{"title":"以当地的骄傲为主题的时尚设计,以保护国内产品","authors":"Muhamad Reiza Pahlawan, Eva Elviana","doi":"10.33005/BORDER.V2I2.56","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Peningkatan ekonomi pada sub-sektor fashion merupakan sumbangan pemilik brand usaha kecil dan menengah (UKM) lokal yang bergerak di bidang fashion. Gerakan Local Pride adalah gerakan untuk mendukung merek-merek lokal yang akan menumbuhkan minat masyarakat Indonesia untuk melirik brand fashion dalam negeri. Bandung sebagai Parijs Van Java di Indonesia, banyak menghasilkan brand fashion local, dikenal sebagai pendiri factory outlet fashion (FOF), yang menjadi destinasi wisata fashion. Namun FOF ini mulai menurun dengan adanya revolusi industri 4.0, dimana belanja dilakukan secara online, sehingga banyak home industry tidak mempunyai wadah untuk memajang barang dagangannya. Guna mengimbangi trend belanja online, dibutuhkan Outlet Fashion yang mengkhususkan diri pada brand local, dengan tujuan mempromosikan dan meningkatkan jual–beli industri lokal. Perancangan Outlet Fashion ini menggunakan tema Local Pride dengan pendekatan Arsitektur Kontemporer, yakni mengangkat langgam Art Deco dalam era masa kini. Metode perancangan Kontekstualisme, yakni menyelaraskan tampilan bangunan dengan konteks lingkungan sekitar, dengan langgam International Style. Hasil dari konsep rancangan adalah wadah dengan berbagai ragam suasana dan pengalaman berbelanja brand fashion local, seperti Shopping Street, Thrifting Market (jual beli barang bekas), Indoor Retail, Event and Food Market Floor yang dilengkapi Stand Culiner Local, ruang lelang dan galeri temporer, serta Rooftop Retail yang bersifat outdoor space pada lantai atas. ","PeriodicalId":90549,"journal":{"name":"International journal of migration and border studies","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"PERANCANGAN OUTLET FASHION DENGAN TEMA LOCAL PRIDE SEBAGAI UPAYA MEMPERTAHANKAN PRODUK DALAM NEGERI\",\"authors\":\"Muhamad Reiza Pahlawan, Eva Elviana\",\"doi\":\"10.33005/BORDER.V2I2.56\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Peningkatan ekonomi pada sub-sektor fashion merupakan sumbangan pemilik brand usaha kecil dan menengah (UKM) lokal yang bergerak di bidang fashion. Gerakan Local Pride adalah gerakan untuk mendukung merek-merek lokal yang akan menumbuhkan minat masyarakat Indonesia untuk melirik brand fashion dalam negeri. Bandung sebagai Parijs Van Java di Indonesia, banyak menghasilkan brand fashion local, dikenal sebagai pendiri factory outlet fashion (FOF), yang menjadi destinasi wisata fashion. Namun FOF ini mulai menurun dengan adanya revolusi industri 4.0, dimana belanja dilakukan secara online, sehingga banyak home industry tidak mempunyai wadah untuk memajang barang dagangannya. Guna mengimbangi trend belanja online, dibutuhkan Outlet Fashion yang mengkhususkan diri pada brand local, dengan tujuan mempromosikan dan meningkatkan jual–beli industri lokal. Perancangan Outlet Fashion ini menggunakan tema Local Pride dengan pendekatan Arsitektur Kontemporer, yakni mengangkat langgam Art Deco dalam era masa kini. Metode perancangan Kontekstualisme, yakni menyelaraskan tampilan bangunan dengan konteks lingkungan sekitar, dengan langgam International Style. Hasil dari konsep rancangan adalah wadah dengan berbagai ragam suasana dan pengalaman berbelanja brand fashion local, seperti Shopping Street, Thrifting Market (jual beli barang bekas), Indoor Retail, Event and Food Market Floor yang dilengkapi Stand Culiner Local, ruang lelang dan galeri temporer, serta Rooftop Retail yang bersifat outdoor space pada lantai atas. \",\"PeriodicalId\":90549,\"journal\":{\"name\":\"International journal of migration and border studies\",\"volume\":\"32 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-06-11\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"International journal of migration and border studies\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33005/BORDER.V2I2.56\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"International journal of migration and border studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33005/BORDER.V2I2.56","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PERANCANGAN OUTLET FASHION DENGAN TEMA LOCAL PRIDE SEBAGAI UPAYA MEMPERTAHANKAN PRODUK DALAM NEGERI
Peningkatan ekonomi pada sub-sektor fashion merupakan sumbangan pemilik brand usaha kecil dan menengah (UKM) lokal yang bergerak di bidang fashion. Gerakan Local Pride adalah gerakan untuk mendukung merek-merek lokal yang akan menumbuhkan minat masyarakat Indonesia untuk melirik brand fashion dalam negeri. Bandung sebagai Parijs Van Java di Indonesia, banyak menghasilkan brand fashion local, dikenal sebagai pendiri factory outlet fashion (FOF), yang menjadi destinasi wisata fashion. Namun FOF ini mulai menurun dengan adanya revolusi industri 4.0, dimana belanja dilakukan secara online, sehingga banyak home industry tidak mempunyai wadah untuk memajang barang dagangannya. Guna mengimbangi trend belanja online, dibutuhkan Outlet Fashion yang mengkhususkan diri pada brand local, dengan tujuan mempromosikan dan meningkatkan jual–beli industri lokal. Perancangan Outlet Fashion ini menggunakan tema Local Pride dengan pendekatan Arsitektur Kontemporer, yakni mengangkat langgam Art Deco dalam era masa kini. Metode perancangan Kontekstualisme, yakni menyelaraskan tampilan bangunan dengan konteks lingkungan sekitar, dengan langgam International Style. Hasil dari konsep rancangan adalah wadah dengan berbagai ragam suasana dan pengalaman berbelanja brand fashion local, seperti Shopping Street, Thrifting Market (jual beli barang bekas), Indoor Retail, Event and Food Market Floor yang dilengkapi Stand Culiner Local, ruang lelang dan galeri temporer, serta Rooftop Retail yang bersifat outdoor space pada lantai atas.