Zainal Abidin, Tobibatussa’adah Tobibatussa’adah, Abdul Mujib
{"title":"PRAKTEK KESETARAAN GENDER DALAM PENDIDIKAN PADA PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DI LAMPUNG","authors":"Zainal Abidin, Tobibatussa’adah Tobibatussa’adah, Abdul Mujib","doi":"10.32332/riayah.v7i2.5836","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Masalah kesetaraan gender dalam berbagai bidang menjadi isu krusial di beberapa negara, begitu juga di Indonesia. Salah satu masalah gender adalah adanya kesenjangan dalam partisipasi pendidikan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini menjadi salah satu perhatian di kalangan para aktifis gender, dan melahirkan berbagai gerakan gender yang memperjuangkan nasib perempuan yang dianggap mengalami marginalisasi dalam konteks kehidupan sosial, politik, budaya, ekonomi dan tentunya pendidikan. Salah satu gerakan persamaan derajat dalam bidang pendidikan adalah semangat pendidikan untuk semua (Education for All). Semangat tersebut mulai direspon oleh pemerintah dengan lahirnya kebijakan gender mainstream atau Pengarustamaan Gender (PUG) tahun 2000. Bersamaan dengan itu dalam konteks pendidikan non formal lahir lembaga pendidikan yang berbasis pada masyarakat yaitu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang menyelenggarakan pendidikan kesetaraan, dan memberikan peluang yang lebar untuk partisipasi perempuan dalam bidang pendidikan dan mensejajarkannya dengan laki-laki. Hasil penelitian tentang praktek kesetaraan gender dalam pendidikan pada PKBM di Lampung yaitu PKBM Al-Suroya, PKBM Roona dan PKBM Permata menujukkan bahwa program-program pendidikan telah dilaksanakan secara inklusif sehingga tidak ada bias gender baik dari aspek kurikulum, proses belajar mengajar, hingga evaluasi dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang responsif gender.","PeriodicalId":253970,"journal":{"name":"Ri'ayah: Jurnal Sosial dan Keagamaan","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Ri'ayah: Jurnal Sosial dan Keagamaan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32332/riayah.v7i2.5836","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Masalah kesetaraan gender dalam berbagai bidang menjadi isu krusial di beberapa negara, begitu juga di Indonesia. Salah satu masalah gender adalah adanya kesenjangan dalam partisipasi pendidikan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini menjadi salah satu perhatian di kalangan para aktifis gender, dan melahirkan berbagai gerakan gender yang memperjuangkan nasib perempuan yang dianggap mengalami marginalisasi dalam konteks kehidupan sosial, politik, budaya, ekonomi dan tentunya pendidikan. Salah satu gerakan persamaan derajat dalam bidang pendidikan adalah semangat pendidikan untuk semua (Education for All). Semangat tersebut mulai direspon oleh pemerintah dengan lahirnya kebijakan gender mainstream atau Pengarustamaan Gender (PUG) tahun 2000. Bersamaan dengan itu dalam konteks pendidikan non formal lahir lembaga pendidikan yang berbasis pada masyarakat yaitu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang menyelenggarakan pendidikan kesetaraan, dan memberikan peluang yang lebar untuk partisipasi perempuan dalam bidang pendidikan dan mensejajarkannya dengan laki-laki. Hasil penelitian tentang praktek kesetaraan gender dalam pendidikan pada PKBM di Lampung yaitu PKBM Al-Suroya, PKBM Roona dan PKBM Permata menujukkan bahwa program-program pendidikan telah dilaksanakan secara inklusif sehingga tidak ada bias gender baik dari aspek kurikulum, proses belajar mengajar, hingga evaluasi dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang responsif gender.