Angela Klaudia Danu, Petrus Sii, Priska Filomena Iku, Claudia Oktafiani Samador
{"title":"HUBUNGAN INTERTEKSTUAL PUISI “MUNIR MENENGGAK RACUN” KARYA YOSEPH YAPI TAUM DAN PUISI “SAJAK UNTUK SEBUAH NAMA (CAK MUNIR)” KARYA PRAMASTA SAID","authors":"Angela Klaudia Danu, Petrus Sii, Priska Filomena Iku, Claudia Oktafiani Samador","doi":"10.36928/jpkm.v14i2.1268","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk memahami kedalaman makna puisi yang memiliki hubungan intertekstual dengan karya puisi lainnya. Peneliti menggunakan pendekatan struktural Abrams untuk menganalisis persamaan dan perbedaan dua buah puisi yang dianalisis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini, puisi “Munir Menenggak Racun” karya Yoseph Yapi Taum tahun 2011 dan puisi “Sajak Untuk Sebuah Nama (Cak Munir)” karya Pramasta Said tahun 2014. Data dalam penelitian berupa kata, frasa, baris, bait, dan irama yang berkaitan dengan kajian intertekstual puisi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca dan catat yang berkaitan dengan kajian intertekstual ke dua puisi tersebut. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis isi dengan cara membandingkan dan menyamakan intertekstualitas kedua teks puisi tersebut. Hasil penelitian ini, mengungkapkan kesamaan hipogram berdasarkan analisis struktur fisik dan batin puisi. Hipogram kedua sumber data penelitian ini, ditemukan dalam unsur penokohan, yaitu Munir, hipogram unsur gaya bahasa, hipogram citraan, hipogram alur, hipogram tema dan amanat, serta hipogram ragam bunyi cachaphony. Kedua puisi tersebut termasuk jenis puisi ballada yang mengungkapkan persoalan sosial politik terkait tabir kematian Munir seorang aktivis HAM. Kesimpulan akhir yang menjadi hipogram secara umum dua teks tersebut terdapat pada puisi “Munir Menenggak Racun” Karya Yoseph Y.T. Sedangkan puisi “Sajak Untuk Sebuah Nama (Cak Munir)” karya Pramasta Said merupakan hasil transformasi dari teks hipogram umum yang memiliki latar belakang proses penciptaan yang sama dan mengambarkan masalah sosial dan politik etis yang terjadi Indonesia.","PeriodicalId":355721,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-08-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36928/jpkm.v14i2.1268","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk memahami kedalaman makna puisi yang memiliki hubungan intertekstual dengan karya puisi lainnya. Peneliti menggunakan pendekatan struktural Abrams untuk menganalisis persamaan dan perbedaan dua buah puisi yang dianalisis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini, puisi “Munir Menenggak Racun” karya Yoseph Yapi Taum tahun 2011 dan puisi “Sajak Untuk Sebuah Nama (Cak Munir)” karya Pramasta Said tahun 2014. Data dalam penelitian berupa kata, frasa, baris, bait, dan irama yang berkaitan dengan kajian intertekstual puisi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca dan catat yang berkaitan dengan kajian intertekstual ke dua puisi tersebut. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis isi dengan cara membandingkan dan menyamakan intertekstualitas kedua teks puisi tersebut. Hasil penelitian ini, mengungkapkan kesamaan hipogram berdasarkan analisis struktur fisik dan batin puisi. Hipogram kedua sumber data penelitian ini, ditemukan dalam unsur penokohan, yaitu Munir, hipogram unsur gaya bahasa, hipogram citraan, hipogram alur, hipogram tema dan amanat, serta hipogram ragam bunyi cachaphony. Kedua puisi tersebut termasuk jenis puisi ballada yang mengungkapkan persoalan sosial politik terkait tabir kematian Munir seorang aktivis HAM. Kesimpulan akhir yang menjadi hipogram secara umum dua teks tersebut terdapat pada puisi “Munir Menenggak Racun” Karya Yoseph Y.T. Sedangkan puisi “Sajak Untuk Sebuah Nama (Cak Munir)” karya Pramasta Said merupakan hasil transformasi dari teks hipogram umum yang memiliki latar belakang proses penciptaan yang sama dan mengambarkan masalah sosial dan politik etis yang terjadi Indonesia.