{"title":"Trendelenburg Modifikasi Sebagai Upaya untuk Memperbaiki Status Hemodinamik pada Pasien Syok HemoragikGrade III : Studi Kasus","authors":"","doi":"10.56855/jhsp.v1i2.271","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Syok hemoragik adalah bentuk syok hipovolemik yang diartikan sebagai kehilangan volume darah di intravaskular yang signifikan. Pada tingkat jaringan, otak dan miokardium akan mengalami hipoperfusi ditandai dengan penurunan arus balik vena (venous return) ke jantung sehingga terjadi perubahan status hemodinamik. Trendelenburg modifikasi dapat menjadi intervensi dini sebagai autotransfusi dan memperbaiki status hemodinamik pada pasien syok hemoragik. Tujuan melakukan studi kasus ini untuk mengidentifikasi aplikasi trendelenburg modifikasi terhadap perbaikan status hemodinamik pada pasien syok hemoragik grade III. Metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus pada pasien syok hemoragik grade III dengan masalah keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan di ruang GICU B RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, flowchart observasi dan rekam medis. Pengaplikasian posisi trendelenburg modifikasi dilakukan selama 2 hari. perharinya dilakukan sebanyak 3 kali setiap 2 jam pada pukul 08.00, 10.00 dan 12.00 selama 15 menit serta dievaluasi status hemodinamik pasien meliputi tekanan darah (TD), mean arterial pressure (MAP) dan heart rate HR) setiap 1 jam yang didokumentasikan pada lembar flowchart observasi. Hasil dari studi kasus ini menunjukkan setelah dilakukan intervensi trendelenburg modifikasi selama 2 hari terjadi peningkatan status hemodinamik secara signifikan. Kesimpulannya intervensi mandiri pemberian posisi trendelenburg modifikasi dapat menjadi intervensi dini sebagai autotransfusi dan memperbaiki status hemodinamik pada pasien syok hemoragik grade III.","PeriodicalId":166148,"journal":{"name":"Consilium Sanitatis: Journal of Health Science and Policy","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Consilium Sanitatis: Journal of Health Science and Policy","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.56855/jhsp.v1i2.271","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Syok hemoragik adalah bentuk syok hipovolemik yang diartikan sebagai kehilangan volume darah di intravaskular yang signifikan. Pada tingkat jaringan, otak dan miokardium akan mengalami hipoperfusi ditandai dengan penurunan arus balik vena (venous return) ke jantung sehingga terjadi perubahan status hemodinamik. Trendelenburg modifikasi dapat menjadi intervensi dini sebagai autotransfusi dan memperbaiki status hemodinamik pada pasien syok hemoragik. Tujuan melakukan studi kasus ini untuk mengidentifikasi aplikasi trendelenburg modifikasi terhadap perbaikan status hemodinamik pada pasien syok hemoragik grade III. Metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus pada pasien syok hemoragik grade III dengan masalah keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan di ruang GICU B RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, flowchart observasi dan rekam medis. Pengaplikasian posisi trendelenburg modifikasi dilakukan selama 2 hari. perharinya dilakukan sebanyak 3 kali setiap 2 jam pada pukul 08.00, 10.00 dan 12.00 selama 15 menit serta dievaluasi status hemodinamik pasien meliputi tekanan darah (TD), mean arterial pressure (MAP) dan heart rate HR) setiap 1 jam yang didokumentasikan pada lembar flowchart observasi. Hasil dari studi kasus ini menunjukkan setelah dilakukan intervensi trendelenburg modifikasi selama 2 hari terjadi peningkatan status hemodinamik secara signifikan. Kesimpulannya intervensi mandiri pemberian posisi trendelenburg modifikasi dapat menjadi intervensi dini sebagai autotransfusi dan memperbaiki status hemodinamik pada pasien syok hemoragik grade III.