{"title":"Peptida Antimikrobial","authors":"H. Gunawan, Rm Rendy Ariezal Effendi","doi":"10.33820/mdvi.v45i1.18","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":" Peptida antimikrobial (PAM) merupakan kelompok peptida di permukaan sel epitel yang bersifat mikrobisidal dan sitolitik. Peptida ini berperan dalam respons imun bawaan, sebagai lini pertama dalam pertahanan terhadap infeksi dengan cara membunuh langsung bakteri, jamur, atau virus. Dua kelompok besar PAM yang terdapat pada manusia yaitu defensin dan katelisidin. Defensin diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu alfa, beta, dan teta defensin. Pada manusia, hanya terdapat satu tipe katelisidin yaitu human cathelicidin antimicrobial protein 18 (hCAP18), dengan LL-37 sebagai bentuk aktifnya. Tipe PAM lainnya pada manusia yaitu psoriasin, RNase 7, dan dermsidin. Mekanisme kerja PAM yaitu berikatan dengan membran sel mikroba dan membentuk sebuah celah, sehingga terjadi perubahan permeabilitas membran yang mengakibatkan sel mengalami lisis. Jumlah PAM akan meningkat saat terjadi infeksi dan inflamasi. Perubahan pola ekspresi PAM terdapat pada beberapa penyakit kulit yang mengalami inflamasi kronik misalnya psoriasis, dermatitis atopik, rosasea, akne vulgaris, hidradenitis supuratif, infeksi virus, dan lupus eritematosus sistemik. Hingga sat ini terus dikembangkan penelitian terhadap peranan PAM dalam bidang dermatologi. Beberapa jenis PAM yang saat ini tersedia di pasaran antara lain Plectasin®, Magainins®, Pexiganan®. Kata kunci: defensin, katelidisin, peptida antimikrobial","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-05-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33820/mdvi.v45i1.18","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Peptida antimikrobial (PAM) merupakan kelompok peptida di permukaan sel epitel yang bersifat mikrobisidal dan sitolitik. Peptida ini berperan dalam respons imun bawaan, sebagai lini pertama dalam pertahanan terhadap infeksi dengan cara membunuh langsung bakteri, jamur, atau virus. Dua kelompok besar PAM yang terdapat pada manusia yaitu defensin dan katelisidin. Defensin diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu alfa, beta, dan teta defensin. Pada manusia, hanya terdapat satu tipe katelisidin yaitu human cathelicidin antimicrobial protein 18 (hCAP18), dengan LL-37 sebagai bentuk aktifnya. Tipe PAM lainnya pada manusia yaitu psoriasin, RNase 7, dan dermsidin. Mekanisme kerja PAM yaitu berikatan dengan membran sel mikroba dan membentuk sebuah celah, sehingga terjadi perubahan permeabilitas membran yang mengakibatkan sel mengalami lisis. Jumlah PAM akan meningkat saat terjadi infeksi dan inflamasi. Perubahan pola ekspresi PAM terdapat pada beberapa penyakit kulit yang mengalami inflamasi kronik misalnya psoriasis, dermatitis atopik, rosasea, akne vulgaris, hidradenitis supuratif, infeksi virus, dan lupus eritematosus sistemik. Hingga sat ini terus dikembangkan penelitian terhadap peranan PAM dalam bidang dermatologi. Beberapa jenis PAM yang saat ini tersedia di pasaran antara lain Plectasin®, Magainins®, Pexiganan®. Kata kunci: defensin, katelidisin, peptida antimikrobial