我们已经很久没有重新考虑亚伯拉罕·马斯洛的历史了。

Ustadi Hamsah
{"title":"我们已经很久没有重新考虑亚伯拉罕·马斯洛的历史了。","authors":"Ustadi Hamsah","doi":"10.14421/rejusta.2018.%x","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kajian mengenai hubungan antar agama merupakan kajian yang terus akan menjadi topik yang strategis. Hal ini disebabkan oleh karena fenomena agama merupakan sesuatu yang selalu lekat dengan dinamika kehidupan manusia kapan pun dan di mana pun. Kemudian, persoalan agama juga merupakan sesuatu yang menyangkut kesadaran dan penghayatan emosional manusia. Ketika manusia dengan sistem keyakinan satu harus berhadapan dengan sistem keyakinan lainnya akan terhambat oleh persoalan penghayatan yang berbeda. Persoalan-persoalan relasi antar agama akan muncul ketika perbedaan itu terus ada. Artikel ini mencoba menguraikan persoalan itu dengan menghubungkan dengan konsep positive action (müsbet hareket) dari pemikiran Said Nursi. Kait kelindan antara konsep positive action dan relasi antar agama dianalisis dengan mengaplikasikan teori hierarchy of needs Abraham Maslow. Dari analisis tersebut dapat dikemukakan hasil bahwa positive action merupakan basis utama dalam menjalin relasi sistem keyakinan yang berbeda dan beragam. Hal tersebut merupakan sebuah kesadaran dan penghayatan tertinggi dalam beragama khususnya ketika menjalin relasi dengan sistem keyakinan lain. Dalam model analisis dengan menggunakan teori hierarchy of needs hal itu merupakan perwujudan dari pemenuhan kebutuhan tertinggi, yakni self actualisation, dan merupakan peak experience.","PeriodicalId":52583,"journal":{"name":"Religi Jurnal Studi AgamaAgama","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-01-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"MÜSBET HAREKET DALAM RELASI ANTAR AGAMA DITINJAU DARI PERSPEKTIF TEORI HIRARKHI KEBUTUHAN ABRAHAM MASLOW\",\"authors\":\"Ustadi Hamsah\",\"doi\":\"10.14421/rejusta.2018.%x\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Kajian mengenai hubungan antar agama merupakan kajian yang terus akan menjadi topik yang strategis. Hal ini disebabkan oleh karena fenomena agama merupakan sesuatu yang selalu lekat dengan dinamika kehidupan manusia kapan pun dan di mana pun. Kemudian, persoalan agama juga merupakan sesuatu yang menyangkut kesadaran dan penghayatan emosional manusia. Ketika manusia dengan sistem keyakinan satu harus berhadapan dengan sistem keyakinan lainnya akan terhambat oleh persoalan penghayatan yang berbeda. Persoalan-persoalan relasi antar agama akan muncul ketika perbedaan itu terus ada. Artikel ini mencoba menguraikan persoalan itu dengan menghubungkan dengan konsep positive action (müsbet hareket) dari pemikiran Said Nursi. Kait kelindan antara konsep positive action dan relasi antar agama dianalisis dengan mengaplikasikan teori hierarchy of needs Abraham Maslow. Dari analisis tersebut dapat dikemukakan hasil bahwa positive action merupakan basis utama dalam menjalin relasi sistem keyakinan yang berbeda dan beragam. Hal tersebut merupakan sebuah kesadaran dan penghayatan tertinggi dalam beragama khususnya ketika menjalin relasi dengan sistem keyakinan lain. Dalam model analisis dengan menggunakan teori hierarchy of needs hal itu merupakan perwujudan dari pemenuhan kebutuhan tertinggi, yakni self actualisation, dan merupakan peak experience.\",\"PeriodicalId\":52583,\"journal\":{\"name\":\"Religi Jurnal Studi AgamaAgama\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-01-10\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Religi Jurnal Studi AgamaAgama\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14421/rejusta.2018.%x\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Religi Jurnal Studi AgamaAgama","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/rejusta.2018.%x","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

对宗教关系的研究将继续成为一个战略性课题。这是因为宗教现象总是与人类生活的动态联系在一起,无论何时何地。那么宗教也是人类意识和情感生活的问题。当一个拥有一种信仰体系的人不得不面对另一种信仰系统时,就会因不同的濒危问题而受损。当这种差异持续存在时,就会出现宗教间关系的问题。本文试图将积极行动的概念与赛义德·努尔西的思想联系起来加以解决。运用亚伯拉罕·马斯洛需求层次理论,分析了积极行动概念与宗教关系之间的联系。从这一分析可以看出,积极的行动是在不同和多样化的信仰体系之间建立关系的主要基础。这是最高的意识和危险,尤其是与其他信仰体系有关的意识和风险。在使用需求层次理论的分析模型中,这是最高需求的出现,即自我实现,也是经验的顶峰。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
MÜSBET HAREKET DALAM RELASI ANTAR AGAMA DITINJAU DARI PERSPEKTIF TEORI HIRARKHI KEBUTUHAN ABRAHAM MASLOW
Kajian mengenai hubungan antar agama merupakan kajian yang terus akan menjadi topik yang strategis. Hal ini disebabkan oleh karena fenomena agama merupakan sesuatu yang selalu lekat dengan dinamika kehidupan manusia kapan pun dan di mana pun. Kemudian, persoalan agama juga merupakan sesuatu yang menyangkut kesadaran dan penghayatan emosional manusia. Ketika manusia dengan sistem keyakinan satu harus berhadapan dengan sistem keyakinan lainnya akan terhambat oleh persoalan penghayatan yang berbeda. Persoalan-persoalan relasi antar agama akan muncul ketika perbedaan itu terus ada. Artikel ini mencoba menguraikan persoalan itu dengan menghubungkan dengan konsep positive action (müsbet hareket) dari pemikiran Said Nursi. Kait kelindan antara konsep positive action dan relasi antar agama dianalisis dengan mengaplikasikan teori hierarchy of needs Abraham Maslow. Dari analisis tersebut dapat dikemukakan hasil bahwa positive action merupakan basis utama dalam menjalin relasi sistem keyakinan yang berbeda dan beragam. Hal tersebut merupakan sebuah kesadaran dan penghayatan tertinggi dalam beragama khususnya ketika menjalin relasi dengan sistem keyakinan lain. Dalam model analisis dengan menggunakan teori hierarchy of needs hal itu merupakan perwujudan dari pemenuhan kebutuhan tertinggi, yakni self actualisation, dan merupakan peak experience.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
12 weeks
期刊最新文献
BHUTA YADNA SEBAGAI AJANG PELESTARIAN ALAM DI BALI INDONESIAN CONSTITUTIONAL COURT’S DECISION NO. 97/PUU-XIV/2016: A CHANCE TO ENCOURAGE RECONCILIATION BETWEEN “AGAMA” AND “KEPERCAYAAN” RESOLUSI KONFLIK DI DUNIA ISLAM: ANTARA DAMAI, DIPLOMASI, DAN PERANG (PERSPEKTIF ISLAM DAN HUBUNGAN INTERNASIONAL) MENCIPTAKAN HARMONI MELALUI DIALOG ANTAR UMAT BERAGAMA TOLERANSI SEBAGAI IDIOLOGI BERAGAMA (KAJIAN FUNGSIONAL ATAS KERAGAMAN AGAMA)
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1