{"title":"Kepemimpinan Gereja yang Berdampak dalam Menghadapi Persoalan Masyarakat Abad XXI","authors":"Totok Suprijadi","doi":"10.52220/magnum.v3i1.140","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The church leadership in the XXI century, or this third millennium, requires the ability of leaders who can deal with rapid changes in society and the world. Likewise, the church, as a light, is expected to enlighten the chaotic world of this century. The values of the Kingdom of God that are displayed through the reflection of spiritual leadership are expected to color the condition of the world. The church as an agent of salt and light in the world will be the solution and answer for the world community to fill the empty part of their soul. The world is heading for great change, and the Church is amid this world. By using descriptive qualitative methods and a literature study approach, it is found that church leaders amid the conditions of the 21st-century world community display biblical principles. In fact, which remains consistent based on the values that come from the Logos/Word in dealing with philosophical/values that are built on human arrogance. Because the expected leader of the Church is of lasting value and impact. The principles of this leadership are to shepherd, not by force, not to seek profit, to be an example, to humble oneself to one another, to humble oneself under the hand of God, to surrender all worries to God, to be aware and watchful of the opponent, namely the devil, and resist the devil with firm faith. AbstrakKepemimpinan Gereja abad XXI, atau milenium ketiga ini, membutuhkan kemampuan pemimpin yang dapat menghadapi perubahan cepat dalam masyarakat dan dunia. Demikian halnya juga dengan gereja, sebagai terang, diharapkan memberi pencerahan bagi karut-marutnya dunia abad ini. Nilai-nilai Kerajaan Allah yang ditampilkan melalui refleksi kepemimpinan rohani diharapkan mewarnai kondisi dunia. Gereja sebagai agen garam dan terang dunia akan menjadi solusi dan jawaban bagi masyarakat dunia untuk mengisi bagian dari jiwanya yang kosong. Dunia sedang menuju perubahan besar, dan Gereja ada di tengah-tengah dunia ini. Dengan menggunakan metode kualitatif deskritif dan pendekatan studi literatur didapatkan bahwa kepemimpinan gereja di tengah kondisi masyarakat dunia abad ke-21 menampilkan prinsip-prinsip alkitabiah, yang tetap konsisten berdasarkan nilai-nilai yang bersumber dari Sang Logos/Firman di dalam menghadapi nilai-nilai/filosofis yang dibangun di atas keangkuhan manusia. Sebab kepemimpi-nan Gereja yang seperti apa yang diharapkan, adalah yang bernilai abadi serta berdampak. Adapun yang menjadi prinsip dari kepemimpinan tersebut adalah: menggembalakan, tidak dengan paksa, tidak mau mencari keuntungan, menjadi teladan, merendahkan diri seorang terha-dap yang lain, merendahkan diri di bawah tangan Tuhan, menyerahkan segala kekuatiran kepada Tuhan, sadar dan berjaga-jaga terhadap lawan, yaitu iblis, dan melawan iblis dengan iman yang teguh. ","PeriodicalId":233729,"journal":{"name":"MAGNUM OPUS: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen","volume":"61 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"MAGNUM OPUS: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.52220/magnum.v3i1.140","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
The church leadership in the XXI century, or this third millennium, requires the ability of leaders who can deal with rapid changes in society and the world. Likewise, the church, as a light, is expected to enlighten the chaotic world of this century. The values of the Kingdom of God that are displayed through the reflection of spiritual leadership are expected to color the condition of the world. The church as an agent of salt and light in the world will be the solution and answer for the world community to fill the empty part of their soul. The world is heading for great change, and the Church is amid this world. By using descriptive qualitative methods and a literature study approach, it is found that church leaders amid the conditions of the 21st-century world community display biblical principles. In fact, which remains consistent based on the values that come from the Logos/Word in dealing with philosophical/values that are built on human arrogance. Because the expected leader of the Church is of lasting value and impact. The principles of this leadership are to shepherd, not by force, not to seek profit, to be an example, to humble oneself to one another, to humble oneself under the hand of God, to surrender all worries to God, to be aware and watchful of the opponent, namely the devil, and resist the devil with firm faith. AbstrakKepemimpinan Gereja abad XXI, atau milenium ketiga ini, membutuhkan kemampuan pemimpin yang dapat menghadapi perubahan cepat dalam masyarakat dan dunia. Demikian halnya juga dengan gereja, sebagai terang, diharapkan memberi pencerahan bagi karut-marutnya dunia abad ini. Nilai-nilai Kerajaan Allah yang ditampilkan melalui refleksi kepemimpinan rohani diharapkan mewarnai kondisi dunia. Gereja sebagai agen garam dan terang dunia akan menjadi solusi dan jawaban bagi masyarakat dunia untuk mengisi bagian dari jiwanya yang kosong. Dunia sedang menuju perubahan besar, dan Gereja ada di tengah-tengah dunia ini. Dengan menggunakan metode kualitatif deskritif dan pendekatan studi literatur didapatkan bahwa kepemimpinan gereja di tengah kondisi masyarakat dunia abad ke-21 menampilkan prinsip-prinsip alkitabiah, yang tetap konsisten berdasarkan nilai-nilai yang bersumber dari Sang Logos/Firman di dalam menghadapi nilai-nilai/filosofis yang dibangun di atas keangkuhan manusia. Sebab kepemimpi-nan Gereja yang seperti apa yang diharapkan, adalah yang bernilai abadi serta berdampak. Adapun yang menjadi prinsip dari kepemimpinan tersebut adalah: menggembalakan, tidak dengan paksa, tidak mau mencari keuntungan, menjadi teladan, merendahkan diri seorang terha-dap yang lain, merendahkan diri di bawah tangan Tuhan, menyerahkan segala kekuatiran kepada Tuhan, sadar dan berjaga-jaga terhadap lawan, yaitu iblis, dan melawan iblis dengan iman yang teguh.
21世纪或第三个千年的教会领导,需要有能力应对社会和世界的快速变化的领袖。同样,教会作为一道光,被期望照亮这个世纪混乱的世界。通过精神领袖的反映所显示的上帝王国的价值,预计将为世界的状况增添色彩。教会作为世界上盐和光的代理人,将是世界社区填补他们灵魂空虚部分的解决方案和答案。世界正在发生巨大的变化,而教会就在这个世界之中。通过描述性定性方法和文献研究法,我们发现在21世纪世界社会的条件下,教会领袖表现出圣经原则。事实上,在处理建立在人类傲慢之上的哲学/价值观时,基于来自逻各斯/话语的价值观保持一致。因为教会期望的领袖具有持久的价值和影响。这种领导的原则是牧养,不强求,不求利,要以身作则,彼此谦卑,谦卑自己在神的手下,把一切的忧虑交给神,警惕敌人,就是魔鬼,以坚定的信心抵挡魔鬼。[摘要][footnoter.com] [footnoter.com] [footnoter.com]; [footnoter.com] [footnoter.com]; [footnoter.com]; [footnoter.com]Demikian halnya juga dengan gereja, sebagai terang, diharapkan成员,penerahan bagi karut-marutnya dunia abad ini。Nilai-nilai Kerajaan Allah yang ditampilkan melalui refleksi kepemimpinan rohani diharapkan mewarnai kondisi dunii。Gereja sebagai agen garam dan terang dunii akan menjadi solusi danjawaban bagi masyarakat dunii untuk mengisi bagian dari jiwanya yang kosong。这是我的梦想,我的梦想,我的梦想。邓安menggunakan方法定性分析,文献didapatkan bahwa kepemimpinan gereja di tengah kondisi masyarakat dunia abad ke-21 menampilkan prinsip-prinsip alkitabiah, yang tetap一致性berdasarkan nilai-nilai yang bersumber dari Sang Logos/Firman di dalam menghadapi nilai-nilai/filosofis yang dibangun di ata keangkuhan手稿。Sebab kepemimpi-nan Gereja yang sepperti apa yang diharapkan, adalah yang bernilai abadi serta berdampak。Adapun yang menjadi prinsip dari kepemimpinan tersealah: menggembalakan, tidak dengan paksa, tidak mau menmenari keuntungan, menjadi teladan, merendahkan diri seorang -dap yang lain, merendahkan diri di bawah tangan Tuhan, menerahkan segala kekuatiran kepada Tuhan, sadar dan berjaga-jaga terhadap lawan, yititiblis, dan melawan iblis dengan iblis dengan man yang teguh。