{"title":"Support for Family Politics and Democracy: Evidence From Indonesia","authors":"R. Liddle, Saiful Mujani, D. Irvani","doi":"10.15408/jisi.v3i2.29670","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract. Studies on the relationship between family politics and democracy are inconclusive. A number of studies suggest that family politics weakens democracy, and some other studies found that family politics does not matter to democracy, and some other works on the issue even reveals that family politics strenghthens democracy. This article is to report the result of a study about the relationships between family politics and democratic support and performance. Mass support for democracy is an indicator of democratic consolidation at the attitudinal level, and mass assessment of democratic performance is also crucial to the extent in which a democracy performs. In addition, this article addresses the issue how political knowledge of family politics predicts support for family politics. Lack of political knowledge among the massess in developing democracy is probably responsible for the support for family politics. This article relies on relevant data of a nation wide public opinion survey of the fourth largest electorate in the world, Indonesian voter. The findings of this study are: Indonesian voters are in general negative towards family politics; attitudes toward family politics do not matter to democratic support, but explain significantly assessment of democratic performance: negative attitude towards family politics decreases positive assessment of democratic performance. This pattern indicates a syndrome of critical citizens, i.e. political knowledge and education reject family politics which positively assesses democratic performance. Family politics does not demand a better democratic performance. Education does.Keywords: Democracy, democratic performance, family politics, critical citizen, political knowledge, education, Indonesia. Abstrak. Studi tentang hubungan antara dinasti politik dan demokrasi sejauh ini belum menghasilkan kesimpulan yang konklusif. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa dinasti politik telah melemahkan demokrasi, tapi sebagian penelitian yang lain menyebut dinasti politik tidak masalah bagi demokrasi, bahkan memperkuat demokrasi itu sendiri. Artikel ini menampilkan hasil kajian tentang hubungan antara dinasti politik dengan dukungan dan kinerja demokrasi. Dukungan publik terhadap demokrasi merupakan indikator konsolidasi demokrasi pada level sikap, dan penilaian massa terhadap kinerja demokrasi juga penting untuk menguji sejauh mana demokrasi bekerja. Selain itu, artikel ini mengangkat isu bagaimana pengetahuan politik tentang dinasti politik memprediksi dukungan terhadap politik kekeluargaan. Kurangnya pengetahuan politik warga di negara demokrasi yang sedang berkembang menjelaskan mengapa warga mendukung dinasti politik. Artikel ini menggunakan data survei opini publik nasional di negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, yakni Indonesia. Temuan dari penelitian ini adalah: Pemilih Indonesia secara umum bersikap negatif terhadap dinasti politik. Meskipun sikap publik terhadap dinasti politik secara umum tidak berhubungan dengan dukungan terhadap demokrasi pada tataran normatif, tapi ia menjelaskan secara signifikan penilaian publik atas kinerja demokrasi: sikap negatif terhadap dinasti politik terbukti menurunkan penilaian positif atas kinerja demokrasi. Pola ini menunjukkan sindrom warga kritis, di antaranya mereka yang memiliki pengetahuan politik dan pendidikan baik— cenderung menolak dinasti politik, dan karenanya positif dalam menilai kinerja demokrasi. Dinasti politik tidak menuntut kinerja demokrasi yang lebih baik. Pendidikan justru sebaliknya.Kata Kunci: Demokrasi, kinerja demokrasi, dinasti politik, warga kritis, pengetahuan politik, pendidikan, Indonesia.","PeriodicalId":170402,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Sosial Indonesia (JISI)","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmu Sosial Indonesia (JISI)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15408/jisi.v3i2.29670","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstract. Studies on the relationship between family politics and democracy are inconclusive. A number of studies suggest that family politics weakens democracy, and some other studies found that family politics does not matter to democracy, and some other works on the issue even reveals that family politics strenghthens democracy. This article is to report the result of a study about the relationships between family politics and democratic support and performance. Mass support for democracy is an indicator of democratic consolidation at the attitudinal level, and mass assessment of democratic performance is also crucial to the extent in which a democracy performs. In addition, this article addresses the issue how political knowledge of family politics predicts support for family politics. Lack of political knowledge among the massess in developing democracy is probably responsible for the support for family politics. This article relies on relevant data of a nation wide public opinion survey of the fourth largest electorate in the world, Indonesian voter. The findings of this study are: Indonesian voters are in general negative towards family politics; attitudes toward family politics do not matter to democratic support, but explain significantly assessment of democratic performance: negative attitude towards family politics decreases positive assessment of democratic performance. This pattern indicates a syndrome of critical citizens, i.e. political knowledge and education reject family politics which positively assesses democratic performance. Family politics does not demand a better democratic performance. Education does.Keywords: Democracy, democratic performance, family politics, critical citizen, political knowledge, education, Indonesia. Abstrak. Studi tentang hubungan antara dinasti politik dan demokrasi sejauh ini belum menghasilkan kesimpulan yang konklusif. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa dinasti politik telah melemahkan demokrasi, tapi sebagian penelitian yang lain menyebut dinasti politik tidak masalah bagi demokrasi, bahkan memperkuat demokrasi itu sendiri. Artikel ini menampilkan hasil kajian tentang hubungan antara dinasti politik dengan dukungan dan kinerja demokrasi. Dukungan publik terhadap demokrasi merupakan indikator konsolidasi demokrasi pada level sikap, dan penilaian massa terhadap kinerja demokrasi juga penting untuk menguji sejauh mana demokrasi bekerja. Selain itu, artikel ini mengangkat isu bagaimana pengetahuan politik tentang dinasti politik memprediksi dukungan terhadap politik kekeluargaan. Kurangnya pengetahuan politik warga di negara demokrasi yang sedang berkembang menjelaskan mengapa warga mendukung dinasti politik. Artikel ini menggunakan data survei opini publik nasional di negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, yakni Indonesia. Temuan dari penelitian ini adalah: Pemilih Indonesia secara umum bersikap negatif terhadap dinasti politik. Meskipun sikap publik terhadap dinasti politik secara umum tidak berhubungan dengan dukungan terhadap demokrasi pada tataran normatif, tapi ia menjelaskan secara signifikan penilaian publik atas kinerja demokrasi: sikap negatif terhadap dinasti politik terbukti menurunkan penilaian positif atas kinerja demokrasi. Pola ini menunjukkan sindrom warga kritis, di antaranya mereka yang memiliki pengetahuan politik dan pendidikan baik— cenderung menolak dinasti politik, dan karenanya positif dalam menilai kinerja demokrasi. Dinasti politik tidak menuntut kinerja demokrasi yang lebih baik. Pendidikan justru sebaliknya.Kata Kunci: Demokrasi, kinerja demokrasi, dinasti politik, warga kritis, pengetahuan politik, pendidikan, Indonesia.
摘要关于家庭政治与民主关系的研究尚无定论。一些研究认为家庭政治削弱了民主,还有一些研究发现家庭政治对民主并不重要,还有一些关于这个问题的著作甚至揭示了家庭政治加强了民主。本文报告了一项关于家庭政治与民主支持和绩效之间关系的研究结果。民众对民主的支持是民主在态度层面巩固的一个指标,民众对民主表现的评估对民主表现的程度也至关重要。此外,本文还探讨了家庭政治的政治知识如何预测家庭政治的支持。在民主发展过程中,民众缺乏政治知识可能是支持家庭政治的原因。本文依据的是世界第四大选民——印度尼西亚选民的全国民意调查的相关数据。本研究发现:印尼选民普遍对家庭政治持否定态度;对家庭政治的态度与民主支持度无关,但显著解释了民主绩效的评价:对家庭政治的消极态度降低了对民主绩效的积极评价。这种模式表明了一种批判公民综合症,即政治知识和教育拒绝积极评价民主表现的家庭政治。家族政治并不要求更好的民主表现。教育。关键词:民主、民主表现、家庭政治、批判公民、政治知识、教育、印尼。Abstrak。研究对象是土耳其的政治和民主问题,主要研究对象是俄罗斯的政治和民主问题。Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa dinasti politik telah melemahkan demokrasi, tapi sebagian penelitian yang lain menyei但是dinasti politik tidak masalah bagi demokrasi, bakan成员kukuat demokrasi是sendiri。阿蒂克尔说:“我的祖国,我的祖国,我的祖国,我的祖国。”Dukungan public likk terhadap demokrasi merupakan指标konsolidasdemokrasi paada水平sikap,但penilaian massa terhadap kinerja demokrasi juga penting untuk menguji sejauh mana demokrasi bekerja。Selain itu, artikel ini mengangkat isu bagaimana pengetahuan政治,tendiasti政治成员dukungan, hadap政治,kekeluargaan。Kurangnya pengetahuan政治,warga di negara民主,yang sedang berkembang menjelaskan mengapa warga mendukung dinasti政治。Artikel ini mongunakan数据调查,民意调查,公共国家数据调查,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析。Temuan dari penelitian ini adalah: Pemilih Indonesia secara umum bersikap负面的印尼政治。Meskipun sikipun公共关系,即公共关系,即公共关系,即公共关系,即政治关系,即公共关系,即政治关系,即政治关系,即政治关系,即政治关系,即政治关系,即政治关系,即政治关系,即政治关系,即民主关系,即民主关系。波兰是民主的象征,波兰是民主的象征,波兰是民主的象征,波兰是民主的象征,波兰是民主的象征。乌克兰的政治进程是民主的进程,民主是民主的进程。Pendidikan just stru sebaliknya。Kata Kunci:民主,民主,dinasti政治,warga kritis, pengetahuan政治,pendidikan,印度尼西亚。