{"title":"TORTOR PARSIARABU PADA UPACARA HORJA BIUS DI DESA TOMOK KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR: KAJIAN SEMIOTIKA","authors":"Anggi Pratiwi Sinaga","doi":"10.24114/SENITARI.V9I1.17961","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRACT This study examines the semiotics contained in the Parsiarabu Tortor in Tomok Village, Samosir Regency. The purpose of this study is to explore the meaning contained in Tortor Parsiarabu and the interpretation of the meaning seen. To discuss the research objectives above, use theories related to the research. The theoretical foundation in this study uses the Semiotics theory of signs, markers and markers by Ferdinan De Saurrsure and the theory of forms concerning motion and clothing by Humardani. The location and time of the study was carried out in Tomok Village and the time of the research was two months, the population and sample were the community and members of the Parsaulian GPSB Studio (Generation of Art and Culture Lovers). The author conducts data collection techniques including library research, field observations, interviews with resource persons, and completes the data by taking photo documentation. This research uses descriptive qualitative. The results of the study are based on data that has been collected that Tortor Parsiarabu has 6 main motives namely Siubeon, Marsomba, Mambukka Roha, Patoru Diri, Papunguhon, Mangandungi. Clothing used in this Parsiarabu tortor is Ulos Sibolang, Ulos Bittang Maratur, Ulos Suri-suri Ganjang. The semiotics contained in the Parsiarabu tortor are poured through the sign that is in the form of motion that is seen in the serving, the signer which is seen from the main range of motion in the Parsiarabu tortor, and the signfied is the meaning contained in the motion Parsiarabu tortor, it can be interpreted that the meaning of this whole dance is respecting God, respecting the high position or government, respecting fellow human beings, staying humble and not arrogant, respecting others, uniting the hearts of fellow people so that there is no envy and revenge . Keywords: Semiotics, signs, markers, markers, Parsiarabu tortor ABSTRAKPenelitian ini mengkaji tentang semiotika yang terdapat dalam Tortor Parsiarabu di desa Tomok Kabupaten Samosir. Tujuan penelitian ini untuk mengupas makna yang terdapat dalam Tortor Parsiarabu dan interpretasi makna yang dilihat. Untuk membahas tujuan penelitian di atas menggunakan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Landasan teoritis dalam penelitian ini menggunakan teori Semiotika mengenai tanda, penanda, dan petanda oleh Ferdinan De Saurrsure dan Teori bentuk mengenai gerak dan busana oleh Humardani. Lokasi dan waktu penelitian ini dilaksanakan di Desa Tomok dan waktu penelitian nya selama dua bulan, populasi dan sampel adalah masyarakat dan anggota sanggar Parsaulian GPSB (Generasi Pecinta Seni Budaya). Penulis melakukan teknik pengumpulan data meliputi studi pustaka, observasi lapangan, wawancara dengan narasumber, dan melengkapi data dengan mengambil foto dokumentasi. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian berdasarkan data yang telah terkumpul bahwa Tortor Parsiarabu memiliki 6 motif utama yaitu Siubeon, Marsomba, Mambukka Roha, Patoru Diri, Papunguhon, Mangandungi. Busana yang digunakan dalam tortor Parsiarabu ini yaitu Ulos Sibolang, Ulos Bittang Maratur, Ulos Suri-suri Ganjang. Adapun semiotika yang terdapat dalam tortor Parsiarabu dituangkan melalui tanda (sign) yang terdapat pada bentuk gerak yang terlihat pada penyajianya, penanda (signfer) yang dilihat dari ragam gerak utama yang ada pada tortor Parsiarabu, dan petanda (signfied) merupakan makna yang terdapat pada gerak tortor Parsiarabu, maka dapat diinterpretasikan bahwa makna dari keseluruhan tarian ini yaitu menghormat kepada Tuhan, menghormati yang berkedudukan tinggi atau pemerintah, menghormati sesama manusia, tetap rendah hati dan tidak sombong, menghargai orang lain, menyatukan hati sesama masyarakat agar tidak ada iri hati dan dendam. Kata Kunci : Semiotika, tanda, penanda, petanda, tortor Parsiarabu","PeriodicalId":236554,"journal":{"name":"Gesture: Jurnal Seni Tari","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Gesture: Jurnal Seni Tari","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24114/SENITARI.V9I1.17961","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
ABSTRACT This study examines the semiotics contained in the Parsiarabu Tortor in Tomok Village, Samosir Regency. The purpose of this study is to explore the meaning contained in Tortor Parsiarabu and the interpretation of the meaning seen. To discuss the research objectives above, use theories related to the research. The theoretical foundation in this study uses the Semiotics theory of signs, markers and markers by Ferdinan De Saurrsure and the theory of forms concerning motion and clothing by Humardani. The location and time of the study was carried out in Tomok Village and the time of the research was two months, the population and sample were the community and members of the Parsaulian GPSB Studio (Generation of Art and Culture Lovers). The author conducts data collection techniques including library research, field observations, interviews with resource persons, and completes the data by taking photo documentation. This research uses descriptive qualitative. The results of the study are based on data that has been collected that Tortor Parsiarabu has 6 main motives namely Siubeon, Marsomba, Mambukka Roha, Patoru Diri, Papunguhon, Mangandungi. Clothing used in this Parsiarabu tortor is Ulos Sibolang, Ulos Bittang Maratur, Ulos Suri-suri Ganjang. The semiotics contained in the Parsiarabu tortor are poured through the sign that is in the form of motion that is seen in the serving, the signer which is seen from the main range of motion in the Parsiarabu tortor, and the signfied is the meaning contained in the motion Parsiarabu tortor, it can be interpreted that the meaning of this whole dance is respecting God, respecting the high position or government, respecting fellow human beings, staying humble and not arrogant, respecting others, uniting the hearts of fellow people so that there is no envy and revenge . Keywords: Semiotics, signs, markers, markers, Parsiarabu tortor ABSTRAKPenelitian ini mengkaji tentang semiotika yang terdapat dalam Tortor Parsiarabu di desa Tomok Kabupaten Samosir. Tujuan penelitian ini untuk mengupas makna yang terdapat dalam Tortor Parsiarabu dan interpretasi makna yang dilihat. Untuk membahas tujuan penelitian di atas menggunakan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Landasan teoritis dalam penelitian ini menggunakan teori Semiotika mengenai tanda, penanda, dan petanda oleh Ferdinan De Saurrsure dan Teori bentuk mengenai gerak dan busana oleh Humardani. Lokasi dan waktu penelitian ini dilaksanakan di Desa Tomok dan waktu penelitian nya selama dua bulan, populasi dan sampel adalah masyarakat dan anggota sanggar Parsaulian GPSB (Generasi Pecinta Seni Budaya). Penulis melakukan teknik pengumpulan data meliputi studi pustaka, observasi lapangan, wawancara dengan narasumber, dan melengkapi data dengan mengambil foto dokumentasi. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian berdasarkan data yang telah terkumpul bahwa Tortor Parsiarabu memiliki 6 motif utama yaitu Siubeon, Marsomba, Mambukka Roha, Patoru Diri, Papunguhon, Mangandungi. Busana yang digunakan dalam tortor Parsiarabu ini yaitu Ulos Sibolang, Ulos Bittang Maratur, Ulos Suri-suri Ganjang. Adapun semiotika yang terdapat dalam tortor Parsiarabu dituangkan melalui tanda (sign) yang terdapat pada bentuk gerak yang terlihat pada penyajianya, penanda (signfer) yang dilihat dari ragam gerak utama yang ada pada tortor Parsiarabu, dan petanda (signfied) merupakan makna yang terdapat pada gerak tortor Parsiarabu, maka dapat diinterpretasikan bahwa makna dari keseluruhan tarian ini yaitu menghormat kepada Tuhan, menghormati yang berkedudukan tinggi atau pemerintah, menghormati sesama manusia, tetap rendah hati dan tidak sombong, menghargai orang lain, menyatukan hati sesama masyarakat agar tidak ada iri hati dan dendam. Kata Kunci : Semiotika, tanda, penanda, petanda, tortor Parsiarabu
摘要:本研究考察了萨莫西尔县托木克村Parsiarabu Tortor中的符号学。本研究的目的是探讨Tortor Parsiarabu所包含的意义以及所看到的意义的解释。为了讨论上述研究目标,请使用与研究相关的理论。本研究的理论基础是费迪南·德·索绪尔关于符号、标记和标记的符号学理论和胡马达尼关于运动和服装的形式理论。研究的地点和时间在Tomok村进行,研究时间为两个月,人口和样本是Parsaulian GPSB工作室(一代艺术和文化爱好者)的社区和成员。作者通过图书馆调研、实地观察、采访资源人员等方式进行数据收集,并通过照片记录的方式完成数据收集。本研究采用描述性定性方法。研究结果基于所收集的数据,即Tortor Parsiarabu有6个主要动机,即Siubeon、Marsomba、Mambukka Roha、Patoru Diri、Papunguhon和Mangandungi。在这个Parsiarabu tortor中使用的衣服是Ulos Sibolang, Ulos Bittang Maratur, Ulos Suri-suri Ganjang。中包含的符号学Parsiarabu tortor通过表明了运动形式的服务,从主要的签名者的运动范围Parsiarabu tortor, signfied是中包含的意义运动Parsiarabu tortor,可以解释,整个舞蹈的含义是神尊重,尊重高位置或政府,尊重人类,保持谦卑,而不是傲慢,尊重他人,团结同胞的心,这样就没有嫉妒和报复。关键词:符号学、符号、标记、标记、符号学、符号学、符号学、符号学、符号学。Tujuan penelitian ini untuk mengupas makna yang terdapat dalam Tortor Parsiarabu dan interpretasi makna yang dililhat。Untuk成员tujuan penelitian di atas menggunakan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian tersebut。Landasan teoritis dalam penelitian ini mongunakan teori Semiotika mengenai tanda, penanda, danpegenada oleh ferdinand De sorrsure和teori bentuk mengenai gerak dan busana oleh Humardani。Lokasi danwaktu penelitian ini dilaksanakan di Desa Tomok danwaktu penelitian nya selama dua bulan, populasi dan sampel adalah masyarakat dananggota sanggar Parsaulian GPSB (Generasi Pecinta Seni Budaya)。Penulis melakukan teknik pengumpulan data meliputi studi pustaka, observasi lapangan, wawancara dengan narasumber, dan melengkapi data dengan mengbill fotodomenentasi。Penelitian ini mongunakan deskscriptif quality。Hasil penelitian berdasarkan数据yang telah terkumpul bahwa Tortor Parsiarabu memoriliki 6 motif utama yaitu Siubeon, Marsomba, Mambukka Roha, Patoru Diri, Papunguhon, Mangandungi。Busana yang digunakan dalam tortor Parsiarabu ini yitu Ulos Sibolang, Ulos Bittang Maratur, Ulos Suri-suri Ganjang。Adapun semiotika yang terdapat dalam tortor Parsiarabu dituangkan melalui tanda(符号)yang terdapat pada bentuk gerak yang terlihat pada penyajianya, penanda(符号)yang dililihat dari ragam gerak utama yang ada pada tortor Parsiarabu, dan petanda(符号)merupakan makna yang terdapat pada gerak tortor Parsiarabu, maka dapat diinterpretasikan bahwa makna dari keseluruhan ian yyitu menghorat kepadukan Tuhan, menghormati yang berkedudukan tinggi atau peremerintah,孟贺马提芝麻,tetap rendah hati Dan tidak sombong, menghargai oranglain, menyatukan hati sesama masyarakat AGAR tidak Ada iri hati Dan dendam。Kata Kunci: Semiotika, tanda, penanda, petanda, tortor Parsiarabu