Muhamad Tonasa, Aan Kanivia, Christina Tri Setyorini, Dewi Susilowati
{"title":"文化霍夫斯特德对会计学生学术欺诈的影响","authors":"Muhamad Tonasa, Aan Kanivia, Christina Tri Setyorini, Dewi Susilowati","doi":"10.25134/jrka.v8i1.6429","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Seringnya terjadi fraud akademik disebabkan oleh mahasiswa yang tidak memiliki kesadaran beragama yang baik. Mahasiswa tidak hanya harus memiliki kemampuan intelektual, tetapi juga memiliki pemahaman tentang agama sebagai motor dan pengontrol tindakan mahasiswa untuk hidup sesuai dengan nilai nilai budaya dan ajaran agama mereka, sehingga menciptakan ketertiban dan mencegah kecurangan (Basri, 2015). Budaya mengacu pada norma, nilai, dan keyakinan sebuah kelompok atau komunitas tertentu di area tertentu atau lokasi geografis, dan dibagikan oleh anggotanya (Hofstede, 1980; Tonasa Setyorini, 2019). Ini berarti bahwa keyakinan, norma dan sistem nilai dapat mempengaruhi anggota komunitas untuk berperilaku dan bertindak dengan cara tertentu dianggap dapat diterima oleh anggota lain dalam kelompok. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh dan analisis determinan Culture Hofstede yang terdiri dari: Jarak Kekuasaan, Penghindaran ketidakpastian, Individualisme vs Kolektivis, Feminitas vs Maskulinitas, Orientasi Jangka Pendek vs Orientasi Jangka Panjang, Indulgensi vs Pengekangan terhadap fraud akademik.. Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner. Unit analisisnya adalah mahasiswa akuntansi FEB UNSOED dan FEB UHO dengan populasi 277 mahasiswa dan yang menjadi sampel 164 mahasiswa. Data dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan determinan Culture Hofstede yang terdiri dari: Jarak Kekuasaan (Power Distance) berpengaruh terhadap fraud akademik, Penghindaran ketidakpastian (Uncertainty Avoidance), Individualisme vs Kolektivisme (Individualism vs Collectivism), Feminitas vs Maskulinitas (Femininity vs Masculinity), Orientasi Jangka Pendek vs Orientasi Jangka Panjang (Short Term Orientation vs Long Term Orientation), Indulgensi vs Pengekangan (Indulgence vs Restrained) tidak berpengaruh terhadap fraud akademik.","PeriodicalId":32031,"journal":{"name":"Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan","volume":"2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"PENGARUH CULTURE HOFSTEDE TERHADAP FRAUD AKADEMIK MAHASISWA AKUNTANSI\",\"authors\":\"Muhamad Tonasa, Aan Kanivia, Christina Tri Setyorini, Dewi Susilowati\",\"doi\":\"10.25134/jrka.v8i1.6429\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Seringnya terjadi fraud akademik disebabkan oleh mahasiswa yang tidak memiliki kesadaran beragama yang baik. Mahasiswa tidak hanya harus memiliki kemampuan intelektual, tetapi juga memiliki pemahaman tentang agama sebagai motor dan pengontrol tindakan mahasiswa untuk hidup sesuai dengan nilai nilai budaya dan ajaran agama mereka, sehingga menciptakan ketertiban dan mencegah kecurangan (Basri, 2015). Budaya mengacu pada norma, nilai, dan keyakinan sebuah kelompok atau komunitas tertentu di area tertentu atau lokasi geografis, dan dibagikan oleh anggotanya (Hofstede, 1980; Tonasa Setyorini, 2019). Ini berarti bahwa keyakinan, norma dan sistem nilai dapat mempengaruhi anggota komunitas untuk berperilaku dan bertindak dengan cara tertentu dianggap dapat diterima oleh anggota lain dalam kelompok. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh dan analisis determinan Culture Hofstede yang terdiri dari: Jarak Kekuasaan, Penghindaran ketidakpastian, Individualisme vs Kolektivis, Feminitas vs Maskulinitas, Orientasi Jangka Pendek vs Orientasi Jangka Panjang, Indulgensi vs Pengekangan terhadap fraud akademik.. Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner. Unit analisisnya adalah mahasiswa akuntansi FEB UNSOED dan FEB UHO dengan populasi 277 mahasiswa dan yang menjadi sampel 164 mahasiswa. Data dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan determinan Culture Hofstede yang terdiri dari: Jarak Kekuasaan (Power Distance) berpengaruh terhadap fraud akademik, Penghindaran ketidakpastian (Uncertainty Avoidance), Individualisme vs Kolektivisme (Individualism vs Collectivism), Feminitas vs Maskulinitas (Femininity vs Masculinity), Orientasi Jangka Pendek vs Orientasi Jangka Panjang (Short Term Orientation vs Long Term Orientation), Indulgensi vs Pengekangan (Indulgence vs Restrained) tidak berpengaruh terhadap fraud akademik.\",\"PeriodicalId\":32031,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan\",\"volume\":\"2 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-02-28\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.25134/jrka.v8i1.6429\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25134/jrka.v8i1.6429","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
学术欺诈往往是由缺乏宗教意识的学生造成的。学生不仅要有智力,而且要了解学生作为马达和行为控制者的宗教,以适应他们的文化价值观和宗教教义,从而创造秩序和防止欺诈(Basri, 2015)。文化指的是某一特定地区或地理位置上某一特定群体或社区的价值观、价值和信仰,并由其成员分享(霍夫斯特德,1980;2019年,Tonasa Setyorini。这意味着信念、规范和价值体系可以影响社区成员的行为和行为,被群体中的其他成员认为是可以接受的。因此,本研究的目的是获得经验证据,证明文化偏见的影响和分析包括:权力范围、避免不确定、个人主义与集体主义、女性对男子气概的反对、长期性取向与长期方向、对学术欺诈与容忍。本研究采用问卷调查的主要数据进行研究。它的分析单位是2月联邦会计专业的学生,共有277名学生,共164名学生。数据通过多元线性回归分析进行分析。研究结果表明文化决定霍夫斯特德包括:距离距离权力(Power)影响学术欺诈,规避不确定性(Uncertainty躲避),个人主义vs Kolektivisme (Individualism vs Collectivism),女性气质对男子气概(Femininity vs Masculinity),短期取向vs长期取向(短期限在迎新vs长期在迎新)、放纵vs克制(Indulgence vs Restrained)不影响学术欺诈。
PENGARUH CULTURE HOFSTEDE TERHADAP FRAUD AKADEMIK MAHASISWA AKUNTANSI
Seringnya terjadi fraud akademik disebabkan oleh mahasiswa yang tidak memiliki kesadaran beragama yang baik. Mahasiswa tidak hanya harus memiliki kemampuan intelektual, tetapi juga memiliki pemahaman tentang agama sebagai motor dan pengontrol tindakan mahasiswa untuk hidup sesuai dengan nilai nilai budaya dan ajaran agama mereka, sehingga menciptakan ketertiban dan mencegah kecurangan (Basri, 2015). Budaya mengacu pada norma, nilai, dan keyakinan sebuah kelompok atau komunitas tertentu di area tertentu atau lokasi geografis, dan dibagikan oleh anggotanya (Hofstede, 1980; Tonasa Setyorini, 2019). Ini berarti bahwa keyakinan, norma dan sistem nilai dapat mempengaruhi anggota komunitas untuk berperilaku dan bertindak dengan cara tertentu dianggap dapat diterima oleh anggota lain dalam kelompok. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh dan analisis determinan Culture Hofstede yang terdiri dari: Jarak Kekuasaan, Penghindaran ketidakpastian, Individualisme vs Kolektivis, Feminitas vs Maskulinitas, Orientasi Jangka Pendek vs Orientasi Jangka Panjang, Indulgensi vs Pengekangan terhadap fraud akademik.. Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner. Unit analisisnya adalah mahasiswa akuntansi FEB UNSOED dan FEB UHO dengan populasi 277 mahasiswa dan yang menjadi sampel 164 mahasiswa. Data dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan determinan Culture Hofstede yang terdiri dari: Jarak Kekuasaan (Power Distance) berpengaruh terhadap fraud akademik, Penghindaran ketidakpastian (Uncertainty Avoidance), Individualisme vs Kolektivisme (Individualism vs Collectivism), Feminitas vs Maskulinitas (Femininity vs Masculinity), Orientasi Jangka Pendek vs Orientasi Jangka Panjang (Short Term Orientation vs Long Term Orientation), Indulgensi vs Pengekangan (Indulgence vs Restrained) tidak berpengaruh terhadap fraud akademik.