{"title":"锡图本多Balance国家公园黑海岸和巴马海岸的Silicon Launch(Eretmocheyls imbrica)栖息地调整分析","authors":"Yusril Zaqi Ubaydillah, D. Yona, R. D. Kasitowati","doi":"10.14710/jkt.v26i2.15733","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Hawksbill turtles were observed nesting along the coast of Baluran, mainly at Batu Hitam Beach. The eggs were relocated to a hatchery on Bama Beach, which is a beach where hawksbill turtles have never been seen laying eggs naturally. Referring to the natal homing/philopatry hypothesis, hatchlings that are released on Bama Beach will likely come back to lay eggs in the future. Meanwhile, Batu Hitam Beach is planned to be developed into a tourist area. To preserve this important nesting area, a nesting habitat suitability assessment is needed that can contribute to effective conservation planning and management. This study used observational data to identify the bio-physical characteristics of the beaches and analyzed them using the habitat suitability index (HSI). The parameters observed were the width and slope of the beach, percentage of sand, intensity of light, coastal vegetation, percentage of buildings, and the distance between the nesting beach and the feeding area. There were no significant differences in bio-physical characteristics between the two beaches. Except for beach width, all other parameters are given the same score. Batu Hitam Beach has a slightly wider and steeper beach than Batu Hitam Beach. Based on the results of an assessment utilizing the habitat suitability index (HSI) for hawksbill nesting sites, the biophysical conditions of Bama Beach and Batu Hitam Beach were assessed as very suitable (>68.86%). Despite Bama Beach's suitability, there have been no reports of hawksbill turtles nesting there. The width of the beach that is too narrow and a lack of coastal vegetation shade are thought to have forced the hawksbill to prefer other locations, such as Batu Hitam Beach. Penyu sisik teramati bertelur di sepanjang pesisir Baluran, terutama di Pantai Batu Hitam. Telur yang ditemukan dipindahkan ke tempat penetasan di Pantai Bama, pantai yang belum pernah tercatat penyu bertelur secara alami. Merujuk pada hipotesis natal homing/philopatry, tukik yang dilepasliarkan di Pantai Bama dimungkinan akan kembali untuk bertelur di kemudian hari. Di sisi lain, Pantai Batu Hitam rencananya akan dikembangkan menjadi kawasan wisata. Untuk melestarikan habitat peneluran ini, diperlukan penilaian kesesuaian habitat bersarang yang dapat berkontribusi pada perencanaan dan pengelolaan konservasi yang efektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional untuk mengidentifikasi karakteristik bio-fisik pantai dan menganalisisnya menggunakan indeks kesesuaian habitat (IKH). Parameter yang diamati adalah lebar dan kemiringan pantai, persentase pasir, intensitas cahaya, vegetasi pantai, persentase bangunan, dan jarak antara pantai peneluran dengan area pakan. Tidak terdapat perbedaan kondisi bio-fisik yang signifikan antara kedua pantai tersebut. Seluruh parameter mendapatkan skor yang sama, kecuali lebar pantai. Pantai Batu Hitam memiliki pantai yang sedikit lebih lebar dan lebih curam daripada Pantai Batu Hitam. Berdasarkan hasil penilaian dengan memanfaatkan Indeks Kesesuaian Habitat (IKH) peneluran penyu sisik, kondisi bio-fisik Pantai Bama dan Pantai Batu Hitam dinilai sangat sesuai (>68,86%). Meskipun hasil penilaian kondisi Pantai Bama sesuai menjadi habitat peneluran, belum ada laporan penyu sisik bertelur di sana. Lebar pantai yang terlalu sempit dan kurang meratanya naungan vegetasi pantai diduga menjadi penyebab penyu sisik memilih pantai lain di sekitar Pantai Bama, salah satunya adalah Pantai Batu Hitam.","PeriodicalId":53001,"journal":{"name":"Jurnal Kelautan Tropis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Analisis Kesesuaian Habitat Peneluran Penyu Sisik (Eretmocheyls imbricata) di Pantai Batu Hitam dan Pantai Bama, Taman Nasional Baluran, Situbondo\",\"authors\":\"Yusril Zaqi Ubaydillah, D. Yona, R. D. Kasitowati\",\"doi\":\"10.14710/jkt.v26i2.15733\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Hawksbill turtles were observed nesting along the coast of Baluran, mainly at Batu Hitam Beach. The eggs were relocated to a hatchery on Bama Beach, which is a beach where hawksbill turtles have never been seen laying eggs naturally. Referring to the natal homing/philopatry hypothesis, hatchlings that are released on Bama Beach will likely come back to lay eggs in the future. Meanwhile, Batu Hitam Beach is planned to be developed into a tourist area. To preserve this important nesting area, a nesting habitat suitability assessment is needed that can contribute to effective conservation planning and management. This study used observational data to identify the bio-physical characteristics of the beaches and analyzed them using the habitat suitability index (HSI). The parameters observed were the width and slope of the beach, percentage of sand, intensity of light, coastal vegetation, percentage of buildings, and the distance between the nesting beach and the feeding area. There were no significant differences in bio-physical characteristics between the two beaches. Except for beach width, all other parameters are given the same score. Batu Hitam Beach has a slightly wider and steeper beach than Batu Hitam Beach. Based on the results of an assessment utilizing the habitat suitability index (HSI) for hawksbill nesting sites, the biophysical conditions of Bama Beach and Batu Hitam Beach were assessed as very suitable (>68.86%). Despite Bama Beach's suitability, there have been no reports of hawksbill turtles nesting there. The width of the beach that is too narrow and a lack of coastal vegetation shade are thought to have forced the hawksbill to prefer other locations, such as Batu Hitam Beach. Penyu sisik teramati bertelur di sepanjang pesisir Baluran, terutama di Pantai Batu Hitam. Telur yang ditemukan dipindahkan ke tempat penetasan di Pantai Bama, pantai yang belum pernah tercatat penyu bertelur secara alami. Merujuk pada hipotesis natal homing/philopatry, tukik yang dilepasliarkan di Pantai Bama dimungkinan akan kembali untuk bertelur di kemudian hari. Di sisi lain, Pantai Batu Hitam rencananya akan dikembangkan menjadi kawasan wisata. Untuk melestarikan habitat peneluran ini, diperlukan penilaian kesesuaian habitat bersarang yang dapat berkontribusi pada perencanaan dan pengelolaan konservasi yang efektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional untuk mengidentifikasi karakteristik bio-fisik pantai dan menganalisisnya menggunakan indeks kesesuaian habitat (IKH). Parameter yang diamati adalah lebar dan kemiringan pantai, persentase pasir, intensitas cahaya, vegetasi pantai, persentase bangunan, dan jarak antara pantai peneluran dengan area pakan. Tidak terdapat perbedaan kondisi bio-fisik yang signifikan antara kedua pantai tersebut. Seluruh parameter mendapatkan skor yang sama, kecuali lebar pantai. Pantai Batu Hitam memiliki pantai yang sedikit lebih lebar dan lebih curam daripada Pantai Batu Hitam. Berdasarkan hasil penilaian dengan memanfaatkan Indeks Kesesuaian Habitat (IKH) peneluran penyu sisik, kondisi bio-fisik Pantai Bama dan Pantai Batu Hitam dinilai sangat sesuai (>68,86%). Meskipun hasil penilaian kondisi Pantai Bama sesuai menjadi habitat peneluran, belum ada laporan penyu sisik bertelur di sana. Lebar pantai yang terlalu sempit dan kurang meratanya naungan vegetasi pantai diduga menjadi penyebab penyu sisik memilih pantai lain di sekitar Pantai Bama, salah satunya adalah Pantai Batu Hitam.\",\"PeriodicalId\":53001,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Kelautan Tropis\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-05-08\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Kelautan Tropis\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14710/jkt.v26i2.15733\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kelautan Tropis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14710/jkt.v26i2.15733","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
在Baluran海岸,主要是在Batu Hitam海滩,观察到玳瑁海龟筑巢。这些蛋被重新安置到巴马海滩的孵化场,这是一个从未见过玳瑁海龟自然产卵的海滩。根据出生归巢/哲学假说,在巴马海滩被放生的小海龟将来很可能会回来产卵。与此同时,Batu Hitam海滩计划被开发成一个旅游区。为了保护这一重要的筑巢区,需要进行筑巢生境适宜性评估,以有助于有效的保护规划和管理。本研究利用观测资料确定了海滩的生物物理特征,并利用生境适宜性指数(HSI)对其进行了分析。观察到的参数包括海滩的宽度和坡度、沙的百分比、光照强度、海岸植被、建筑物的百分比以及筑巢海滩与觅食区之间的距离。两个泳滩的生物物理特征无显著差异。除海滩宽度外,其他参数得分相同。巴图希淡海滩比巴图希淡海滩更宽更陡。利用生境适宜性指数(HSI)对玳瑁筑巢地进行评价,认为巴马海滩和巴图希淡海滩的生物物理条件为非常适宜(>68.86%)。尽管巴马海滩很适合居住,但还没有关于玳瑁海龟在那里筑巢的报道。海滩的宽度太窄,缺乏海岸植被遮荫,人们认为这迫使玳瑁更喜欢其他地方,比如Batu Hitam海滩。Penyu sisik teramati bertelur di sepanjang Baluran总统,terutama di Pantai Batu Hitam。杨Telur ditemukan dipindahkan ke tempat penetasan di Pantai巴马Pantai杨belum pernah tercatat penyu bertelur secara alami。Merujuk padpotesis出生归巢/哲学,tukik yang dilepasliarkan di Pantai Bama dimungkinan akan kembali untuk bertelur di kemudian hari。Di sisi lain, Pantai Batu Hitam rencananya akan dikembangkan menjadi kawasan wisata。Untuk melestarikan生境peneluran ini, diperlukan生境peneluran ini, diperlukan生境bersarang yang dapat berkontribusi padperencanan和penelolaan konservasi yang effektif。Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional为她mengidentifikasi karakteristik bio-fisik pantai丹menganalisisnya menggunakan indeks kesesuaian栖息地(IKH)。参数yang diamati adalah lebar dan kemiringan pantai,代表pasir, intensitas cahaya, vegetasi pantai,代表banunan, danjarak antara pantai peneluran dengan area pakan。天津天津大学生物科学与工程学院生物科学与工程学院。Seluruh参数mendapatkan skor yang sama, kecuali lebar pantai。Pantai Batu Hitam memiliki Pantai yang sedikit lebih lebar dan lebih curam daripada Pantai Batu Hitam。Berdasarkan hasil penilaian dengan memanfaatkan Indeks Kesesuaian Habitat (IKH) peneluran penyu sisik, kondisi bio-fisik Pantai Bama dan Pantai Batu Hitam dinilai sangat sesuai(2008年,86%)。Meskipun hasil penilaii kondisi Pantai bamama sesuai menjadi栖息地peneluran, belum ada laporan penysisk bertelur di sana。在这里,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是。
Analisis Kesesuaian Habitat Peneluran Penyu Sisik (Eretmocheyls imbricata) di Pantai Batu Hitam dan Pantai Bama, Taman Nasional Baluran, Situbondo
Hawksbill turtles were observed nesting along the coast of Baluran, mainly at Batu Hitam Beach. The eggs were relocated to a hatchery on Bama Beach, which is a beach where hawksbill turtles have never been seen laying eggs naturally. Referring to the natal homing/philopatry hypothesis, hatchlings that are released on Bama Beach will likely come back to lay eggs in the future. Meanwhile, Batu Hitam Beach is planned to be developed into a tourist area. To preserve this important nesting area, a nesting habitat suitability assessment is needed that can contribute to effective conservation planning and management. This study used observational data to identify the bio-physical characteristics of the beaches and analyzed them using the habitat suitability index (HSI). The parameters observed were the width and slope of the beach, percentage of sand, intensity of light, coastal vegetation, percentage of buildings, and the distance between the nesting beach and the feeding area. There were no significant differences in bio-physical characteristics between the two beaches. Except for beach width, all other parameters are given the same score. Batu Hitam Beach has a slightly wider and steeper beach than Batu Hitam Beach. Based on the results of an assessment utilizing the habitat suitability index (HSI) for hawksbill nesting sites, the biophysical conditions of Bama Beach and Batu Hitam Beach were assessed as very suitable (>68.86%). Despite Bama Beach's suitability, there have been no reports of hawksbill turtles nesting there. The width of the beach that is too narrow and a lack of coastal vegetation shade are thought to have forced the hawksbill to prefer other locations, such as Batu Hitam Beach. Penyu sisik teramati bertelur di sepanjang pesisir Baluran, terutama di Pantai Batu Hitam. Telur yang ditemukan dipindahkan ke tempat penetasan di Pantai Bama, pantai yang belum pernah tercatat penyu bertelur secara alami. Merujuk pada hipotesis natal homing/philopatry, tukik yang dilepasliarkan di Pantai Bama dimungkinan akan kembali untuk bertelur di kemudian hari. Di sisi lain, Pantai Batu Hitam rencananya akan dikembangkan menjadi kawasan wisata. Untuk melestarikan habitat peneluran ini, diperlukan penilaian kesesuaian habitat bersarang yang dapat berkontribusi pada perencanaan dan pengelolaan konservasi yang efektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional untuk mengidentifikasi karakteristik bio-fisik pantai dan menganalisisnya menggunakan indeks kesesuaian habitat (IKH). Parameter yang diamati adalah lebar dan kemiringan pantai, persentase pasir, intensitas cahaya, vegetasi pantai, persentase bangunan, dan jarak antara pantai peneluran dengan area pakan. Tidak terdapat perbedaan kondisi bio-fisik yang signifikan antara kedua pantai tersebut. Seluruh parameter mendapatkan skor yang sama, kecuali lebar pantai. Pantai Batu Hitam memiliki pantai yang sedikit lebih lebar dan lebih curam daripada Pantai Batu Hitam. Berdasarkan hasil penilaian dengan memanfaatkan Indeks Kesesuaian Habitat (IKH) peneluran penyu sisik, kondisi bio-fisik Pantai Bama dan Pantai Batu Hitam dinilai sangat sesuai (>68,86%). Meskipun hasil penilaian kondisi Pantai Bama sesuai menjadi habitat peneluran, belum ada laporan penyu sisik bertelur di sana. Lebar pantai yang terlalu sempit dan kurang meratanya naungan vegetasi pantai diduga menjadi penyebab penyu sisik memilih pantai lain di sekitar Pantai Bama, salah satunya adalah Pantai Batu Hitam.