琳达和拉里吉的舞蹈在苏拉威西东南部的鲍博镇恢复。

B. Setiawan
{"title":"琳达和拉里吉的舞蹈在苏拉威西东南部的鲍博镇恢复。","authors":"B. Setiawan","doi":"10.24832/JK.V12I2.250","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstrakTari Linda dan Lariangi adalah tari tradisional di Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara yang terancam punah, sehingga harus dilakukan revitalisasi. Permasalahan yang diangkat adalah: (1) Bagaimana kedua tarian tersebut dimaknai oleh seniman tari? (2) Bagaimana pula kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Baubau? Tujuan dari tulisan ini adalah mengetahui bentuk revitalisasi yang disepakati para seniman dan Pemerintah Kota Baubau. Metode penelitian yang dilakukan adalah eksplanasi etnografis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada awalnya tari Linda dalam tradisi masyararakat Muna dan Wolio merupakan bagian dari upacara Karia atau pingitan bagi gadis yang beranjak dewasa. Adapun tari Lariangi sebagai hiburan bagi sultan dan para tamu kerajaan pada masa Kesultanan Buton. Seiring dengan perubahan kondisi sosial-budaya dan politik pemerintahan pada masyarakat Wolio, saat ini baik tari Linda maupun Lariangi dipentaskan untuk menyambut tamu pemerintahan dan wisatawan yang datang ke Kota Baubau. Meskipun demikian, bagi para seniman hal itu tidak mengubah makna dan filosofi dari kedua tarian tradisional tersebut. Dalam hal ini upaya revitalisasi yang tepat untuk tari Linda adalah refungsionalisasi, sedangkan untuk tari Lariangi adalah reorientasi. Adapun kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kota Baubau adalah dengan memberikan bantuan alat-alat dan sarana kesenian, serta pembinaan kepada sanggar-sanggar kesenian yang ada di wilayahnya.","PeriodicalId":31479,"journal":{"name":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-04-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"REVITALISASI TARI LINDA DAN LARIANGI DALAM MASYARAKAT KOTA BAUBAU, PROVINSI SULAWESI TENGGARA.\",\"authors\":\"B. Setiawan\",\"doi\":\"10.24832/JK.V12I2.250\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"AbstrakTari Linda dan Lariangi adalah tari tradisional di Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara yang terancam punah, sehingga harus dilakukan revitalisasi. Permasalahan yang diangkat adalah: (1) Bagaimana kedua tarian tersebut dimaknai oleh seniman tari? (2) Bagaimana pula kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Baubau? Tujuan dari tulisan ini adalah mengetahui bentuk revitalisasi yang disepakati para seniman dan Pemerintah Kota Baubau. Metode penelitian yang dilakukan adalah eksplanasi etnografis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada awalnya tari Linda dalam tradisi masyararakat Muna dan Wolio merupakan bagian dari upacara Karia atau pingitan bagi gadis yang beranjak dewasa. Adapun tari Lariangi sebagai hiburan bagi sultan dan para tamu kerajaan pada masa Kesultanan Buton. Seiring dengan perubahan kondisi sosial-budaya dan politik pemerintahan pada masyarakat Wolio, saat ini baik tari Linda maupun Lariangi dipentaskan untuk menyambut tamu pemerintahan dan wisatawan yang datang ke Kota Baubau. Meskipun demikian, bagi para seniman hal itu tidak mengubah makna dan filosofi dari kedua tarian tradisional tersebut. Dalam hal ini upaya revitalisasi yang tepat untuk tari Linda adalah refungsionalisasi, sedangkan untuk tari Lariangi adalah reorientasi. Adapun kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kota Baubau adalah dengan memberikan bantuan alat-alat dan sarana kesenian, serta pembinaan kepada sanggar-sanggar kesenian yang ada di wilayahnya.\",\"PeriodicalId\":31479,\"journal\":{\"name\":\"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam\",\"volume\":\"32 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-04-16\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24832/JK.V12I2.250\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24832/JK.V12I2.250","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

琳达·阿斯特拉塔利和拉里兰吉是苏拉威西东南部鲍博堡的一种传统舞蹈,因此必须进行振兴。被提出来的问题是:(1)这两种舞蹈是如何与舞蹈艺术家接触的?2)鲍博市的政策又怎样? (这篇文章的目的是了解艺术家和鲍博市政府同意的复兴形式。研究方法是用定性方法进行人种志表达。研究表明,琳达的舞蹈最初是masyararakat Muna和Wolio传统的一部分,是成年女孩Karia或pingitan仪式的一部分。以拉里吉舞为娱乐苏丹和他的皇室客人在布顿的苏丹。随着Wolio社区的社会文化和政治环境的变化,琳达和拉里吉勒的舞蹈安排安排在今天,欢迎政府的客人和游客来到包堡。然而,对艺术家来说,这并没有改变这两种传统舞蹈的意义和哲学。在这种情况下,琳达舞蹈的适当振兴努力是重新化,而Lariangi舞蹈则是重新定向。至于Baubau市政府的政策是提供艺术工具和设施的帮助,以及该地区的艺术设施的培训。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
REVITALISASI TARI LINDA DAN LARIANGI DALAM MASYARAKAT KOTA BAUBAU, PROVINSI SULAWESI TENGGARA.
AbstrakTari Linda dan Lariangi adalah tari tradisional di Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara yang terancam punah, sehingga harus dilakukan revitalisasi. Permasalahan yang diangkat adalah: (1) Bagaimana kedua tarian tersebut dimaknai oleh seniman tari? (2) Bagaimana pula kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Baubau? Tujuan dari tulisan ini adalah mengetahui bentuk revitalisasi yang disepakati para seniman dan Pemerintah Kota Baubau. Metode penelitian yang dilakukan adalah eksplanasi etnografis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada awalnya tari Linda dalam tradisi masyararakat Muna dan Wolio merupakan bagian dari upacara Karia atau pingitan bagi gadis yang beranjak dewasa. Adapun tari Lariangi sebagai hiburan bagi sultan dan para tamu kerajaan pada masa Kesultanan Buton. Seiring dengan perubahan kondisi sosial-budaya dan politik pemerintahan pada masyarakat Wolio, saat ini baik tari Linda maupun Lariangi dipentaskan untuk menyambut tamu pemerintahan dan wisatawan yang datang ke Kota Baubau. Meskipun demikian, bagi para seniman hal itu tidak mengubah makna dan filosofi dari kedua tarian tradisional tersebut. Dalam hal ini upaya revitalisasi yang tepat untuk tari Linda adalah refungsionalisasi, sedangkan untuk tari Lariangi adalah reorientasi. Adapun kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kota Baubau adalah dengan memberikan bantuan alat-alat dan sarana kesenian, serta pembinaan kepada sanggar-sanggar kesenian yang ada di wilayahnya.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
15
审稿时长
24 weeks
期刊最新文献
The living Qur’an: Kompolan tradition among children in Madura The Convergence of Nahdlatul Ulama and Jamaah Tabligh Traditions in Temboro Village, Magetan, East Java Meaning and philosophy of Bale beleq traditional house East Lombok Middle-class Muslims piety festival in Indonesia Islamic contemporary Religious culture reflection of young Muslims community
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1