{"title":"在巴厘岛,tabuh rah的意思转变成了tajen(打鸡)(马克斯·谢勒的价值等级观)","authors":"Gede Agus Siswadi","doi":"10.25078/vidyottama.v7i1.162","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Bali telah menyimpan berbagai bentuk tradisi yang unik, serta berbeda dengan daerah yang lainnya. Seperti salah satunya adalah tradisi tabuh rah. Tradisi ini merupakan bagian dari ritual atau yajna yang dilaksanakan oleh masyarakat Hindu Bali. Dalam tradisi ini sarana yang digunakan adalah dua ekor ayam jago yang diadu. Darah yang keluar dari ayam tersebut akan digunakan sebagai tabuh rah. Namun, pada masa sekarang ritual tabuh rah telah mengalami perubahan makna menjadi tajen. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satunya adalah sebagai penyaluran hobi yang dimiliki oleh laki-laki Bali yang disebut sebagai hobi bebotoh. Artikel ini berupaya untuk menelusuri nilai-nilai yang terdapat dalam pergeseran makna dari ritual tabuh rah menjadi tajen tersebut dengan menggunakan metode hermeneutik filosofis dari data yang diperoleh melalui library research. Adapun hasil dari penelitian ini adalah 1). Nilai yang terdapat dalam ritual tabuh rah dapat dijelaskan dalam bentuk hierarki nilai Max Scheler yakni nilai yang paling tinggi adalah nilai kesucian sebagai ritual yang sakral serta bertujuan untuk penyempurnaan roh dari hewan yang akan dikorbankan. Nilai spiritual dilihat dari ritual tabuh rah merupakan implementasi dari ajaran tantrayana, nilai vital dapat dilihat dari tujuan ritual tabuh rah sebagai implementasi ajaran Tri Hita Karana, dan terakhir adalah nilai kenikmatan. 2). Terdapat pergeseran nilai dari ritual tabuh rah menjadi tajen. 3). Nilai yang hendak dicapai di dalam tajen adalah nilai kenikmatan, yang merupakan bentuk penyaluran dari sebuah hobi, dan ingin mendapatkan kemenangan dari perjudian tersebut. Sehingga, nilai-nilai yang lainnya menjadi terabaikan. \n ","PeriodicalId":32018,"journal":{"name":"Vidyottama Sanatana International Journal of Hindu Science and Religious Studies","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"SHIFTING THE MEANING OF TABUH RAH BECOMES TAJEN (CHICKEN FIGHTING) IN BALI (THE PERSPECTIVE OF MAX SCHELER'S HIERARCHY OF VALUES)\",\"authors\":\"Gede Agus Siswadi\",\"doi\":\"10.25078/vidyottama.v7i1.162\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Bali telah menyimpan berbagai bentuk tradisi yang unik, serta berbeda dengan daerah yang lainnya. Seperti salah satunya adalah tradisi tabuh rah. Tradisi ini merupakan bagian dari ritual atau yajna yang dilaksanakan oleh masyarakat Hindu Bali. Dalam tradisi ini sarana yang digunakan adalah dua ekor ayam jago yang diadu. Darah yang keluar dari ayam tersebut akan digunakan sebagai tabuh rah. Namun, pada masa sekarang ritual tabuh rah telah mengalami perubahan makna menjadi tajen. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satunya adalah sebagai penyaluran hobi yang dimiliki oleh laki-laki Bali yang disebut sebagai hobi bebotoh. Artikel ini berupaya untuk menelusuri nilai-nilai yang terdapat dalam pergeseran makna dari ritual tabuh rah menjadi tajen tersebut dengan menggunakan metode hermeneutik filosofis dari data yang diperoleh melalui library research. Adapun hasil dari penelitian ini adalah 1). Nilai yang terdapat dalam ritual tabuh rah dapat dijelaskan dalam bentuk hierarki nilai Max Scheler yakni nilai yang paling tinggi adalah nilai kesucian sebagai ritual yang sakral serta bertujuan untuk penyempurnaan roh dari hewan yang akan dikorbankan. Nilai spiritual dilihat dari ritual tabuh rah merupakan implementasi dari ajaran tantrayana, nilai vital dapat dilihat dari tujuan ritual tabuh rah sebagai implementasi ajaran Tri Hita Karana, dan terakhir adalah nilai kenikmatan. 2). Terdapat pergeseran nilai dari ritual tabuh rah menjadi tajen. 3). Nilai yang hendak dicapai di dalam tajen adalah nilai kenikmatan, yang merupakan bentuk penyaluran dari sebuah hobi, dan ingin mendapatkan kemenangan dari perjudian tersebut. Sehingga, nilai-nilai yang lainnya menjadi terabaikan. \\n \",\"PeriodicalId\":32018,\"journal\":{\"name\":\"Vidyottama Sanatana International Journal of Hindu Science and Religious Studies\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-05-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Vidyottama Sanatana International Journal of Hindu Science and Religious Studies\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.25078/vidyottama.v7i1.162\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Vidyottama Sanatana International Journal of Hindu Science and Religious Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25078/vidyottama.v7i1.162","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
SHIFTING THE MEANING OF TABUH RAH BECOMES TAJEN (CHICKEN FIGHTING) IN BALI (THE PERSPECTIVE OF MAX SCHELER'S HIERARCHY OF VALUES)
Bali telah menyimpan berbagai bentuk tradisi yang unik, serta berbeda dengan daerah yang lainnya. Seperti salah satunya adalah tradisi tabuh rah. Tradisi ini merupakan bagian dari ritual atau yajna yang dilaksanakan oleh masyarakat Hindu Bali. Dalam tradisi ini sarana yang digunakan adalah dua ekor ayam jago yang diadu. Darah yang keluar dari ayam tersebut akan digunakan sebagai tabuh rah. Namun, pada masa sekarang ritual tabuh rah telah mengalami perubahan makna menjadi tajen. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satunya adalah sebagai penyaluran hobi yang dimiliki oleh laki-laki Bali yang disebut sebagai hobi bebotoh. Artikel ini berupaya untuk menelusuri nilai-nilai yang terdapat dalam pergeseran makna dari ritual tabuh rah menjadi tajen tersebut dengan menggunakan metode hermeneutik filosofis dari data yang diperoleh melalui library research. Adapun hasil dari penelitian ini adalah 1). Nilai yang terdapat dalam ritual tabuh rah dapat dijelaskan dalam bentuk hierarki nilai Max Scheler yakni nilai yang paling tinggi adalah nilai kesucian sebagai ritual yang sakral serta bertujuan untuk penyempurnaan roh dari hewan yang akan dikorbankan. Nilai spiritual dilihat dari ritual tabuh rah merupakan implementasi dari ajaran tantrayana, nilai vital dapat dilihat dari tujuan ritual tabuh rah sebagai implementasi ajaran Tri Hita Karana, dan terakhir adalah nilai kenikmatan. 2). Terdapat pergeseran nilai dari ritual tabuh rah menjadi tajen. 3). Nilai yang hendak dicapai di dalam tajen adalah nilai kenikmatan, yang merupakan bentuk penyaluran dari sebuah hobi, dan ingin mendapatkan kemenangan dari perjudian tersebut. Sehingga, nilai-nilai yang lainnya menjadi terabaikan.