{"title":"农业工业金融可行性分析黑金粉(Mesona palustris)","authors":"Irvan Adhin Cholilie","doi":"10.17969/JTIPI.V10I2.9683","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Potensi tanaman cincau hitam atau janggelan di Indonesia sangat prospektif. Tanaman ini banyak tumbuh di daerah Jawa Timur seperti Malang, Magetan, Ponorogo, dan Pacitan. Pada tahun 2010 hasil produksi cincau hitam kering (janggelan) sebesar 568 ton dengan produktivitas total sebesar 8,6 ton/tahun. Selain itu, tanaman ini juga dapat selalu tersedia sepanjang tahun karena bermitra dengan para petani. Aspek finansial merupakan bagian terpenting yang harus diperhatikan dalam studi kelayakan bisnis. Analisa terhadap aspek finansial dari suatu studi kelayakan proyek bertujuan untuk menentukan rencana investasi berdasarkan perhitungan biaya dan manfaat yang di harapkan. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal awal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus. Dari hasil perhitungan analisis finansial diperoleh bahwa pendirian pabrik bubuk cincau hitam dengan beberapa kriteria kelayakan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dengan menggunakan daun cincau hitam kering dapat menghasilkan nilai B/C ratio sebesar 2,01. Dengan umur proyek selama 20 tahun, dibutuhkan total modal investasi sebesar Rp 72.641.348.806,03 dan biaya produksi pada tahun pertama sebesar Rp 25.644.493.112,79. Dari hasil perhitungan didapatkan harga pokok produksi sebesar Rp 1.043,48/sachet kemudian produk dijual dengan harga senilai Rp 2.000,- termasuk PPN 10%. Besarnya modal investasi pendirian pabrik dapat ditutupi dalam masa pengembalian selama 3 tahun 5 bulan. Total pendapatan yang diperoleh perusahaan mencapai Rp 49.152.000.000,- dengan nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp 124.948.645.377,15; Internal Rate of Return (IRR) sebesar 44%; dan Profitability Index sebesar 3,54. BEP dicapai pada tingkat produksi bubuk cincau hitam sebesar 849.831 sachet atau senilai Rp 1.699.661.968,36. Berdasarkan keseluruhan kriteria-kriteria kelayakan tersebut, maka unit agroindustri bubuk cincau hitam ini dapat dikatakan layak untuk direalisasikan.","PeriodicalId":31317,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"Analisis Kelayakan Finansial Agroindustri Bubuk Cincau Hitam (Mesona palustris)\",\"authors\":\"Irvan Adhin Cholilie\",\"doi\":\"10.17969/JTIPI.V10I2.9683\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Potensi tanaman cincau hitam atau janggelan di Indonesia sangat prospektif. Tanaman ini banyak tumbuh di daerah Jawa Timur seperti Malang, Magetan, Ponorogo, dan Pacitan. Pada tahun 2010 hasil produksi cincau hitam kering (janggelan) sebesar 568 ton dengan produktivitas total sebesar 8,6 ton/tahun. Selain itu, tanaman ini juga dapat selalu tersedia sepanjang tahun karena bermitra dengan para petani. Aspek finansial merupakan bagian terpenting yang harus diperhatikan dalam studi kelayakan bisnis. Analisa terhadap aspek finansial dari suatu studi kelayakan proyek bertujuan untuk menentukan rencana investasi berdasarkan perhitungan biaya dan manfaat yang di harapkan. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal awal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus. Dari hasil perhitungan analisis finansial diperoleh bahwa pendirian pabrik bubuk cincau hitam dengan beberapa kriteria kelayakan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dengan menggunakan daun cincau hitam kering dapat menghasilkan nilai B/C ratio sebesar 2,01. Dengan umur proyek selama 20 tahun, dibutuhkan total modal investasi sebesar Rp 72.641.348.806,03 dan biaya produksi pada tahun pertama sebesar Rp 25.644.493.112,79. Dari hasil perhitungan didapatkan harga pokok produksi sebesar Rp 1.043,48/sachet kemudian produk dijual dengan harga senilai Rp 2.000,- termasuk PPN 10%. Besarnya modal investasi pendirian pabrik dapat ditutupi dalam masa pengembalian selama 3 tahun 5 bulan. Total pendapatan yang diperoleh perusahaan mencapai Rp 49.152.000.000,- dengan nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp 124.948.645.377,15; Internal Rate of Return (IRR) sebesar 44%; dan Profitability Index sebesar 3,54. BEP dicapai pada tingkat produksi bubuk cincau hitam sebesar 849.831 sachet atau senilai Rp 1.699.661.968,36. Berdasarkan keseluruhan kriteria-kriteria kelayakan tersebut, maka unit agroindustri bubuk cincau hitam ini dapat dikatakan layak untuk direalisasikan.\",\"PeriodicalId\":31317,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-10-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.17969/JTIPI.V10I2.9683\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17969/JTIPI.V10I2.9683","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Analisis Kelayakan Finansial Agroindustri Bubuk Cincau Hitam (Mesona palustris)
Potensi tanaman cincau hitam atau janggelan di Indonesia sangat prospektif. Tanaman ini banyak tumbuh di daerah Jawa Timur seperti Malang, Magetan, Ponorogo, dan Pacitan. Pada tahun 2010 hasil produksi cincau hitam kering (janggelan) sebesar 568 ton dengan produktivitas total sebesar 8,6 ton/tahun. Selain itu, tanaman ini juga dapat selalu tersedia sepanjang tahun karena bermitra dengan para petani. Aspek finansial merupakan bagian terpenting yang harus diperhatikan dalam studi kelayakan bisnis. Analisa terhadap aspek finansial dari suatu studi kelayakan proyek bertujuan untuk menentukan rencana investasi berdasarkan perhitungan biaya dan manfaat yang di harapkan. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal awal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus. Dari hasil perhitungan analisis finansial diperoleh bahwa pendirian pabrik bubuk cincau hitam dengan beberapa kriteria kelayakan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dengan menggunakan daun cincau hitam kering dapat menghasilkan nilai B/C ratio sebesar 2,01. Dengan umur proyek selama 20 tahun, dibutuhkan total modal investasi sebesar Rp 72.641.348.806,03 dan biaya produksi pada tahun pertama sebesar Rp 25.644.493.112,79. Dari hasil perhitungan didapatkan harga pokok produksi sebesar Rp 1.043,48/sachet kemudian produk dijual dengan harga senilai Rp 2.000,- termasuk PPN 10%. Besarnya modal investasi pendirian pabrik dapat ditutupi dalam masa pengembalian selama 3 tahun 5 bulan. Total pendapatan yang diperoleh perusahaan mencapai Rp 49.152.000.000,- dengan nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp 124.948.645.377,15; Internal Rate of Return (IRR) sebesar 44%; dan Profitability Index sebesar 3,54. BEP dicapai pada tingkat produksi bubuk cincau hitam sebesar 849.831 sachet atau senilai Rp 1.699.661.968,36. Berdasarkan keseluruhan kriteria-kriteria kelayakan tersebut, maka unit agroindustri bubuk cincau hitam ini dapat dikatakan layak untuk direalisasikan.