Perkembangan Sosial Islam di Filipina

Hasaruddin
{"title":"Perkembangan Sosial Islam di Filipina","authors":"Hasaruddin","doi":"10.35905/ALMAARIEF.V1I1.782","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Filipina merupakan salah satu Negara yang terdapat di Asia Tenggara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik.Islam menjadi agama minoritas.Meskipun Islam menjadi minoritas, terdapat wilayah yang yang menjadikan Islam sebagai agama mayoritas yaitu di Filipina bagian Selatan. Proses islamisasi di Filipina pada masa awal adalah melalui tiga hal, yaitu perdagangan, perkawinan dan politik. Diterimanya Islam oleh orang-orang Mindanao, Sulu, Manilad dan sepanjang pesisir pantai kepulauan Filipina tidak terlepas dari ajaran Islam yang dibawa oleh para pedagang tersebut dapat mengakomodasi tradisi lokal.Umat Islam Filipina yang kemudian dikenal dengan bangsa Moro, pada akhirnya menghadapi berbagai hambatan baik pada masa kolonial maupun pasca kemerdekaan. Bila direntang ke belakang, perjuangan bangsa Moro dapat dibagi menjadi tiga fase: \n \nMoro berjuang melawan penguasa Spanyol selamalebih dari 375 tahun (1521-1898). \nMoro berusaha bebas dari kolonialismeAmerika selama 47 tahun (1898-1946). \nMoro melawan pemerintah Filipina (1970-sekarang).Minimal ada tiga alasan yang menjadi penyebab sulitnya bangsa Moro berintegrasi secara penuh kepada pemerintah Republik Filipina. \nBangsa Moro sulit menerima Undang-Undang Nasional karena jelas undang-undangtersebut berasal dari Barat dan Katolik dan bertentangan dengan ajaran Islam. \nSistem sekolah yang menetapkan kurikulum yang sama tanpa membedakan perbedaan agama dan kultur membuat bangsa Moro malas untuk  belajar di sekolah yang didirikan oleh pemerintah. \n \n Adanya trauma dan kebencian yang mendalam pada bangsa Moro atas program perpindahan penduduk yang dilakukan oleh pemerintah Filipina ke wilayah mereka di Mindanao, karena program ini telah mengubah mereka dari mayoritas menjadi minoritas di segala bidang kehidupan. \n ","PeriodicalId":181477,"journal":{"name":"AL MA'ARIEF : Jurnal Pendidikan Sosial dan Budaya","volume":"68 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-07-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"AL MA'ARIEF : Jurnal Pendidikan Sosial dan Budaya","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35905/ALMAARIEF.V1I1.782","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

Abstract

Filipina merupakan salah satu Negara yang terdapat di Asia Tenggara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik.Islam menjadi agama minoritas.Meskipun Islam menjadi minoritas, terdapat wilayah yang yang menjadikan Islam sebagai agama mayoritas yaitu di Filipina bagian Selatan. Proses islamisasi di Filipina pada masa awal adalah melalui tiga hal, yaitu perdagangan, perkawinan dan politik. Diterimanya Islam oleh orang-orang Mindanao, Sulu, Manilad dan sepanjang pesisir pantai kepulauan Filipina tidak terlepas dari ajaran Islam yang dibawa oleh para pedagang tersebut dapat mengakomodasi tradisi lokal.Umat Islam Filipina yang kemudian dikenal dengan bangsa Moro, pada akhirnya menghadapi berbagai hambatan baik pada masa kolonial maupun pasca kemerdekaan. Bila direntang ke belakang, perjuangan bangsa Moro dapat dibagi menjadi tiga fase: Moro berjuang melawan penguasa Spanyol selamalebih dari 375 tahun (1521-1898). Moro berusaha bebas dari kolonialismeAmerika selama 47 tahun (1898-1946). Moro melawan pemerintah Filipina (1970-sekarang).Minimal ada tiga alasan yang menjadi penyebab sulitnya bangsa Moro berintegrasi secara penuh kepada pemerintah Republik Filipina. Bangsa Moro sulit menerima Undang-Undang Nasional karena jelas undang-undangtersebut berasal dari Barat dan Katolik dan bertentangan dengan ajaran Islam. Sistem sekolah yang menetapkan kurikulum yang sama tanpa membedakan perbedaan agama dan kultur membuat bangsa Moro malas untuk  belajar di sekolah yang didirikan oleh pemerintah.  Adanya trauma dan kebencian yang mendalam pada bangsa Moro atas program perpindahan penduduk yang dilakukan oleh pemerintah Filipina ke wilayah mereka di Mindanao, karena program ini telah mengubah mereka dari mayoritas menjadi minoritas di segala bidang kehidupan.  
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
菲律宾是东南亚一个天主教占多数的国家。伊斯兰教成为少数宗教。尽管伊斯兰教占少数,但在菲律宾南部,伊斯兰教占多数的地区仍然存在。早期菲律宾的伊斯兰化过程涉及商业、婚姻和政治三方面。棉兰老岛、苏禄岛、曼拉斯岛和菲律宾沿海地区对伊斯兰教的接受,与商人们带来的伊斯兰教义之间的关系,并不能适应当地的传统。后来被称为摩洛民族的菲律宾穆斯林,在殖民时期和独立后都面临着障碍。往后,摩洛民族的斗争可以分为三个阶段:摩洛与西班牙统治者战斗了375年(1521-1898年)。摩洛试图从美国殖民者那里解放出来47年(1898-1946年)。摩洛反对菲律宾政府(70-现在)。至少有三个原因使摩洛人难以完全融入菲律宾共和国政府。摩洛人很难接受国家法律,因为很明显,这项法律起源于西方和天主教,与伊斯兰教义相冲突。在没有宗教和文化差异的情况下建立相同课程的学校系统使摩洛人忽视了在政府建立的学校学习的机会。摩洛人对菲律宾政府计划移民到棉兰老岛的领土的深切创伤和仇恨,因为该计划使他们从多数人变成了生活各个领域的少数人。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Pengaruh Game Mobile Legends terhadap Minat Belajar Mahasiswa/i Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar Analisis Ketimpangan Pendidikan pada Masa Covid-19 di Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di Masa Pandemi dengan Pembinaan dan Pemantauan Menggunakan Google Forms Revitalisasi Kultur Sekolah dalam Pembangunan Karakter Peserta Didik Eksistensi Permainan Tradisional Selodor Pada Era 4.0 di Kota Mataram
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1