{"title":"当代巴厘岛有背景研究","authors":"I. N. Suryawan","doi":"10.23887/JCS.V3I1.33922","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Artikel ini mengkaji tentang usaha untuk mengontekstualisasikan teori-teori pasca kolonial ke dalam fenomena Bali kontemporer. Meskipun Bali tidak lagi berada di dalam era penjajahan, namun warisan kebudayaan mental masih dapat disaksikan di dalam praktik kebudayaan, yang kemudian dikomodifikasi untuk kepentingan industri pariwisata. Pada titik ini, kajian pasca kolonial yang dirintis oleh Gayatri Spivak, Edward Said hingga Homi Babha bisa dipakai sebagai pisau bedah untuk melihat sejauh mana jejak superioritas penjajah terhadap inferioritas terjajah pada konteks Bali kontemporer. Di dalam struktur masyarakat Bali kontemporer yang terbentuk aibat persinggungan dengan globalisasi yakni kelas menegah, turut mengadopsi perspektif eksotis kolonialistik untuk meromantisir kebudayaan Bali demi kepentingan ekonomi-politik neo-liberal yang difasilitasi oleh pariwisata budaya.","PeriodicalId":0,"journal":{"name":"","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Mengkontekstualisasi Kajian Pascakolonial dalam Bali Kontemporer\",\"authors\":\"I. N. Suryawan\",\"doi\":\"10.23887/JCS.V3I1.33922\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Artikel ini mengkaji tentang usaha untuk mengontekstualisasikan teori-teori pasca kolonial ke dalam fenomena Bali kontemporer. Meskipun Bali tidak lagi berada di dalam era penjajahan, namun warisan kebudayaan mental masih dapat disaksikan di dalam praktik kebudayaan, yang kemudian dikomodifikasi untuk kepentingan industri pariwisata. Pada titik ini, kajian pasca kolonial yang dirintis oleh Gayatri Spivak, Edward Said hingga Homi Babha bisa dipakai sebagai pisau bedah untuk melihat sejauh mana jejak superioritas penjajah terhadap inferioritas terjajah pada konteks Bali kontemporer. Di dalam struktur masyarakat Bali kontemporer yang terbentuk aibat persinggungan dengan globalisasi yakni kelas menegah, turut mengadopsi perspektif eksotis kolonialistik untuk meromantisir kebudayaan Bali demi kepentingan ekonomi-politik neo-liberal yang difasilitasi oleh pariwisata budaya.\",\"PeriodicalId\":0,\"journal\":{\"name\":\"\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0,\"publicationDate\":\"2021-04-21\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.23887/JCS.V3I1.33922\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23887/JCS.V3I1.33922","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
这篇文章探讨了殖民后理论融入当代巴厘岛现象的努力。虽然巴厘岛不再处于殖民时代,但精神文化遗产仍然可以在文化实践中看到,这为旅游业的利益引发了变革。在这一点上,加亚特里·斯皮瓦克(Gayatri Spivak)开创的后殖民研究,爱德华·赛义德(Edward Said to Homi Babha)可以用它作为一种手术刀,看看在当代巴厘岛,占优势优势的痕迹是如何发展的。在与全球化相辅相成的当代巴厘岛社会结构中,为了使文化旅游促进的新自由主义政治经济,采用了对巴厘岛文化浪漫化的外来殖民观点。
Mengkontekstualisasi Kajian Pascakolonial dalam Bali Kontemporer
Artikel ini mengkaji tentang usaha untuk mengontekstualisasikan teori-teori pasca kolonial ke dalam fenomena Bali kontemporer. Meskipun Bali tidak lagi berada di dalam era penjajahan, namun warisan kebudayaan mental masih dapat disaksikan di dalam praktik kebudayaan, yang kemudian dikomodifikasi untuk kepentingan industri pariwisata. Pada titik ini, kajian pasca kolonial yang dirintis oleh Gayatri Spivak, Edward Said hingga Homi Babha bisa dipakai sebagai pisau bedah untuk melihat sejauh mana jejak superioritas penjajah terhadap inferioritas terjajah pada konteks Bali kontemporer. Di dalam struktur masyarakat Bali kontemporer yang terbentuk aibat persinggungan dengan globalisasi yakni kelas menegah, turut mengadopsi perspektif eksotis kolonialistik untuk meromantisir kebudayaan Bali demi kepentingan ekonomi-politik neo-liberal yang difasilitasi oleh pariwisata budaya.