{"title":"Perancangan Anticlimber sebagai Perangkat Crashworthiness untuk Kereta Penumpang Indonesia","authors":"Rachman Setiawan","doi":"10.5614/mesin.2023.29.1.5","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Anticlimber merupakan komponen pengaman untuk meningkatkan aspek crashworthiness, yang berfungsi khusus mencegah terjadinya fenomena overriding (tumpang tindih) saat tumburan kereta api yang dapat menyebabkan dampak jatuhnya korban jiwa yang signifikan. Sebagai rangkaian riset dan pengembangan untuk menerapkan teknologi crashworthiness pada kereta penumpang nasional, dikembangkan rancangan anticlimber yang sesuai dengan kereta penumpang produk industri nasional saat ini. Rancangan menggunakan konsep ribs terpisah yang dipasang pada kedua ujung kereta tepat di kanan dan kiri coupler. Anticlimber dirancanga sehingga dapat diintegrasikan dengan mudah tanpa terlalu lama mengganggu operasional KA, dan dapat diproduksi di dalam negeri dan tentunya efektif menahan gerakan vertikal (climbing) antar kereta. Analisis keefektifan rancangan anticlimber ini diuji dengan simulasi beban statik maupun beban dinamik berdasarkan kriteria standar internasional, yaitu BS EN 13227 yang dinilai paling lengkap mengatur aspek crashworthiness di perkeretaapian. Dari analisis kekuatan statik yang telah dilakukan, terbukti bahwa rancangan mampu menahan beban gaya longitudinal 60 tonf (177,6 kN) dan gaya angkat vertikal 12 tonf (588 kN) dan saat terjadi tumburan. Sedangkan dari simulasi dinamik pada kecepatan tumburan 10 m/s (36 km/jam), sesuai kriteria BS EN, dan kecepatan tinggi 20 m/s (72 km/jam), keberadaan anticlimber terbukti memenuhi standar dan mampu menurunkan kemungkinan terjadinya tumpang tindih, dibandingkan jika tanpa antilimber. Dengan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa rancangan memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan ke purwarupa dan pengujian lapangan, yang menjadi tahap berikutnya dari penelitian ini.","PeriodicalId":31956,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Mesin","volume":"72 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknik Mesin","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.5614/mesin.2023.29.1.5","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Perancangan Anticlimber sebagai Perangkat Crashworthiness untuk Kereta Penumpang Indonesia
Anticlimber merupakan komponen pengaman untuk meningkatkan aspek crashworthiness, yang berfungsi khusus mencegah terjadinya fenomena overriding (tumpang tindih) saat tumburan kereta api yang dapat menyebabkan dampak jatuhnya korban jiwa yang signifikan. Sebagai rangkaian riset dan pengembangan untuk menerapkan teknologi crashworthiness pada kereta penumpang nasional, dikembangkan rancangan anticlimber yang sesuai dengan kereta penumpang produk industri nasional saat ini. Rancangan menggunakan konsep ribs terpisah yang dipasang pada kedua ujung kereta tepat di kanan dan kiri coupler. Anticlimber dirancanga sehingga dapat diintegrasikan dengan mudah tanpa terlalu lama mengganggu operasional KA, dan dapat diproduksi di dalam negeri dan tentunya efektif menahan gerakan vertikal (climbing) antar kereta. Analisis keefektifan rancangan anticlimber ini diuji dengan simulasi beban statik maupun beban dinamik berdasarkan kriteria standar internasional, yaitu BS EN 13227 yang dinilai paling lengkap mengatur aspek crashworthiness di perkeretaapian. Dari analisis kekuatan statik yang telah dilakukan, terbukti bahwa rancangan mampu menahan beban gaya longitudinal 60 tonf (177,6 kN) dan gaya angkat vertikal 12 tonf (588 kN) dan saat terjadi tumburan. Sedangkan dari simulasi dinamik pada kecepatan tumburan 10 m/s (36 km/jam), sesuai kriteria BS EN, dan kecepatan tinggi 20 m/s (72 km/jam), keberadaan anticlimber terbukti memenuhi standar dan mampu menurunkan kemungkinan terjadinya tumpang tindih, dibandingkan jika tanpa antilimber. Dengan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa rancangan memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan ke purwarupa dan pengujian lapangan, yang menjadi tahap berikutnya dari penelitian ini.