{"title":"物种和栖息地条件","authors":"M. Imron, Wiwid Prayoga, Yogi Alro Aliando","doi":"10.22146/JIK.V15I2.1799","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Herpetofauna merupakan satwa poikilotherm dan sensitive terhadap perubahan temperature khususnya kebakaran, pemahaman respon taksa ini terhadap kondisi setelah kebakaran dapat memberikan informasi indikasi awal resiliensi ekosistem. Nampaknya informasi saintifik terkait dengan respon komunitas herpetofauna setelah kebakaran masih sangat jarang. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi keberadaan herpetofauna pada daerah-daerah bekas terbakar di Taman Nasional Tesso Nilo di Propinsi Riau dan mencari faktor-faktor lingkungan yang dapat menjelaskan keberadaannya. Survey di lapangan dilakukan selama periode December 2015-February 2016 untuk mengumpulkan data keberadaan jenis herpetofauna diurnal pada daerah terbakar dan tidak terbakar serta mengumpulkan data lingkungan menggunakan jalur-jalur transek. Jumlah individu yang teramati dicatat dan kondisi lingkungan yang diamati adalah kondisi tutupan habitat dan kepadatan vegetasi yang diukur menggunakan protocol sampling plots dan nested sampling plots, secara berturut-turut. Penelitian ini juga mencatat kematian vegetasi dan komposisi dari bahan organik pada setiap lokasi penelitian. Kebakaran besar yang terjadi tahun 2015 telah menyebabkan perbedaan kondisi habitat herpetofauna yang sangat nampak antara daerah yang terbakar dan tidak terbakar, terlihat pada komposisi herpetofauna yang lebih tinggi pada daerah tidak terbakar (10 jenis) dibandingkan daerah terbakar (5 jenis). Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar jenis yang ditemukan termasuk katak selama ini dikenal mampu bertahan hidup pada lokasi yang terganggu.","PeriodicalId":31295,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kehutanan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Keragaman Jenis dan Kondisi Habitat Herpetofauna Paska Kebakaran di Taman Nasional Tesso Nilo-Riau\",\"authors\":\"M. Imron, Wiwid Prayoga, Yogi Alro Aliando\",\"doi\":\"10.22146/JIK.V15I2.1799\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Herpetofauna merupakan satwa poikilotherm dan sensitive terhadap perubahan temperature khususnya kebakaran, pemahaman respon taksa ini terhadap kondisi setelah kebakaran dapat memberikan informasi indikasi awal resiliensi ekosistem. Nampaknya informasi saintifik terkait dengan respon komunitas herpetofauna setelah kebakaran masih sangat jarang. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi keberadaan herpetofauna pada daerah-daerah bekas terbakar di Taman Nasional Tesso Nilo di Propinsi Riau dan mencari faktor-faktor lingkungan yang dapat menjelaskan keberadaannya. Survey di lapangan dilakukan selama periode December 2015-February 2016 untuk mengumpulkan data keberadaan jenis herpetofauna diurnal pada daerah terbakar dan tidak terbakar serta mengumpulkan data lingkungan menggunakan jalur-jalur transek. Jumlah individu yang teramati dicatat dan kondisi lingkungan yang diamati adalah kondisi tutupan habitat dan kepadatan vegetasi yang diukur menggunakan protocol sampling plots dan nested sampling plots, secara berturut-turut. Penelitian ini juga mencatat kematian vegetasi dan komposisi dari bahan organik pada setiap lokasi penelitian. Kebakaran besar yang terjadi tahun 2015 telah menyebabkan perbedaan kondisi habitat herpetofauna yang sangat nampak antara daerah yang terbakar dan tidak terbakar, terlihat pada komposisi herpetofauna yang lebih tinggi pada daerah tidak terbakar (10 jenis) dibandingkan daerah terbakar (5 jenis). Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar jenis yang ditemukan termasuk katak selama ini dikenal mampu bertahan hidup pada lokasi yang terganggu.\",\"PeriodicalId\":31295,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Ilmu Kehutanan\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-07-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Ilmu Kehutanan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22146/JIK.V15I2.1799\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmu Kehutanan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/JIK.V15I2.1799","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
野生动物是一种温和的、对火特别温度变化的敏感动物,这种对火灾后情况的taksa反应可以提供生态系统早期耐久性的信息。看来,与野生动物群落在火灾后的反应有关的科学信息仍然非常罕见。这项研究的目的是探索廖内泰索尼洛国家公园(Tesso Nilo national park)燃烧的野生动物的存在,并寻找可以解释它们存在的环境因素。2016年12月至2月间进行了实地调查,收集有关烧伤和非烧伤地区的日耳曼野生动物种类的数据,并使用transek通道收集环境数据。被观察到的个人数量和环境状况是一种用足部抽样法和集体式抽样协议测量的栖息地海豹病和植被密度。该研究还注意到每一个研究地点的植物死亡和有机物的组成。2015年的大火造成了高度可见的野生动物栖息地的差异,这在非燃烧区域(10种)和燃烧区域(5种)的不可燃动物组成上是可见的。这项研究发现,大多数被发现的物种,包括已知的青蛙,都能在不受干扰的环境中生存。
Keragaman Jenis dan Kondisi Habitat Herpetofauna Paska Kebakaran di Taman Nasional Tesso Nilo-Riau
Herpetofauna merupakan satwa poikilotherm dan sensitive terhadap perubahan temperature khususnya kebakaran, pemahaman respon taksa ini terhadap kondisi setelah kebakaran dapat memberikan informasi indikasi awal resiliensi ekosistem. Nampaknya informasi saintifik terkait dengan respon komunitas herpetofauna setelah kebakaran masih sangat jarang. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi keberadaan herpetofauna pada daerah-daerah bekas terbakar di Taman Nasional Tesso Nilo di Propinsi Riau dan mencari faktor-faktor lingkungan yang dapat menjelaskan keberadaannya. Survey di lapangan dilakukan selama periode December 2015-February 2016 untuk mengumpulkan data keberadaan jenis herpetofauna diurnal pada daerah terbakar dan tidak terbakar serta mengumpulkan data lingkungan menggunakan jalur-jalur transek. Jumlah individu yang teramati dicatat dan kondisi lingkungan yang diamati adalah kondisi tutupan habitat dan kepadatan vegetasi yang diukur menggunakan protocol sampling plots dan nested sampling plots, secara berturut-turut. Penelitian ini juga mencatat kematian vegetasi dan komposisi dari bahan organik pada setiap lokasi penelitian. Kebakaran besar yang terjadi tahun 2015 telah menyebabkan perbedaan kondisi habitat herpetofauna yang sangat nampak antara daerah yang terbakar dan tidak terbakar, terlihat pada komposisi herpetofauna yang lebih tinggi pada daerah tidak terbakar (10 jenis) dibandingkan daerah terbakar (5 jenis). Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar jenis yang ditemukan termasuk katak selama ini dikenal mampu bertahan hidup pada lokasi yang terganggu.