{"title":"Identifikasi Potensi Bahaya dan Upaya Pengendalian pada Proses Coal Hauling dan Coal Loading di Indonesia","authors":"Eka Fitria Novita Sainyakit, Zulkifli Djunaidi","doi":"10.31983/keslingmas.v42i2.9634","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Batubara (coal) menjadi sumber energi yang banyak digunakan oleh power plant dan industry kertas. Beberapa proses dalam bisnins batubara di Indonesia menurut EITI (Extractive Industries Transparency Initiative) ialah pengangkutan (coal hauling) menggunakan unit dump truck ke area stockpile dan pemuatan (coal loading) dari stockpile ke area pelabuhan atau terminal. Penelitian lainnya menyebutkan bahwa coal barging dan crushing memiliki tingkat kecelakaan tertinggi sebesar 31% dan coal hauling memiliki persentase 31% tingkat kecelakaan pada PT. X.Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada perusahaan diharapkan dapat menghilangkan risiko yang ada pada pekerjaan salah satunya dengan melakukan identifikasi terhadapt potensi bahaya dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA). Artikel ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui potensi bahaya pada proses coal hauling dan coal loading serta melakukan critical analysis untuk upaya pengendalian pada potensi bahaya tersebut. dalam rangka meminimalisir persentase kecelekaan kerja pada proses tersebut. Berdasarkan hasil literature review, potensi bahaya pada proses coal hauling meliputi kelelahan akibat overshift, kondisi hauling road yang licin, kurangnya perawatan pada dump truck, dan terpapar debu batubara. Pada proses coal loading, potensi bahaya yang diidentifikasi kondisi operator yang tidak menggunakan APD, berdiri di lokasi yang tidak aman, kurang memahami SOP pemuatan hingga terpapar debu batubara. Adapun pengendalian yang dapat direkomendasikan yakni meningkatkan fungi kontrol pada pekerja, penggunaan APD, komunikasi yang baik antar pekerja, adanya pelatihan K3 dan perawatan rutin terhadap alat yang digunakan. Bahaya K3 yang diidentifikasi dan rekomendasi upaya pengendalian ini diharapkan dapat meminimalisir atau menghilangkan risiko pada proses coal hauling dan coal loading.","PeriodicalId":421886,"journal":{"name":"Buletin Keslingmas","volume":"22 23","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Buletin Keslingmas","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31983/keslingmas.v42i2.9634","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Batubara (coal) menjadi sumber energi yang banyak digunakan oleh power plant dan industry kertas. Beberapa proses dalam bisnins batubara di Indonesia menurut EITI (Extractive Industries Transparency Initiative) ialah pengangkutan (coal hauling) menggunakan unit dump truck ke area stockpile dan pemuatan (coal loading) dari stockpile ke area pelabuhan atau terminal. Penelitian lainnya menyebutkan bahwa coal barging dan crushing memiliki tingkat kecelakaan tertinggi sebesar 31% dan coal hauling memiliki persentase 31% tingkat kecelakaan pada PT. X.Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada perusahaan diharapkan dapat menghilangkan risiko yang ada pada pekerjaan salah satunya dengan melakukan identifikasi terhadapt potensi bahaya dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA). Artikel ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui potensi bahaya pada proses coal hauling dan coal loading serta melakukan critical analysis untuk upaya pengendalian pada potensi bahaya tersebut. dalam rangka meminimalisir persentase kecelekaan kerja pada proses tersebut. Berdasarkan hasil literature review, potensi bahaya pada proses coal hauling meliputi kelelahan akibat overshift, kondisi hauling road yang licin, kurangnya perawatan pada dump truck, dan terpapar debu batubara. Pada proses coal loading, potensi bahaya yang diidentifikasi kondisi operator yang tidak menggunakan APD, berdiri di lokasi yang tidak aman, kurang memahami SOP pemuatan hingga terpapar debu batubara. Adapun pengendalian yang dapat direkomendasikan yakni meningkatkan fungi kontrol pada pekerja, penggunaan APD, komunikasi yang baik antar pekerja, adanya pelatihan K3 dan perawatan rutin terhadap alat yang digunakan. Bahaya K3 yang diidentifikasi dan rekomendasi upaya pengendalian ini diharapkan dapat meminimalisir atau menghilangkan risiko pada proses coal hauling dan coal loading.