Analisis Mineral Alterasi Untuk Mengetahui Sistem Panasbumi Daerah Pekasiran dan Sekitarnya, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah
{"title":"Analisis Mineral Alterasi Untuk Mengetahui Sistem Panasbumi Daerah Pekasiran dan Sekitarnya, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah","authors":"Wahyu Robiul Ashari, Fajar Hendrasto, Untung Sumotarto, Dzaky Sotha, Mira Meirawaty, Budi Wijaya","doi":"10.25105/petro.v11i3.14399","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Alterasi hidrotermal adalah perubahan mineralogi akibat interaksi antara batuan dengan fluida air panas, disebut fluida hidrotermal (hydrothermal fluids). Fluida-fluida ini membawa unsur-unsur logam (metal) dalam larutan, baik dari sumber batuan beku dekat ataupun dari peluruhan sejumlah batuan di sekitarnya. Lokasi penelitian di Daerah Pekasiran dan sekitarnya, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, menjadi lokasi panasbumi yang baik untuk diteliti mineral alterasi yang terbentuk di permukaan sehingga dapat mengetahui sistem panasbumi yang terbentuk. Zona Pegunungan Serayu Utara, bagian dari orogen sunda, yang dikontrol oleh subduksi lempeng India-Australia ke bawah lempeng Eurasia yang menghasilkan rantai volkanik Kuarter berarah baratlaut-tenggara dan batuan penyusunnya adalah batuan gunungapi berupa endapan lava dan piroklastik. Metode dalam penelitian ini dengan melakukan pemetaan geologi dan mengambil sampel batuan alterasi. Selanjutnya dilakukan analisis laboratorium petrografi dan X-Ray Diffraction untuk mengetahui tekstur dan himpunan mineral yang terbentuk, sehingga dapat diinterpretasikan zona alterasi yang berkembang pada daerah Pekasiran dan sekitarnya. Zona alterasi yang terbentuk di permukaan yaitu zona alterasi argilik lanjut dengan temperatur diperkirakan antara 160 – 310 °C dengan pH rendah <4, zona alterasi argilik dengan temperatur diperkirakan 210-300 °C dengan pH sedang 4-5 dan propilitik dengan temperatur diperkirakan 210-300°C dengan pH mendekati netral sampai alkalin.","PeriodicalId":435945,"journal":{"name":"PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25105/petro.v11i3.14399","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Alterasi hidrotermal adalah perubahan mineralogi akibat interaksi antara batuan dengan fluida air panas, disebut fluida hidrotermal (hydrothermal fluids). Fluida-fluida ini membawa unsur-unsur logam (metal) dalam larutan, baik dari sumber batuan beku dekat ataupun dari peluruhan sejumlah batuan di sekitarnya. Lokasi penelitian di Daerah Pekasiran dan sekitarnya, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, menjadi lokasi panasbumi yang baik untuk diteliti mineral alterasi yang terbentuk di permukaan sehingga dapat mengetahui sistem panasbumi yang terbentuk. Zona Pegunungan Serayu Utara, bagian dari orogen sunda, yang dikontrol oleh subduksi lempeng India-Australia ke bawah lempeng Eurasia yang menghasilkan rantai volkanik Kuarter berarah baratlaut-tenggara dan batuan penyusunnya adalah batuan gunungapi berupa endapan lava dan piroklastik. Metode dalam penelitian ini dengan melakukan pemetaan geologi dan mengambil sampel batuan alterasi. Selanjutnya dilakukan analisis laboratorium petrografi dan X-Ray Diffraction untuk mengetahui tekstur dan himpunan mineral yang terbentuk, sehingga dapat diinterpretasikan zona alterasi yang berkembang pada daerah Pekasiran dan sekitarnya. Zona alterasi yang terbentuk di permukaan yaitu zona alterasi argilik lanjut dengan temperatur diperkirakan antara 160 – 310 °C dengan pH rendah <4, zona alterasi argilik dengan temperatur diperkirakan 210-300 °C dengan pH sedang 4-5 dan propilitik dengan temperatur diperkirakan 210-300°C dengan pH mendekati netral sampai alkalin.