省政府文化部提名:加入教育或旅游领域吗?

B. Setiawan
{"title":"省政府文化部提名:加入教育或旅游领域吗?","authors":"B. Setiawan","doi":"10.24832/JK.V11I1.22","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstractCulture sector, which was transferred into the Ministry of Culture and Tourism since2001, was back to the Ministry of Education and Culture in October 2011. The changes oforganizational structure in ministerial level should be followed by changes of organizationalstructure in officials in provincial level. But in reality, the majority of provincial governmentsretain the culture sector together with tourism sector. This case provokes a question why thechange of organizational structure in the ministerial level is not followed by most of the officialsin provincial level. The method of this study is literature study of some articles and essays frombooks and internets, which contain history of culture sector in ministerial level, role of culturefor tourism, role of culture for education, as well as examples of official that manages culturesector in three provinces (West Kalimantan, West Sumatra, and Yogyakarta Special Region). Theresults shows that many officials merge culture sector together with tourism sector because themeaning of culture sector is considered to have a stronger synergy with tourism than education.The provincial government considers that culture sector needs to be empowered for the benefitof tourism sector. Conversely, tourism development will strengthen people’s culture in theirprovinces. Culture-based tourism development will also increase local income for the province AbstrakBidang kebudayaan yang sejak tahun 2001 bergabung dalam Kementerian Kebudayaandan Pariwisata, mulai Oktober 2011 beralih kembali ke Kementerian Pendidikan danKebudayaan. Perubahan struktur organisasi di tingkat kementerian tersebut semestinya diikutidengan perubahan struktur organisasi kedinasan di tingkat pemerintahan provinsi. Namundalam kenyataannya sebagian besar dinas di tingkat provinsi tetap mempertahankan bidangkebudayaan disatukan dengan bidang pariwisata. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapaperubahan struktur organisasi di tingkat kementerian tersebut tidak diikuti oleh sebagian besardinas di tingkat provinsi? Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah dengan melakukanstudi pustaka terhadap tulisan-tulisan dan laman-laman, yang memuat tentang sejarah bidangkebudayaan di tingkat kementerian, peran kebudayaan terhadap pariwista, peran kebudayaanterhadap pendidikan, serta contoh-contoh dinas yang menangani bidang kebudayaan di tigaprovinsi (Kalimantan Barat, Sumatera Barat, dan D.I. Yogyakarta). Hasil kajian menunjukkanbahwa hal tersebut disebabkan pemaknaan bidang kebudayaan yang dianggap lebih bersinergidengan pariwisata daripada pendidikan. Pemerintah provinsi memandang bidang kebudayaandapat diberdayakan untuk kepentingan bidang pariwisata. Sebaliknya, pengembangan pariwisataakan memperkokoh kebudayaan masyarakat di provinsi tersebut. Perkembangan pariwisatayang berbasis kebudayaan juga akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi provinsitersebut.","PeriodicalId":31479,"journal":{"name":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-10-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"NOMENKLATUR BIDANG KEBUDAYAAN DI PEMERINTAH PROVINSI: BERGABUNG DENGAN BIDANG PENDIDIKAN ATAU BIDANG PARIWISATA?\",\"authors\":\"B. Setiawan\",\"doi\":\"10.24832/JK.V11I1.22\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"AbstractCulture sector, which was transferred into the Ministry of Culture and Tourism since2001, was back to the Ministry of Education and Culture in October 2011. The changes oforganizational structure in ministerial level should be followed by changes of organizationalstructure in officials in provincial level. But in reality, the majority of provincial governmentsretain the culture sector together with tourism sector. This case provokes a question why thechange of organizational structure in the ministerial level is not followed by most of the officialsin provincial level. The method of this study is literature study of some articles and essays frombooks and internets, which contain history of culture sector in ministerial level, role of culturefor tourism, role of culture for education, as well as examples of official that manages culturesector in three provinces (West Kalimantan, West Sumatra, and Yogyakarta Special Region). Theresults shows that many officials merge culture sector together with tourism sector because themeaning of culture sector is considered to have a stronger synergy with tourism than education.The provincial government considers that culture sector needs to be empowered for the benefitof tourism sector. Conversely, tourism development will strengthen people’s culture in theirprovinces. Culture-based tourism development will also increase local income for the province AbstrakBidang kebudayaan yang sejak tahun 2001 bergabung dalam Kementerian Kebudayaandan Pariwisata, mulai Oktober 2011 beralih kembali ke Kementerian Pendidikan danKebudayaan. Perubahan struktur organisasi di tingkat kementerian tersebut semestinya diikutidengan perubahan struktur organisasi kedinasan di tingkat pemerintahan provinsi. Namundalam kenyataannya sebagian besar dinas di tingkat provinsi tetap mempertahankan bidangkebudayaan disatukan dengan bidang pariwisata. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapaperubahan struktur organisasi di tingkat kementerian tersebut tidak diikuti oleh sebagian besardinas di tingkat provinsi? Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah dengan melakukanstudi pustaka terhadap tulisan-tulisan dan laman-laman, yang memuat tentang sejarah bidangkebudayaan di tingkat kementerian, peran kebudayaan terhadap pariwista, peran kebudayaanterhadap pendidikan, serta contoh-contoh dinas yang menangani bidang kebudayaan di tigaprovinsi (Kalimantan Barat, Sumatera Barat, dan D.I. Yogyakarta). Hasil kajian menunjukkanbahwa hal tersebut disebabkan pemaknaan bidang kebudayaan yang dianggap lebih bersinergidengan pariwisata daripada pendidikan. Pemerintah provinsi memandang bidang kebudayaandapat diberdayakan untuk kepentingan bidang pariwisata. Sebaliknya, pengembangan pariwisataakan memperkokoh kebudayaan masyarakat di provinsi tersebut. Perkembangan pariwisatayang berbasis kebudayaan juga akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi provinsitersebut.\",\"PeriodicalId\":31479,\"journal\":{\"name\":\"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam\",\"volume\":\"9 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-10-16\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24832/JK.V11I1.22\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"IBDA Jurnal Kebudayaan Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24832/JK.V11I1.22","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

【摘要】文化部门于2001年划归文化旅游部,2011年10月重新划归教育文化部。部级干部组织结构的变化,应当伴随着省级干部组织结构的变化。但在现实中,大多数省级政府保留了文化部门和旅游部门。这个案例引发了一个问题,为什么部级的组织结构变化没有被大多数省级官员所跟随?本研究的方法是从书籍和互联网上的一些文章和论文进行文献研究,其中包括部长级文化部门的历史,文化对旅游的作用,文化对教育的作用,以及三个省(西加里曼丹,西苏门答腊和日惹特区)管理文化部门的官员的例子。研究结果表明,许多官员将文化部门与旅游部门合并在一起,因为文化部门的意义被认为比教育对旅游有更强的协同作用。省政府认为,为了旅游业的利益,需要赋予文化部门权力。相反,旅游业的发展将加强各省人民的文化。以文化为基础的旅游发展也将增加当地的收入,为province abstract bidang kebudayaan yang sejak tahun 2001 bergabung dalam Kementerian Kebudayaandan Pariwisata, mulai 2011年10月beralih kembali ke Kementerian Pendidikan danKebudayaan。秘鲁罢工组织在全国范围内都有组织,但在全国范围内都有组织,秘鲁罢工组织在全国范围内都有组织,在全国范围内都有组织。Namundalam kenyataannya sebagian besar dinas表示,该省的成员pertahankan bidangkebudayaan和disatukan dengan bidangpariwisata。在全国范围内,全国范围内的地方自治团体、地方自治团体、地方自治团体、地方自治团体、地方自治团体、地方自治团体、地方自治团体、地方自治团体、地方自治团体、地方自治团体、地方自治团体、地方自治团体、地方自治团体、地方自治团体等。Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah dengan melakukanstudi pustaka terhadap tulisan-tulisan dan laman-laman, yang memuttang sejarah bidangkebudayaan di tingkat kementerian, peran kebudayaanterhadap pariwista, peran kebudayaan anterhadap pendidikan, serta contoh-contoh dinas yang menangani bidangkebudayaan di tigaprovinsi(加里曼丹巴拉,苏门答腊巴拉,日惹)。Hasil kajian menunjukkanbahwa hal tersebut disebabkan pemaknaan bidang kebudayaan yang dianggap lebih bersinergidengan pariwisata daripada pendidikan。潘明塔省(Pemerintah province)的官员表示,他们的工作是“保持良好状态”和“保持良好状态”。我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友。Perkembangan pariwisatayang berbasis kebudayaan juga akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi省级政府。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
NOMENKLATUR BIDANG KEBUDAYAAN DI PEMERINTAH PROVINSI: BERGABUNG DENGAN BIDANG PENDIDIKAN ATAU BIDANG PARIWISATA?
AbstractCulture sector, which was transferred into the Ministry of Culture and Tourism since2001, was back to the Ministry of Education and Culture in October 2011. The changes oforganizational structure in ministerial level should be followed by changes of organizationalstructure in officials in provincial level. But in reality, the majority of provincial governmentsretain the culture sector together with tourism sector. This case provokes a question why thechange of organizational structure in the ministerial level is not followed by most of the officialsin provincial level. The method of this study is literature study of some articles and essays frombooks and internets, which contain history of culture sector in ministerial level, role of culturefor tourism, role of culture for education, as well as examples of official that manages culturesector in three provinces (West Kalimantan, West Sumatra, and Yogyakarta Special Region). Theresults shows that many officials merge culture sector together with tourism sector because themeaning of culture sector is considered to have a stronger synergy with tourism than education.The provincial government considers that culture sector needs to be empowered for the benefitof tourism sector. Conversely, tourism development will strengthen people’s culture in theirprovinces. Culture-based tourism development will also increase local income for the province AbstrakBidang kebudayaan yang sejak tahun 2001 bergabung dalam Kementerian Kebudayaandan Pariwisata, mulai Oktober 2011 beralih kembali ke Kementerian Pendidikan danKebudayaan. Perubahan struktur organisasi di tingkat kementerian tersebut semestinya diikutidengan perubahan struktur organisasi kedinasan di tingkat pemerintahan provinsi. Namundalam kenyataannya sebagian besar dinas di tingkat provinsi tetap mempertahankan bidangkebudayaan disatukan dengan bidang pariwisata. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapaperubahan struktur organisasi di tingkat kementerian tersebut tidak diikuti oleh sebagian besardinas di tingkat provinsi? Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah dengan melakukanstudi pustaka terhadap tulisan-tulisan dan laman-laman, yang memuat tentang sejarah bidangkebudayaan di tingkat kementerian, peran kebudayaan terhadap pariwista, peran kebudayaanterhadap pendidikan, serta contoh-contoh dinas yang menangani bidang kebudayaan di tigaprovinsi (Kalimantan Barat, Sumatera Barat, dan D.I. Yogyakarta). Hasil kajian menunjukkanbahwa hal tersebut disebabkan pemaknaan bidang kebudayaan yang dianggap lebih bersinergidengan pariwisata daripada pendidikan. Pemerintah provinsi memandang bidang kebudayaandapat diberdayakan untuk kepentingan bidang pariwisata. Sebaliknya, pengembangan pariwisataakan memperkokoh kebudayaan masyarakat di provinsi tersebut. Perkembangan pariwisatayang berbasis kebudayaan juga akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi provinsitersebut.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
15
审稿时长
24 weeks
期刊最新文献
The living Qur’an: Kompolan tradition among children in Madura The Convergence of Nahdlatul Ulama and Jamaah Tabligh Traditions in Temboro Village, Magetan, East Java Meaning and philosophy of Bale beleq traditional house East Lombok Middle-class Muslims piety festival in Indonesia Islamic contemporary Religious culture reflection of young Muslims community
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1