{"title":"镰形副菊花对旱地碳氮的抗性及萨拉克植物的生产力","authors":"Diah Ayuretnani Handayani","doi":"10.22146/jik.v16i1.1532","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Perbedaan sistem tanam agroforestri dengan monokultur ialah adanya masukan bahan organik dari tegakan yang menaungi maupun dari akar. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh penanaman tegakan sengon terhadap kondisi mikro-klimatik, kandungan hara berupa C dan N, serta mengetahui pengaruhnya terhadap produktivitas buah pada tanaman salak. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan dilaksanakan di perkebunan salak Dusun Gadung, Desa Bangunkerto, Turi. Pengukuran dilakukan pada lahan monokultur salak (kontrol), lahan dengan sistem agroforestri tengah (AFT), dan lahan dengan sistem agroforestri samping (AFS). Pengukuran unsur hara tanah C dan N dilakukan sekali pada ketiga lahan dengan cara komposit diagonal. Analisis yang digunakan ialah analisis deskriptif dan regresi linear antara nilai hara tanah dengan jenis perlakuan dan produktivitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa tegakan sengon pada perkebunan salak memberikan pengaruh pada kondisi mikro-klimatik lahan menjadi lebih tertutup. Selain itu, lahan AFT memiliki kandungan C dan N tertinggi masing-masing adalah 1,7% dan 0,1%. Hasil produktivitas pada lahan monokultur memiliki hasil tertinggi 1150 kg/ha tidak berbeda nyata dengan lahan AFT dan AFS yaitu masing-masing 1.085 dan 1.035 kg/ha. Hal ini menunjukkan bahwa pola tanam AFT dan AFS antara sengon dan salak meningkatkan ketersediaan hara tanah khususnya C dan N, tetapi tidak memiliki pengaruh signifikan pada produktivitas buah salak.","PeriodicalId":31295,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kehutanan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Pengaruh Tegakan Sengon (Paraserianthes falcataria L.) terhadap Kandungan C, N Tanah dan Produktivitas Buah Perkebunan Salak\",\"authors\":\"Diah Ayuretnani Handayani\",\"doi\":\"10.22146/jik.v16i1.1532\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Perbedaan sistem tanam agroforestri dengan monokultur ialah adanya masukan bahan organik dari tegakan yang menaungi maupun dari akar. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh penanaman tegakan sengon terhadap kondisi mikro-klimatik, kandungan hara berupa C dan N, serta mengetahui pengaruhnya terhadap produktivitas buah pada tanaman salak. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan dilaksanakan di perkebunan salak Dusun Gadung, Desa Bangunkerto, Turi. Pengukuran dilakukan pada lahan monokultur salak (kontrol), lahan dengan sistem agroforestri tengah (AFT), dan lahan dengan sistem agroforestri samping (AFS). Pengukuran unsur hara tanah C dan N dilakukan sekali pada ketiga lahan dengan cara komposit diagonal. Analisis yang digunakan ialah analisis deskriptif dan regresi linear antara nilai hara tanah dengan jenis perlakuan dan produktivitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa tegakan sengon pada perkebunan salak memberikan pengaruh pada kondisi mikro-klimatik lahan menjadi lebih tertutup. Selain itu, lahan AFT memiliki kandungan C dan N tertinggi masing-masing adalah 1,7% dan 0,1%. Hasil produktivitas pada lahan monokultur memiliki hasil tertinggi 1150 kg/ha tidak berbeda nyata dengan lahan AFT dan AFS yaitu masing-masing 1.085 dan 1.035 kg/ha. Hal ini menunjukkan bahwa pola tanam AFT dan AFS antara sengon dan salak meningkatkan ketersediaan hara tanah khususnya C dan N, tetapi tidak memiliki pengaruh signifikan pada produktivitas buah salak.\",\"PeriodicalId\":31295,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Ilmu Kehutanan\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-02-28\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Ilmu Kehutanan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22146/jik.v16i1.1532\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmu Kehutanan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/jik.v16i1.1532","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pengaruh Tegakan Sengon (Paraserianthes falcataria L.) terhadap Kandungan C, N Tanah dan Produktivitas Buah Perkebunan Salak
Perbedaan sistem tanam agroforestri dengan monokultur ialah adanya masukan bahan organik dari tegakan yang menaungi maupun dari akar. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh penanaman tegakan sengon terhadap kondisi mikro-klimatik, kandungan hara berupa C dan N, serta mengetahui pengaruhnya terhadap produktivitas buah pada tanaman salak. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan dilaksanakan di perkebunan salak Dusun Gadung, Desa Bangunkerto, Turi. Pengukuran dilakukan pada lahan monokultur salak (kontrol), lahan dengan sistem agroforestri tengah (AFT), dan lahan dengan sistem agroforestri samping (AFS). Pengukuran unsur hara tanah C dan N dilakukan sekali pada ketiga lahan dengan cara komposit diagonal. Analisis yang digunakan ialah analisis deskriptif dan regresi linear antara nilai hara tanah dengan jenis perlakuan dan produktivitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa tegakan sengon pada perkebunan salak memberikan pengaruh pada kondisi mikro-klimatik lahan menjadi lebih tertutup. Selain itu, lahan AFT memiliki kandungan C dan N tertinggi masing-masing adalah 1,7% dan 0,1%. Hasil produktivitas pada lahan monokultur memiliki hasil tertinggi 1150 kg/ha tidak berbeda nyata dengan lahan AFT dan AFS yaitu masing-masing 1.085 dan 1.035 kg/ha. Hal ini menunjukkan bahwa pola tanam AFT dan AFS antara sengon dan salak meningkatkan ketersediaan hara tanah khususnya C dan N, tetapi tidak memiliki pengaruh signifikan pada produktivitas buah salak.