{"title":"BUDAYA KUDA MENARI MASYARAKAT UJUNG LERO","authors":"Arafah Arafah","doi":"10.54443/siwayang.v2i1.472","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kuda menari merupakan adat dan budaya yang dilakukan oleh masyarakat desa Ujung lero setahun sekali. Nama lain kuda menari adalah “Nyareng Patuddu “. Nyareng patuddu merupakan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat desa Ujung lero selama 1-3 hari berturut turut. Nyareng patuddu pada dasarnya dilakukan oleh masyarakat desa Ujung lero sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. pada anaknya yang berhasil menamatkan Al-Qur’an. Nyareng patuddu merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Hal yang paling menarik adalah budaya Bugis yang selalu berdampingan dengan budaya Mandar. Kuda yang ditunganggi telah dilatih dan akan menari sesuai dengan iringan musik. Anak yang menunggangi kuda akan mengenenakan pakaian Adat Bugis (Baju bodo) yang terdiri atas perempuan dan laki-laki. Anak yang menunggang kuda akan ditutupi dengan “Lallang totama“","PeriodicalId":364119,"journal":{"name":"SIWAYANG Journal: Publikasi Ilmiah Bidang Pariwisata, Kebudayaan, dan Antropologi","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"SIWAYANG Journal: Publikasi Ilmiah Bidang Pariwisata, Kebudayaan, dan Antropologi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.54443/siwayang.v2i1.472","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kuda menari merupakan adat dan budaya yang dilakukan oleh masyarakat desa Ujung lero setahun sekali. Nama lain kuda menari adalah “Nyareng Patuddu “. Nyareng patuddu merupakan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat desa Ujung lero selama 1-3 hari berturut turut. Nyareng patuddu pada dasarnya dilakukan oleh masyarakat desa Ujung lero sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. pada anaknya yang berhasil menamatkan Al-Qur’an. Nyareng patuddu merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Hal yang paling menarik adalah budaya Bugis yang selalu berdampingan dengan budaya Mandar. Kuda yang ditunganggi telah dilatih dan akan menari sesuai dengan iringan musik. Anak yang menunggangi kuda akan mengenenakan pakaian Adat Bugis (Baju bodo) yang terdiri atas perempuan dan laki-laki. Anak yang menunggang kuda akan ditutupi dengan “Lallang totama“