{"title":"Pengaruh Latihan Fundamental Movement Skills (FMS) pada Anak dengan Gangguan Koordinasi Perkembangan (Dyspraxia)","authors":"Ahmad Yani, Ibnu Sina","doi":"10.20884/1.paju.2022.4.1.6940","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar belakang penelitian ini adalah adanya fenomena kurangnya kemampuan fundamental Movement Skill (FMS) pada anak dengan gangguan koordinasi perkembangan (dyspraxia). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh model latihan gerakan fundamental Movement Skill (FMS) terhadap peningkatan kemampuan Fundamental Movement Skill (FMS) pada anak dengan dyspraxia. Sebanyak 10 anak secara sukarela dan dengan persetujuan orang tua menjadi kelompok eksperimen (DYS) [exp], yang menerima 6 minggu pelatihan FMS. FMS dinilai menggunakan Test of Gross Motor Development-2. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian pre eksperimen. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah The one group pretest-postest design. Hasil penelitian menunjukan model latihan gerakan fundamental Movement Skill (FMS) berpengaruh terhadap kemampuan gerakan fundamental Movement Skill (FMS). terbukti dari hasil analisis data penelitian pretest nilai rata-rata latihan gerakan fundamental Movement Skill (FMS) yang diperoleh yaitu 13,23, sedangkan hasil posttest nilai rata-rata latihan gerakan fundamental Movement Skill (FMS) yang diperoleh yaitu 23,13, berarti adanya peningkatan yang diperoleh setelah melakukan latihan gerakan fundamental Movement Skill (FMS) sehingga hal ini menunjukan adanya pengaruh yang signifikan dari model latihan gerakan fundamental Movement Skill (FMS) terhadap kemampuan gerakan fundamental Movement Skill (FMS) pada anak dengan dyspraxia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model latihan gerakan fundamental Movement Skill (FMS) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap terhadap peningkatan kemampuan Fundamental Movement Skill (FMS) anak dengan gangguan koordinasi perkembangan (dyspraxia). Implikasi penelitian ini secara teoritis adalah bahwa model latihan FMS bisa menjadi acuan teori dan referensi pengetahuan bagi guru pendidikan jasmani adaptif yang mengajar di sekolah khusus dalam melaksanakan pembelajaran yang terkait dengan dyspraxia dan implikasi secara praktis dari hasil penelitian ini dapat digunakan oleh para guru terutama guru pendidikan jasmani adaptif sebagai model latihan untuk meningkatkan FMS pada siswa dengan dyspraxia.","PeriodicalId":36995,"journal":{"name":"Women in Sport and Physical Activity Journal","volume":"31 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Women in Sport and Physical Activity Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20884/1.paju.2022.4.1.6940","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q1","JCRName":"Social Sciences","Score":null,"Total":0}
Pengaruh Latihan Fundamental Movement Skills (FMS) pada Anak dengan Gangguan Koordinasi Perkembangan (Dyspraxia)
Latar belakang penelitian ini adalah adanya fenomena kurangnya kemampuan fundamental Movement Skill (FMS) pada anak dengan gangguan koordinasi perkembangan (dyspraxia). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh model latihan gerakan fundamental Movement Skill (FMS) terhadap peningkatan kemampuan Fundamental Movement Skill (FMS) pada anak dengan dyspraxia. Sebanyak 10 anak secara sukarela dan dengan persetujuan orang tua menjadi kelompok eksperimen (DYS) [exp], yang menerima 6 minggu pelatihan FMS. FMS dinilai menggunakan Test of Gross Motor Development-2. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian pre eksperimen. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah The one group pretest-postest design. Hasil penelitian menunjukan model latihan gerakan fundamental Movement Skill (FMS) berpengaruh terhadap kemampuan gerakan fundamental Movement Skill (FMS). terbukti dari hasil analisis data penelitian pretest nilai rata-rata latihan gerakan fundamental Movement Skill (FMS) yang diperoleh yaitu 13,23, sedangkan hasil posttest nilai rata-rata latihan gerakan fundamental Movement Skill (FMS) yang diperoleh yaitu 23,13, berarti adanya peningkatan yang diperoleh setelah melakukan latihan gerakan fundamental Movement Skill (FMS) sehingga hal ini menunjukan adanya pengaruh yang signifikan dari model latihan gerakan fundamental Movement Skill (FMS) terhadap kemampuan gerakan fundamental Movement Skill (FMS) pada anak dengan dyspraxia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model latihan gerakan fundamental Movement Skill (FMS) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap terhadap peningkatan kemampuan Fundamental Movement Skill (FMS) anak dengan gangguan koordinasi perkembangan (dyspraxia). Implikasi penelitian ini secara teoritis adalah bahwa model latihan FMS bisa menjadi acuan teori dan referensi pengetahuan bagi guru pendidikan jasmani adaptif yang mengajar di sekolah khusus dalam melaksanakan pembelajaran yang terkait dengan dyspraxia dan implikasi secara praktis dari hasil penelitian ini dapat digunakan oleh para guru terutama guru pendidikan jasmani adaptif sebagai model latihan untuk meningkatkan FMS pada siswa dengan dyspraxia.