Ayah Tiri: Dinamika Nahdlatul Ulama di Ranah Minang

Andri Ashadi, Wakidul Kohar, M. Aqil, Danil Folandra
{"title":"Ayah Tiri: Dinamika Nahdlatul Ulama di Ranah Minang","authors":"Andri Ashadi, Wakidul Kohar, M. Aqil, Danil Folandra","doi":"10.30984/pp.v26i2.2036","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengapa warga Nahdlatul Ulama (NU) di Minangkabau tidak reaktif terhadap penolakan gagasan Islam Nusantara. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, data penelitian ini bersumber dari hasil wawancara dan literatur, meliputi tulisan-tulisan tokoh tokoh dan warga NU yang didapatkan baik dari media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan blog maupun dari media massa seperti koran, buku-buku dan jurnal yang relevan dengan topik penelitian. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yakni kodifikasi data, penyajian dan analisis data secara naratif, interpretasi dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab tidak reaktifnya warga NU di Sumatera Barat dalam merespon penolakan gagasan Islam Nusantara. Pertama: adanya perbedaan kultur egaliter di Minang dengan kultur feodal di Jawa yang menyebabkan kurang terbentuknya kedekatan emosional dengan tokoh-tokoh NU di Jawa. Kedua: mayoritas warga NU di Minang baru terjun ke NU setelah mendapatkan pendidikan baik itu di pesantren atau kampus-kampus di daerahnya. Hal ini berbeda dengan warga NU di Jawa yang telah dididik sedari kecil sehingga identitas keNUannya sudah mengakar kuat. Oleh karena itu pertentangan yang cukup keras terjadi pada NU di Jawa, berbeda dengan warga NU di Sumatera Barat yang tidak reaktif dalam meresponnya. Namun di tengah serangan bertubi-tubi yang dilontarkan terhadap NU mereka tetap mensosialisasikan nilai-nilai Islam moderat kepada masyarakat baik melalui diskusi informal serta sikap yang akomodatif terhadap tradisi lokal.","PeriodicalId":350259,"journal":{"name":"Potret Pemikiran","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Potret Pemikiran","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30984/pp.v26i2.2036","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengapa warga Nahdlatul Ulama (NU) di Minangkabau tidak reaktif terhadap penolakan gagasan Islam Nusantara. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, data penelitian ini bersumber dari hasil wawancara dan literatur, meliputi tulisan-tulisan tokoh tokoh dan warga NU yang didapatkan baik dari media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan blog maupun dari media massa seperti koran, buku-buku dan jurnal yang relevan dengan topik penelitian. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yakni kodifikasi data, penyajian dan analisis data secara naratif, interpretasi dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab tidak reaktifnya warga NU di Sumatera Barat dalam merespon penolakan gagasan Islam Nusantara. Pertama: adanya perbedaan kultur egaliter di Minang dengan kultur feodal di Jawa yang menyebabkan kurang terbentuknya kedekatan emosional dengan tokoh-tokoh NU di Jawa. Kedua: mayoritas warga NU di Minang baru terjun ke NU setelah mendapatkan pendidikan baik itu di pesantren atau kampus-kampus di daerahnya. Hal ini berbeda dengan warga NU di Jawa yang telah dididik sedari kecil sehingga identitas keNUannya sudah mengakar kuat. Oleh karena itu pertentangan yang cukup keras terjadi pada NU di Jawa, berbeda dengan warga NU di Sumatera Barat yang tidak reaktif dalam meresponnya. Namun di tengah serangan bertubi-tubi yang dilontarkan terhadap NU mereka tetap mensosialisasikan nilai-nilai Islam moderat kepada masyarakat baik melalui diskusi informal serta sikap yang akomodatif terhadap tradisi lokal.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
本研究旨在描述为什么Minangkabau的Nahdlatul神职人员(NU)不积极反对Nusantara伊斯兰教的想法。该研究是一项定性研究,其资料来源是采访和文献,包括诸如Facebook、Twitter、Instagram和博客等社交媒体以及与研究主题相关的报纸、书籍和期刊等大众媒体的著作。至于数据分析技术,使用迈尔斯和胡伯曼模型的数据整合、演示和数据分析的叙述、解释性和提纲分析。研究表明,西苏门答腊的NU居民对努桑塔拉伊斯兰教思想的拒绝反应不稳定的原因。第一:米南的平等主义文化与爪哇的封建文化之间的差异,减少了与爪哇NU人物的情感距离。第二:米南的大多数公民直到在其所在的寄宿学校或校园接受教育后才进入努坦。这与爪哇的努人不同,他们从小就接受教育,因此他们的发现身份是根深蒂固的。因此,爪哇的NU发生了相当大的反对,与西苏门答腊的NU公民不同,后者在反应方面没有反应。然而,在针对NU的猛烈攻击中,他们通过非正式的讨论和适应当地传统的态度,继续向社会中体现温和的伊斯兰价值观。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
The Concept of Nature According to Syed M Naquib Al-Attās: The Perspective of New Kalam A Happy Life in a Different Religious Marriage Experience in Malang City Portrait of Damar Tradition in Welcoming the Arrival of Lailatul Qadar Night in the Community of Patipi Island Village Acculturation of Islam and Culture in Shalawat Ngelik and Mauludan in Pathok Negoro Mosque Mlangi Yogyakarta Discourse from the Perspective of Mohammed Arkoun: An Examination of the Values of Interfaith Dialogue
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1