{"title":"治疗重量牛皮癣:治疗挑战","authors":"H. Darmawan, Nopriyati","doi":"10.33820/mdvi.v46i3.69","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Psoriasis merupakan penyakit kulit eritropapuloskuamosa kronik residif, ditandai lesi kulit khas plak eritematosa batas tegas ditutup skuama putih keperakan. Diagnosis psoriasis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisis, dan histopatologik. Psoriasis vulgaris berat diterapi mikofenolat mofetil (MMF) belum pernah dan baru pertama kali di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Mohammad Hoesin Palembang. Pengalaman klinis, efikasi serta keamanan terapi MMF terbatas. Perempuan, 40 tahun, keluhan timbul bintil dan bercak merah meninggi ditutup sisik putih tebal pada hampir seluruh tubuh sejak 8 pekan lalu disertai gatal. Pada status dermatologikus tampak papul-plak eritem, multipel, lentikuler-plakat disertai skuama di regio fasialis, trunkus, ekstremitas anterior et posterior dextra et sinistra. Tanda Auspitz dan fenomena tetesan lilin positif. Biopsi histopatologik mendukung diagnosis psoriasis vulgaris. Skor psoriasis area and severity index (PASI) 20,4 dengan body surface area (BSA) 50%. Pasien diterapi MMF dan steroid topikal selama 12 pekan dan menunjukkan perbaikan PASI 75%, namun dirawat inap kembali dengan drug induced liver injury (DILI).Pilihan MMF karena saat ini metotreksat sulit didapat dan pasien alergi terhadap siklosporin. Perlu penelitian lebih banyak untuk menilai efikasi dan efek samping MMF dalam tatalaksana psoriasis vulgaris. Kata kunci: psoriasis vulgaris berat, mikofenolat mofetil, drug induced liver injury","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"134 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-09-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"PSORIASIS VULGARIS BERAT DITERAPI MIKOFENOLAT MOFETIL: TANTANGAN DALAM PENGOBATAN\",\"authors\":\"H. Darmawan, Nopriyati\",\"doi\":\"10.33820/mdvi.v46i3.69\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Psoriasis merupakan penyakit kulit eritropapuloskuamosa kronik residif, ditandai lesi kulit khas plak eritematosa batas tegas ditutup skuama putih keperakan. Diagnosis psoriasis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisis, dan histopatologik. Psoriasis vulgaris berat diterapi mikofenolat mofetil (MMF) belum pernah dan baru pertama kali di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Mohammad Hoesin Palembang. Pengalaman klinis, efikasi serta keamanan terapi MMF terbatas. Perempuan, 40 tahun, keluhan timbul bintil dan bercak merah meninggi ditutup sisik putih tebal pada hampir seluruh tubuh sejak 8 pekan lalu disertai gatal. Pada status dermatologikus tampak papul-plak eritem, multipel, lentikuler-plakat disertai skuama di regio fasialis, trunkus, ekstremitas anterior et posterior dextra et sinistra. Tanda Auspitz dan fenomena tetesan lilin positif. Biopsi histopatologik mendukung diagnosis psoriasis vulgaris. Skor psoriasis area and severity index (PASI) 20,4 dengan body surface area (BSA) 50%. Pasien diterapi MMF dan steroid topikal selama 12 pekan dan menunjukkan perbaikan PASI 75%, namun dirawat inap kembali dengan drug induced liver injury (DILI).Pilihan MMF karena saat ini metotreksat sulit didapat dan pasien alergi terhadap siklosporin. Perlu penelitian lebih banyak untuk menilai efikasi dan efek samping MMF dalam tatalaksana psoriasis vulgaris. Kata kunci: psoriasis vulgaris berat, mikofenolat mofetil, drug induced liver injury\",\"PeriodicalId\":18377,\"journal\":{\"name\":\"Media Dermato Venereologica Indonesiana\",\"volume\":\"134 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-09-09\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Media Dermato Venereologica Indonesiana\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33820/mdvi.v46i3.69\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33820/mdvi.v46i3.69","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PSORIASIS VULGARIS BERAT DITERAPI MIKOFENOLAT MOFETIL: TANTANGAN DALAM PENGOBATAN
Psoriasis merupakan penyakit kulit eritropapuloskuamosa kronik residif, ditandai lesi kulit khas plak eritematosa batas tegas ditutup skuama putih keperakan. Diagnosis psoriasis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisis, dan histopatologik. Psoriasis vulgaris berat diterapi mikofenolat mofetil (MMF) belum pernah dan baru pertama kali di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Mohammad Hoesin Palembang. Pengalaman klinis, efikasi serta keamanan terapi MMF terbatas. Perempuan, 40 tahun, keluhan timbul bintil dan bercak merah meninggi ditutup sisik putih tebal pada hampir seluruh tubuh sejak 8 pekan lalu disertai gatal. Pada status dermatologikus tampak papul-plak eritem, multipel, lentikuler-plakat disertai skuama di regio fasialis, trunkus, ekstremitas anterior et posterior dextra et sinistra. Tanda Auspitz dan fenomena tetesan lilin positif. Biopsi histopatologik mendukung diagnosis psoriasis vulgaris. Skor psoriasis area and severity index (PASI) 20,4 dengan body surface area (BSA) 50%. Pasien diterapi MMF dan steroid topikal selama 12 pekan dan menunjukkan perbaikan PASI 75%, namun dirawat inap kembali dengan drug induced liver injury (DILI).Pilihan MMF karena saat ini metotreksat sulit didapat dan pasien alergi terhadap siklosporin. Perlu penelitian lebih banyak untuk menilai efikasi dan efek samping MMF dalam tatalaksana psoriasis vulgaris. Kata kunci: psoriasis vulgaris berat, mikofenolat mofetil, drug induced liver injury