{"title":"FAKTOR RISIKO GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURI KABUPATEN MOJOKERTO","authors":"Asih Media Yuniarti, Elyana Mafticha, Diana Narika Sari, Mukhammad Himawan Saputra","doi":"10.35328/kesmas.v11i2.2304","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Status gizi merupakan sumber utama untuk menentukan pertumbuhan dan perkembangan tubuh seseorang terutama pada balita. gizi kurang dapat memberikan dampak buruk yang tak terelakkan, dimana manifestas terburuk dapat menyebabkan kematian. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor risiko dengan gizi kurang pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Mojokerto. Metode penelitian ini menggunakan metode Observasional dengan desain penelitian cross sectional dan menggunakan uji chi square dengan jumlah sampel 92 responden secara proportionate random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesiner dan food recall 24 jam. Penelitian ini dilakukan bulan Agustus 2022. Hasil penelitian bahwa sebagian besar balita mendapat asupan makanan terpenuhi sebanyak (53,3%), sebagian besar balita pernah mengalami penyakit infeksi sebanyak (52,2%), dan sebagian besar balita mengalami status gizi kurang sebanyak (53,3%). Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan gizi kurang pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto yaitu asupan makanan (p = 0,000) dan penyakit infeksi (p = 0,000). Asupan makanan yang dikonsumsi balita sangat monoton sehingga membuat balita tidak nafsu makan dan menyebabkan asupan makanan tersebut tidak terpenuhi sedangkan pada penyakit infeksi sebagian besar balita yang pernah mengalami diare, batuk, pilek, serta panas sangat berpengaruh terhadap kekurangan gizi pada balita. Diharapkan pihak pelayanan kesehatan dan pemegang program gizi dapat meningkatkan sosialisasi dan pemberian pendidikan kesehatan khususnya tentang cara pemberian gizi yang baik pada balita secara terus menerus dan berkesinambungan agar tidak mudah terkena penyakit infeksi","PeriodicalId":43209,"journal":{"name":"Kesmas-National Public Health Journal","volume":"162 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.4000,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Kesmas-National Public Health Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35328/kesmas.v11i2.2304","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"PUBLIC, ENVIRONMENTAL & OCCUPATIONAL HEALTH","Score":null,"Total":0}
FAKTOR RISIKO GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURI KABUPATEN MOJOKERTO
Status gizi merupakan sumber utama untuk menentukan pertumbuhan dan perkembangan tubuh seseorang terutama pada balita. gizi kurang dapat memberikan dampak buruk yang tak terelakkan, dimana manifestas terburuk dapat menyebabkan kematian. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor risiko dengan gizi kurang pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Mojokerto. Metode penelitian ini menggunakan metode Observasional dengan desain penelitian cross sectional dan menggunakan uji chi square dengan jumlah sampel 92 responden secara proportionate random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesiner dan food recall 24 jam. Penelitian ini dilakukan bulan Agustus 2022. Hasil penelitian bahwa sebagian besar balita mendapat asupan makanan terpenuhi sebanyak (53,3%), sebagian besar balita pernah mengalami penyakit infeksi sebanyak (52,2%), dan sebagian besar balita mengalami status gizi kurang sebanyak (53,3%). Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan gizi kurang pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto yaitu asupan makanan (p = 0,000) dan penyakit infeksi (p = 0,000). Asupan makanan yang dikonsumsi balita sangat monoton sehingga membuat balita tidak nafsu makan dan menyebabkan asupan makanan tersebut tidak terpenuhi sedangkan pada penyakit infeksi sebagian besar balita yang pernah mengalami diare, batuk, pilek, serta panas sangat berpengaruh terhadap kekurangan gizi pada balita. Diharapkan pihak pelayanan kesehatan dan pemegang program gizi dapat meningkatkan sosialisasi dan pemberian pendidikan kesehatan khususnya tentang cara pemberian gizi yang baik pada balita secara terus menerus dan berkesinambungan agar tidak mudah terkena penyakit infeksi