{"title":"Nilai-Nilai Kearifan Lokal Pada Wacana Ritual Adat “Helas Keta” Etnik Atoni Pah Meto: Kajian Etnolinguistik","authors":"V. P. Feka, Agnes M.D. Rafael","doi":"10.36928/jpkm.v15i1.1578","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap nilai-nilai kearifan lokal dalam wacana ritual adat etnik Atoni Pah Meto di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, dari perspektif etnolinguistik. Metode penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Penelitian ini ditempuh dalam tiga tahap, yakni pengumpuan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritual adat “Helas Keta” mengandung beragam nilai kearifan lokal. Nilai-nilai kearifan lokal itu muncul pada satuan lingual melalui bahasa lokal etnik Atoni Pah Meto, yakni Uab Meto, yang digunakan etnik Atoni Pah Meto untuk berkomunikasi. Selain itu, penelitian ini juga menemukan dua bentuk kearifan lokal, yaitu kearifan lokal berwujud nyata (tangible), dan kearifan lokal tak berwujud nyata (intangible). Terkait hal tersebut, kurang lebih enam jenis kearifan lokal berwujud nyata yang di dalamnya terkandung nilai-nilai kebijaksanaan di antaranya daun alang-alang, lidi, batu dan air, hewan kurban, tas anyaman dan tempat sirih-pinang, dan tuak. Sedangkan, jenis kearifan lokal tak berwujud, yang di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur, di antaranya perumpamaan dan petuah. Sementara itu, nilai-nilai kearifan lokalnya di antaranya pembagian tugas pokok dan fungsi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan; adanya pengakuan dan penerimaan dari warga setempat terhadap otoritas yang dimiliki tua adat atau tokoh adat yang memimpin ritual adat; adanya ikhtiar masyarakat untuk bersatu kembali dalam ikatan kekeluargaan dan persaudaraan; adanya kerja sama dan sikap saling menghargai; terbentuknya nilai kebijaksanaan dan keadilan; adanya pengakuan dan pertobatan; adanya nilai rekonsiliasi, pemurnian diri, cinta kasih, dan perdamaian sejati.","PeriodicalId":355721,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36928/jpkm.v15i1.1578","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap nilai-nilai kearifan lokal dalam wacana ritual adat etnik Atoni Pah Meto di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, dari perspektif etnolinguistik. Metode penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Penelitian ini ditempuh dalam tiga tahap, yakni pengumpuan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritual adat “Helas Keta” mengandung beragam nilai kearifan lokal. Nilai-nilai kearifan lokal itu muncul pada satuan lingual melalui bahasa lokal etnik Atoni Pah Meto, yakni Uab Meto, yang digunakan etnik Atoni Pah Meto untuk berkomunikasi. Selain itu, penelitian ini juga menemukan dua bentuk kearifan lokal, yaitu kearifan lokal berwujud nyata (tangible), dan kearifan lokal tak berwujud nyata (intangible). Terkait hal tersebut, kurang lebih enam jenis kearifan lokal berwujud nyata yang di dalamnya terkandung nilai-nilai kebijaksanaan di antaranya daun alang-alang, lidi, batu dan air, hewan kurban, tas anyaman dan tempat sirih-pinang, dan tuak. Sedangkan, jenis kearifan lokal tak berwujud, yang di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur, di antaranya perumpamaan dan petuah. Sementara itu, nilai-nilai kearifan lokalnya di antaranya pembagian tugas pokok dan fungsi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan; adanya pengakuan dan penerimaan dari warga setempat terhadap otoritas yang dimiliki tua adat atau tokoh adat yang memimpin ritual adat; adanya ikhtiar masyarakat untuk bersatu kembali dalam ikatan kekeluargaan dan persaudaraan; adanya kerja sama dan sikap saling menghargai; terbentuknya nilai kebijaksanaan dan keadilan; adanya pengakuan dan pertobatan; adanya nilai rekonsiliasi, pemurnian diri, cinta kasih, dan perdamaian sejati.