Rembug Stunting Sebagai Upaya Percepatan Penurunan Kasus Stunting di Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali

Siti Kurnia Widi Hastuti, Setianingsih Setianingsih, Ony Linda, Nur Ulfah, Muchamad Rifai
{"title":"Rembug Stunting Sebagai Upaya Percepatan Penurunan Kasus Stunting di Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali","authors":"Siti Kurnia Widi Hastuti, Setianingsih Setianingsih, Ony Linda, Nur Ulfah, Muchamad Rifai","doi":"10.22236/solma.v11i3.10208","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Background: Kejadian stunting secara global cukup tinggi, mencapai 149.2 juta balita atau seperempat dari jumlah balita di dunia. Indonesia memiliki kasus stunting mencapai 24,4% atau 5,33 juta balita. Kasus Stunting mengalami penurunan satunya di Kabupaten Boyolali, dimana sebelumnya pada Kecamatan Kemusu ditemukan angka keluarga dengan risiko kejadian stunting sebanyak 2200 keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab stunting dan menemukan solusi alternatif sebagai upaya pencegahan stunting di Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Metode: Melakukan focus group discussion (FGD) dengan sasaran stakeholder terkait (camat, kepala Puskesmas, Pendamping dari BKKBN, kepala Desa, Bidan, bagian gizi, PLKB, dari dinas pertanian, dan Bagian PKH Kecamatan, serta kelompok kekuarga berisiko stunting. Pengabdian ini dilaksanakan di Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali. Hasil: Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di daerah tersebut kurang optimal dalam penanganan stunting, terlihat dari kurangnya koordinasi antar OPD dan belum optimalnya pengalokasian dana. Pada kelompok pelaksana ditemukan masih banyak kader yang kurang optimal dan kompeten. Sedangkan pada kelompok keluarga berisiko permasalahan utamanya adalah kurangnya pemahaman tentang informasi stunting dan status sosial ekonomi yang rendah. Kesimpulan: Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya risiko stunting di wilayah Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali yang turut melibatkan berbagai pihak seperti OPD, pelaksana dan keluarga sasaran. Upaya percepatan penurunan angka stunting harus dilakukan dengan kerjasama berbagai pihak mulai dari tingkat pemerintah sampai tingkat keluarga.","PeriodicalId":137472,"journal":{"name":"Jurnal SOLMA","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal SOLMA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22236/solma.v11i3.10208","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Background: Kejadian stunting secara global cukup tinggi, mencapai 149.2 juta balita atau seperempat dari jumlah balita di dunia. Indonesia memiliki kasus stunting mencapai 24,4% atau 5,33 juta balita. Kasus Stunting mengalami penurunan satunya di Kabupaten Boyolali, dimana sebelumnya pada Kecamatan Kemusu ditemukan angka keluarga dengan risiko kejadian stunting sebanyak 2200 keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab stunting dan menemukan solusi alternatif sebagai upaya pencegahan stunting di Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Metode: Melakukan focus group discussion (FGD) dengan sasaran stakeholder terkait (camat, kepala Puskesmas, Pendamping dari BKKBN, kepala Desa, Bidan, bagian gizi, PLKB, dari dinas pertanian, dan Bagian PKH Kecamatan, serta kelompok kekuarga berisiko stunting. Pengabdian ini dilaksanakan di Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali. Hasil: Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di daerah tersebut kurang optimal dalam penanganan stunting, terlihat dari kurangnya koordinasi antar OPD dan belum optimalnya pengalokasian dana. Pada kelompok pelaksana ditemukan masih banyak kader yang kurang optimal dan kompeten. Sedangkan pada kelompok keluarga berisiko permasalahan utamanya adalah kurangnya pemahaman tentang informasi stunting dan status sosial ekonomi yang rendah. Kesimpulan: Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya risiko stunting di wilayah Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali yang turut melibatkan berbagai pihak seperti OPD, pelaksana dan keluarga sasaran. Upaya percepatan penurunan angka stunting harus dilakukan dengan kerjasama berbagai pihak mulai dari tingkat pemerintah sampai tingkat keluarga.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
背景:全球特技表演的数量相当高,目前全球蹒跚学步的孩子占全球幼儿总数的149.2万,或四分之一。印度尼西亚有244%或533万5岁以下儿童发育不良的病例。布约拉利县的特技案例下降了,此前在不太可能的街道上发现的家庭数量有2200个家庭可能发生特技表演。这项研究的目的是确定导致特技表演的因素,并在爪哇岛中部的博约拉利区(Boyolali区的区)找到一种替代方案,作为预防特技的措施。方法:使用集中小组讨论(FGD),针对相关利益相关者(camat, Puskesmas首领,BKKBN、村长、助产士、营养部门、PLKB、农业部和ec街道组,以及有风险的发育不良团体。这项服务是在博约拉利区非概率街道上进行的。结果:该地区的区域设备组织(OPD)在特技表演方面处于不最佳状态,这是由于OPD之间缺乏协调和资金分配方面的优化。在执行小组中,发现仍有许多不太理想和不称职的人。而在家庭群体中,一个关键问题可能是缺乏对发育不良信息的理解和低社会经济地位。结论:有几个因素影响了博约拉利区风险提高的高影响因素,其中包括OPD、执行机构和目标家庭等各方。从政府级别到家庭级别,迅速降低特技产量的努力必须得到各方的合作。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Program Bimbingan Belajar Gratis “Bimbel Calistung” untuk Anak-anak di Sekolah Pulau Pari Trash Banking Literacy for Mothers Empowering Family Welfare (PKK) to Increase Family Income Pemberian Terapi Akupresur Pada Lansia Hipertensi Di Keluarga Dalam Menurunkan Tekanan Darah Penerapan Sistem Keuangan BUMDESA Amanah Di Desa Karanganyar Kecamatan Plupuh, Sragen Pengembangan “ARA Berkelana” Sebagai Alat Assessment Responsibilty Berbasis Keunggulan Lokal PANTURA Untuk Pelatihan Guru SD 5 Bae
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1