSPEKTIF FILSAFAT IDEALISME TERHADAP PEMEROLEHAN KEBENARAN DALAM WACANA OPINI PADA HARIAN KOMPAS ONLINE FILOSOFI SUNAN GUNUNG JATI “INGSUN TITIP TAJUG LAN FAKIR MISKIN” SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI KOTA CIREBON DALAM TELAAH TEORI CULTURE POVERTY DIALEKTIKA KETUHANAN DALAM WACANA TEOLOGIS (Perspektif Ibnu Arabi Tentang Teori Penegasian Versus Simbolik Panteistik) TRADISI WEH-WEHAN DI KALIWUNGU KENDAL, JAWA TENGAH (KAJIAN FILSAFAT NILAI MAX SCHELER) Rekonstruksi Metodologi Penelitian Filsafat
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1