{"title":"微生物atp的微生物质量是被氟化土壤污染的生物指标","authors":"F. Suciati","doi":"10.29122/JRL.V11I1.3036","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Fluazinam adalah suatu fungisida berbasis piridin yang diduga merupakan endocrine disrupture chemical (EDC). Pada pemanfaatannya, Fluazinam berpotensi menurunkan kesehatan dan mutu tanah (soil health) melalui perubahan level dan aktivitas ATP dalam tanah. Kandungan ATP tanah telah diketahui berhubungan erat dengan aktivitas jasad renik tanah sehingga kandungan ATP tersebut dapat digunakan sebagai indikator proses biokimia tanah serta ukuran biomassa aktif dalam tanah. Untuk mengkaji potensi dampak dari penggunaan fluazinam terhadap level ATP tanah dilakukan percobaan di laboratorium. Fluazinam dengan kepekatan 3000 mg/kg dicampurkan kepada tanah kemudian dikeringkan di udara terbuka. Selanjutnya pada akhir inkubasi selama 1-, 3-, 7-, dan 14-hari level ATP diidentifikasi. Level ATP ditetapkan dengan cara mengukur intensitas pendarfluor yang diemisikan oleh oxyluciferin pada kisaran panjang gelombang 550 – 570 nm menggunakan Luminometer (OPTOCOMP1 MGM USA). Penurunan secara konsisten kandungan ATP tanah selama dua minggu periode inkubasi memperlihatkan, dari 0.100 ± 0.006 menjadi 0.043 ± 0.009 nmol/g tanah. Hasil ini menunjukkan bahwa fluazinam mengganggu serta menurunkan kesehatan dan mutu tanah sehingga untuk memulihkan kualitas tanah yang terkena dampak fluazinam perlu dilakukan teknik dan prosedur aplikasi yang terkendali berdasarkan Best Management Practices (BMP).kata kunci: xenobiotics, fluazinam, ATP tanah, bioindikator, kesehatan tanah","PeriodicalId":17979,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan","volume":"35 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-08-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"BIOMASSA MIKROBIAL-ATP SEBAGAI BIOINDIKATOR TANAH TERCEMAR FLUAZINAM\",\"authors\":\"F. Suciati\",\"doi\":\"10.29122/JRL.V11I1.3036\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Fluazinam adalah suatu fungisida berbasis piridin yang diduga merupakan endocrine disrupture chemical (EDC). Pada pemanfaatannya, Fluazinam berpotensi menurunkan kesehatan dan mutu tanah (soil health) melalui perubahan level dan aktivitas ATP dalam tanah. Kandungan ATP tanah telah diketahui berhubungan erat dengan aktivitas jasad renik tanah sehingga kandungan ATP tersebut dapat digunakan sebagai indikator proses biokimia tanah serta ukuran biomassa aktif dalam tanah. Untuk mengkaji potensi dampak dari penggunaan fluazinam terhadap level ATP tanah dilakukan percobaan di laboratorium. Fluazinam dengan kepekatan 3000 mg/kg dicampurkan kepada tanah kemudian dikeringkan di udara terbuka. Selanjutnya pada akhir inkubasi selama 1-, 3-, 7-, dan 14-hari level ATP diidentifikasi. Level ATP ditetapkan dengan cara mengukur intensitas pendarfluor yang diemisikan oleh oxyluciferin pada kisaran panjang gelombang 550 – 570 nm menggunakan Luminometer (OPTOCOMP1 MGM USA). Penurunan secara konsisten kandungan ATP tanah selama dua minggu periode inkubasi memperlihatkan, dari 0.100 ± 0.006 menjadi 0.043 ± 0.009 nmol/g tanah. Hasil ini menunjukkan bahwa fluazinam mengganggu serta menurunkan kesehatan dan mutu tanah sehingga untuk memulihkan kualitas tanah yang terkena dampak fluazinam perlu dilakukan teknik dan prosedur aplikasi yang terkendali berdasarkan Best Management Practices (BMP).kata kunci: xenobiotics, fluazinam, ATP tanah, bioindikator, kesehatan tanah\",\"PeriodicalId\":17979,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan\",\"volume\":\"35 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-08-10\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.29122/JRL.V11I1.3036\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29122/JRL.V11I1.3036","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
BIOMASSA MIKROBIAL-ATP SEBAGAI BIOINDIKATOR TANAH TERCEMAR FLUAZINAM
Fluazinam adalah suatu fungisida berbasis piridin yang diduga merupakan endocrine disrupture chemical (EDC). Pada pemanfaatannya, Fluazinam berpotensi menurunkan kesehatan dan mutu tanah (soil health) melalui perubahan level dan aktivitas ATP dalam tanah. Kandungan ATP tanah telah diketahui berhubungan erat dengan aktivitas jasad renik tanah sehingga kandungan ATP tersebut dapat digunakan sebagai indikator proses biokimia tanah serta ukuran biomassa aktif dalam tanah. Untuk mengkaji potensi dampak dari penggunaan fluazinam terhadap level ATP tanah dilakukan percobaan di laboratorium. Fluazinam dengan kepekatan 3000 mg/kg dicampurkan kepada tanah kemudian dikeringkan di udara terbuka. Selanjutnya pada akhir inkubasi selama 1-, 3-, 7-, dan 14-hari level ATP diidentifikasi. Level ATP ditetapkan dengan cara mengukur intensitas pendarfluor yang diemisikan oleh oxyluciferin pada kisaran panjang gelombang 550 – 570 nm menggunakan Luminometer (OPTOCOMP1 MGM USA). Penurunan secara konsisten kandungan ATP tanah selama dua minggu periode inkubasi memperlihatkan, dari 0.100 ± 0.006 menjadi 0.043 ± 0.009 nmol/g tanah. Hasil ini menunjukkan bahwa fluazinam mengganggu serta menurunkan kesehatan dan mutu tanah sehingga untuk memulihkan kualitas tanah yang terkena dampak fluazinam perlu dilakukan teknik dan prosedur aplikasi yang terkendali berdasarkan Best Management Practices (BMP).kata kunci: xenobiotics, fluazinam, ATP tanah, bioindikator, kesehatan tanah