Nabila Mega Permata, A. Munandar, Evan Gavriel Harazaki
{"title":"赋予玛加帕希特女性角色现实弧线特殊属性:印度佛宗教档案学研究·全球之声","authors":"Nabila Mega Permata, A. Munandar, Evan Gavriel Harazaki","doi":"10.31291/hn.v11i2.662","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Atribut pada arca merupakan salah satu aspek paling penting dalam ikonografi arca. Beberapa arca perwujudan memiliki atribut istimewa sebagai identitas dari tokoh yang diarcakan. Arca Perwujudan merupakan arca yang digunakan dalam aktivitas religi agama Hindu dan Buddha pada Upacara Sraddha, yakni upacara yang diadakan 12 tahun setelah kematian raja atau ratu yang bersangkutan. Atribut istimewa merupakan atribut yang hanya terdapat pada arca perwujudan dan tidak dimiliki oleh arca non-perwujudan dan atribut-atribut yang ditemukan terbatas pada beberapa arca saja. Beberapa arca perwujudan yang dibahas dalam telaah ini adalah arca perwujudan dari tokoh perempuan Gayatri, Tribhuwanatunggadewi, dan Suhita. Adanya atribut istimewa didasarkan oleh konsep tertentu yang disebut makna. Untuk mengungkap makna di balik atribut istimewa arca perwujudan diperlukan kajian semiotika Peirce. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana makna atribut-atribut istimewa dari arca-arca perwujudan serta hubungan makna tersebut dengan tokoh yang diarcakan. Berdasarkan kajian semiosis pada atribut istimewa arca perwujudan, diketahui Tribhuwanatunggadewi beraliran Siwa-Buddha dan Suhita menerapkan pengetahuan politik pemerintahan dan kebudayaan pada masa pemerintahannya, serta memperkuat keterangan mengenai peranan Gayatri dan Tribhuwanatunggadewi sebagai makalamanggalya.","PeriodicalId":31089,"journal":{"name":"Heritage of Nusantara International Journal of Religious Literature and Heritage","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Makna Atribut Istimewa pada Arca Perwujudan Tokoh-tokoh Perempuan Majapahit: Kajian Arkeologi Religi Hindu-Buddha\",\"authors\":\"Nabila Mega Permata, A. Munandar, Evan Gavriel Harazaki\",\"doi\":\"10.31291/hn.v11i2.662\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Atribut pada arca merupakan salah satu aspek paling penting dalam ikonografi arca. Beberapa arca perwujudan memiliki atribut istimewa sebagai identitas dari tokoh yang diarcakan. Arca Perwujudan merupakan arca yang digunakan dalam aktivitas religi agama Hindu dan Buddha pada Upacara Sraddha, yakni upacara yang diadakan 12 tahun setelah kematian raja atau ratu yang bersangkutan. Atribut istimewa merupakan atribut yang hanya terdapat pada arca perwujudan dan tidak dimiliki oleh arca non-perwujudan dan atribut-atribut yang ditemukan terbatas pada beberapa arca saja. Beberapa arca perwujudan yang dibahas dalam telaah ini adalah arca perwujudan dari tokoh perempuan Gayatri, Tribhuwanatunggadewi, dan Suhita. Adanya atribut istimewa didasarkan oleh konsep tertentu yang disebut makna. Untuk mengungkap makna di balik atribut istimewa arca perwujudan diperlukan kajian semiotika Peirce. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana makna atribut-atribut istimewa dari arca-arca perwujudan serta hubungan makna tersebut dengan tokoh yang diarcakan. Berdasarkan kajian semiosis pada atribut istimewa arca perwujudan, diketahui Tribhuwanatunggadewi beraliran Siwa-Buddha dan Suhita menerapkan pengetahuan politik pemerintahan dan kebudayaan pada masa pemerintahannya, serta memperkuat keterangan mengenai peranan Gayatri dan Tribhuwanatunggadewi sebagai makalamanggalya.\",\"PeriodicalId\":31089,\"journal\":{\"name\":\"Heritage of Nusantara International Journal of Religious Literature and Heritage\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-12-13\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Heritage of Nusantara International Journal of Religious Literature and Heritage\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.31291/hn.v11i2.662\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Heritage of Nusantara International Journal of Religious Literature and Heritage","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31291/hn.v11i2.662","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Makna Atribut Istimewa pada Arca Perwujudan Tokoh-tokoh Perempuan Majapahit: Kajian Arkeologi Religi Hindu-Buddha
Atribut pada arca merupakan salah satu aspek paling penting dalam ikonografi arca. Beberapa arca perwujudan memiliki atribut istimewa sebagai identitas dari tokoh yang diarcakan. Arca Perwujudan merupakan arca yang digunakan dalam aktivitas religi agama Hindu dan Buddha pada Upacara Sraddha, yakni upacara yang diadakan 12 tahun setelah kematian raja atau ratu yang bersangkutan. Atribut istimewa merupakan atribut yang hanya terdapat pada arca perwujudan dan tidak dimiliki oleh arca non-perwujudan dan atribut-atribut yang ditemukan terbatas pada beberapa arca saja. Beberapa arca perwujudan yang dibahas dalam telaah ini adalah arca perwujudan dari tokoh perempuan Gayatri, Tribhuwanatunggadewi, dan Suhita. Adanya atribut istimewa didasarkan oleh konsep tertentu yang disebut makna. Untuk mengungkap makna di balik atribut istimewa arca perwujudan diperlukan kajian semiotika Peirce. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana makna atribut-atribut istimewa dari arca-arca perwujudan serta hubungan makna tersebut dengan tokoh yang diarcakan. Berdasarkan kajian semiosis pada atribut istimewa arca perwujudan, diketahui Tribhuwanatunggadewi beraliran Siwa-Buddha dan Suhita menerapkan pengetahuan politik pemerintahan dan kebudayaan pada masa pemerintahannya, serta memperkuat keterangan mengenai peranan Gayatri dan Tribhuwanatunggadewi sebagai makalamanggalya.