{"title":"真皮炎症病","authors":"Melody Febriana Andardewi, Roro Inge Ade Krisanti, Windy Keumala Budianti, E. Effendi","doi":"10.33820/MDVI.V48I1.178","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penegakkan diagnosis penyakit inflamasi kulit dilakukan berdasarkan anamnesis, gambaran morfologi, serta distribusi dari lesi. Namun, terkadang klinisi kesulitan untuk menyingkirkan diagnosis banding penyakit yang dialami oleh pasien. Dermoskopi merupakan alat diagnostik non-invasif yang dapat digunakan untuk membantu diagnosis kelainan kulit. Dermoskopi dapat membantu visualisasi struktur di bawah permukaan kulit hingga ke dermis superfisialis dan memperlihatkan morfologi lesi yang sulit teramati secara kasat mata. Pada awalnya dermoskopi dipakai sebagai pemeriksaan penunjang untuk tumor jinak dan tumor ganas kulit. Saat ini, dermoskopi digunakan secara luas dalam berbagai penyakit kulit antara lain penyakit infeksi dan infestasi kulit (entomodermoscopy), kelainan kuku dan lipat kuku (onychoscopy), kelainan rambut (trichoscopy), penyakit inflamasi kulit (inflammoscopy), serta membantu pengambilan keputusan dan evaluasi terapi. Pemeriksaan dermoskopi pada penyakit inflamasi kulit meliputi pengamatan morfologi dan distribusi pembuluh darah, warna dan distribusi skuama, gambaran folikuler, struktur lain, serta tanda spesifik yang dapat ditemukan pada penyakit tertentu. Dengan menggabungkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan dermoskopi, diagnosis penyakit inflamasi kulit menjadi lebih akurat.Kata kunci : dermoskopi, inflammoscopy, penyakit inflamasi kulit","PeriodicalId":18377,"journal":{"name":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","volume":"72 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"DERMOSKOPI PADA PENYAKIT INFLAMASI KULIT\",\"authors\":\"Melody Febriana Andardewi, Roro Inge Ade Krisanti, Windy Keumala Budianti, E. Effendi\",\"doi\":\"10.33820/MDVI.V48I1.178\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penegakkan diagnosis penyakit inflamasi kulit dilakukan berdasarkan anamnesis, gambaran morfologi, serta distribusi dari lesi. Namun, terkadang klinisi kesulitan untuk menyingkirkan diagnosis banding penyakit yang dialami oleh pasien. Dermoskopi merupakan alat diagnostik non-invasif yang dapat digunakan untuk membantu diagnosis kelainan kulit. Dermoskopi dapat membantu visualisasi struktur di bawah permukaan kulit hingga ke dermis superfisialis dan memperlihatkan morfologi lesi yang sulit teramati secara kasat mata. Pada awalnya dermoskopi dipakai sebagai pemeriksaan penunjang untuk tumor jinak dan tumor ganas kulit. Saat ini, dermoskopi digunakan secara luas dalam berbagai penyakit kulit antara lain penyakit infeksi dan infestasi kulit (entomodermoscopy), kelainan kuku dan lipat kuku (onychoscopy), kelainan rambut (trichoscopy), penyakit inflamasi kulit (inflammoscopy), serta membantu pengambilan keputusan dan evaluasi terapi. Pemeriksaan dermoskopi pada penyakit inflamasi kulit meliputi pengamatan morfologi dan distribusi pembuluh darah, warna dan distribusi skuama, gambaran folikuler, struktur lain, serta tanda spesifik yang dapat ditemukan pada penyakit tertentu. Dengan menggabungkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan dermoskopi, diagnosis penyakit inflamasi kulit menjadi lebih akurat.Kata kunci : dermoskopi, inflammoscopy, penyakit inflamasi kulit\",\"PeriodicalId\":18377,\"journal\":{\"name\":\"Media Dermato Venereologica Indonesiana\",\"volume\":\"72 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-08-26\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Media Dermato Venereologica Indonesiana\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33820/MDVI.V48I1.178\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Dermato Venereologica Indonesiana","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33820/MDVI.V48I1.178","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Penegakkan diagnosis penyakit inflamasi kulit dilakukan berdasarkan anamnesis, gambaran morfologi, serta distribusi dari lesi. Namun, terkadang klinisi kesulitan untuk menyingkirkan diagnosis banding penyakit yang dialami oleh pasien. Dermoskopi merupakan alat diagnostik non-invasif yang dapat digunakan untuk membantu diagnosis kelainan kulit. Dermoskopi dapat membantu visualisasi struktur di bawah permukaan kulit hingga ke dermis superfisialis dan memperlihatkan morfologi lesi yang sulit teramati secara kasat mata. Pada awalnya dermoskopi dipakai sebagai pemeriksaan penunjang untuk tumor jinak dan tumor ganas kulit. Saat ini, dermoskopi digunakan secara luas dalam berbagai penyakit kulit antara lain penyakit infeksi dan infestasi kulit (entomodermoscopy), kelainan kuku dan lipat kuku (onychoscopy), kelainan rambut (trichoscopy), penyakit inflamasi kulit (inflammoscopy), serta membantu pengambilan keputusan dan evaluasi terapi. Pemeriksaan dermoskopi pada penyakit inflamasi kulit meliputi pengamatan morfologi dan distribusi pembuluh darah, warna dan distribusi skuama, gambaran folikuler, struktur lain, serta tanda spesifik yang dapat ditemukan pada penyakit tertentu. Dengan menggabungkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan dermoskopi, diagnosis penyakit inflamasi kulit menjadi lebih akurat.Kata kunci : dermoskopi, inflammoscopy, penyakit inflamasi kulit