{"title":"Systematic Literature Review: Metode Preparasi dan Rasio Komponen Chitosan dalam Microneedle Patch untuk Transdermal Delivery System","authors":"A. Widyastuti, Oktavia Eka Puspita, N. Sobah","doi":"10.21776/ub.pji.2022.008.01.4","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sistem penghantaran obat transdermal merupakan sistem penghantaran obat yang potensial untuk pemberian obat lokal dan sistemik. Namun, masih ada beberapa keterbatasan dalam system ini, terutama terkait dengan kebutuhan untuk meningkatkan penetrasi obat melalui kulit. Oleh karena itu, mekanisme penghantaran obat baru berdasarkan microneedle telah dikembangkan. Microneedles dianggap sebagai jawaban atas masalah metode sebelumnya, yaitu banyaknya obat yang tidak dapat menembus kulit untuk mencapai efek terapeutik. Dissolving microneedle, terutama kitosan, dipilih sebagai bahan penyusun karena memiliki karakteristik biodegradabilitas, biokompatibilitas, tidak beracun, polikationik, dan aktivitas antibakteri. Namun metode dan perbandingan komponen kitosan dalam pembuatan microneedle patch belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan metode preparasi dan rasio komponen kitosan dalam microneedle patch untuk sistem penghantaran obat transdermal. Penelitian deskriptif menggunakan metode review artikel tersturuktur dilakukan pada tiga database digital: Google Scholar, Scopus, dan Crossref. 16 artikel dipilih sebagai sampel setelah proses seleksi dan critical appraisal dilakukan. Hasil sintesis dari 16 artikel akhir terpilih didapatkan bahwa micromolding menggunakan polydimethylsiloxane (PDMS) merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk fabrikasi microneedle kitosan karena memungkinkan replikasi microneedle yang tepat dan akurat sesuai dengan spesifikasi tinggi dan diameter yang diinginkan serta memungkinkan produksi secara massal. Rasio komponen kitosan yang paling banyak digunakan adalah larutan kitosan 2% (b/v) dimana serbuk kitosan dilarutkan dalam larutan asam asetat 1% (v/v). Microneedle kitosan 2% memiliki kekuatan mekanik yang lebih rendah dibandingkan konsentrasi lainnya. Namun dengan kekuatan mekanik yang lebih rendah, microneedle kitosan 2% tetap dapat disisipkan ke dalam kulit. Kesimpulannya microneedles dapat dibuat dari kitosan umumnya dengan teknik micromolding menggunakan PDMS dengan kitosan 2%. Berdasarkan penelitian ini, disarankan bagi penelitian lebih lanjut perlu ditambahkan jumlah sampel dan lama waktu penelitian serta menghubungkan efek sifat zat aktif dan komponen yang terkait metode preparasi terhadap karakteristik microneedle kitosan.","PeriodicalId":19897,"journal":{"name":"PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia)","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21776/ub.pji.2022.008.01.4","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
经皮药物输送系统是一种潜在的药物输送系统。然而,该系统仍然有一些限制,特别是与促进皮肤药物穿透的需求有关。因此,开发了一种基于微克隆edle的新型药物配送机制。微克隆被认为是以前方法问题的答案,即许多药物无法穿透皮肤以达到治疗效果。消毒剂,特别是kitosan,被选择为编译器,因为它具有可降解性、生物兼容性、无毒、聚碳酸酯和抗菌活动。然而,制造微克隆补丁的kitosan组件的方法和比较还不为人知。这项研究的目的是确定经皮药物输送系统的微氧贴片结构和kitosan成分比。描述性研究采用了对三个数字数据库的描述性研究方法:谷歌Scholar, Scopus和Crossref. 16篇文章在选择过程和应用程序critical appreisal后作为样本选择。从所选的16篇最终文章中发现,微模使用的是一种用于制造微克隆甲基托森(PDMS)的最广泛使用的方法,因为它允许按照理想的高度和直径精确复制微克隆克隆,并允许大规模生产。kitosan最常用的是kitosan溶液成分比例在b - v (2%) kitosan粉末溶解醋酸溶液中1% (v / v)。Microneedle kitosan 2%有能力比其他浓度低的机械师。但是,由于机械力较低,2%的微克隆kitosan仍然可以插入皮肤。结论微氧树脂可以用微模技术用PDMS和2%的kitoeedles制成。根据这项研究,建议需要增加更多的样本数量和研究时间,并将活化方法的特性和成分对kitosan微环境特征的影响联系起来。
Systematic Literature Review: Metode Preparasi dan Rasio Komponen Chitosan dalam Microneedle Patch untuk Transdermal Delivery System
Sistem penghantaran obat transdermal merupakan sistem penghantaran obat yang potensial untuk pemberian obat lokal dan sistemik. Namun, masih ada beberapa keterbatasan dalam system ini, terutama terkait dengan kebutuhan untuk meningkatkan penetrasi obat melalui kulit. Oleh karena itu, mekanisme penghantaran obat baru berdasarkan microneedle telah dikembangkan. Microneedles dianggap sebagai jawaban atas masalah metode sebelumnya, yaitu banyaknya obat yang tidak dapat menembus kulit untuk mencapai efek terapeutik. Dissolving microneedle, terutama kitosan, dipilih sebagai bahan penyusun karena memiliki karakteristik biodegradabilitas, biokompatibilitas, tidak beracun, polikationik, dan aktivitas antibakteri. Namun metode dan perbandingan komponen kitosan dalam pembuatan microneedle patch belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan metode preparasi dan rasio komponen kitosan dalam microneedle patch untuk sistem penghantaran obat transdermal. Penelitian deskriptif menggunakan metode review artikel tersturuktur dilakukan pada tiga database digital: Google Scholar, Scopus, dan Crossref. 16 artikel dipilih sebagai sampel setelah proses seleksi dan critical appraisal dilakukan. Hasil sintesis dari 16 artikel akhir terpilih didapatkan bahwa micromolding menggunakan polydimethylsiloxane (PDMS) merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk fabrikasi microneedle kitosan karena memungkinkan replikasi microneedle yang tepat dan akurat sesuai dengan spesifikasi tinggi dan diameter yang diinginkan serta memungkinkan produksi secara massal. Rasio komponen kitosan yang paling banyak digunakan adalah larutan kitosan 2% (b/v) dimana serbuk kitosan dilarutkan dalam larutan asam asetat 1% (v/v). Microneedle kitosan 2% memiliki kekuatan mekanik yang lebih rendah dibandingkan konsentrasi lainnya. Namun dengan kekuatan mekanik yang lebih rendah, microneedle kitosan 2% tetap dapat disisipkan ke dalam kulit. Kesimpulannya microneedles dapat dibuat dari kitosan umumnya dengan teknik micromolding menggunakan PDMS dengan kitosan 2%. Berdasarkan penelitian ini, disarankan bagi penelitian lebih lanjut perlu ditambahkan jumlah sampel dan lama waktu penelitian serta menghubungkan efek sifat zat aktif dan komponen yang terkait metode preparasi terhadap karakteristik microneedle kitosan.